webnovel

Mendapatkan sera kembali.

Ini udah hari kedua gue dirumah terus, udah mulai bosan sih tapi ini perintah siapa lagi kalau bukan khristal.  Dia ngelarang gue kekampus lagi karena katanya gw belum pulih. Padahal dia nya aja mah yang lebay. Nah,  sekarang gue berada ditaman belakang rumah dari pada dikamar terus mending gue nyari udara ditaman belakang. 

"huh.., gue sebenarnya jahat ga sih sama lo khris? Sifat gue ini yang bikin gue kesel sendiri marah sesuka hatinya. Huft.., semoga lo masih betah bersahabat sama gue ya khris.." ucap gue berbicara sendiri.

"emm, kenapa lo juga masih aja mau bantu gue buat dapatin sera setelah semua tuduhan gue ke lo bahkan semua kata kasar ke lo khris? Apa lo merasa bersalah sama gue dengan janji lo dulu sebelum kita nikah?  Atau karena lo ga mau gue marah sama lo lagi khris?"

"gimana pun, gue tetap berterima kasih ke lo khris udah mau bantu gue dapatkan sera lagi, dan setelah semua selesai lo bisa mencari kebahagian khris.  Lo juga berhak bahagia khris."

****

Ting nong..ting..nong..!!

Ceklek..!!

"ehhkh.., ser plis jangan tutup pintunya.." ucap gue sambil nahan pintu. Ya gue sekarang berada dirumah sera. Ternyata dia juga ga kampus hari ini. Seperti rencana gue semalam kalau sera ga kampus gue akan kerumahnya.

"apaan sih lo, awas tangan lo.." ucap sera.

"sera, pliss dengerin gue ngomong dulu. Cuma sebentar doank kok? " ucap gue terus memohon. Sakit kan jadi gue, istri yang memohon sama pacar suami.

"ga ada yang perlu diomongin lagi.." masih dengan bersikerasnya.

"dirles sakit sera, dia kecelakaan dimana setelah kita bertemu diperpus kemarin. Pliss dengerin gue dulu sera.." ucap gue lebih memohon dengan wajah memelas gue. Dan sera pun diam ga meronta lagi.

"ser, plis..dengerin gue dulu ya." ucap gue sambil megang tangannya. Dia pun akhirnya mengangguk.

"ok, ayo masuk.." balas nya dan kita pun masuk kerumahnya.

"hem, sekarang apa yang mau lo jelasin sekarang?" katanya dingin.

"sera, pertama gue mau nanya ke lo,  kenapa lo berpikir kita menikah hem?" ucap gue hati-hati. Sebenarnya sih gue udah tau tapi gue mau denger langsung dari dia.

"oh, itu..karena gue melihat dengan mata kepala gue sendiri dihandphone julia dimana lo dan dia ada disatu rumah yang sama kondisi malam pula. Bukan hanya itu aja..,bahkan  kalian saling memeluk,  dia gendong lo,  woahhh,, romantis banget kan kalian?  dan apa lagi kalau bukan menikah dengan adegan seintim itu. Katanya cuma teman. Halah.. kagak percaya" jelas nya.

"huft.., baik lah sera, gue akan jelasin ke lo ya. Sebenarnya gue dan dirles sahabat bahkan kami sudah bersama sejak kecil. Dan kami memang bersahabat sampai sekarang. Memang kami satu rumah, tapi untuk sementara karena kita masih kuliah.  Setelah kami selesai kuliah kita akan berpisah, gue kembali kekampung halaman sera. Dibagian masalah peluk dan gendong itu cuma karena tantangan. Kemarin josh, james dan julia datang kerumah dan kami main games. Itu aja kok sera ga ada maksud yang aneh-aneh." ucap menjelaskan ke dia.

"lo mau cari pembelaan diri lagi?  Persis banget lo sama dia." ejeknya.

"sera..., gue bukan cari pembelaan tapi memang ini kebenarannya."

"trus kenapa kalian bisa satu rumah? Bisa jawab ga lo?" ucapnya agak jutek.

"huh, kenapa kami satu rumah?  Karena gue..karena gue..." tetiba ucapan gue berhenti. Gue jadi teringat mendiang mami dan papi. Kepergian mereka salah satu ngebuat gue menikah dan tinggal serumah dengan dirles. Mata gue berlinang mengingat kepergian mereka dan luka yang gw alami sekarang.

"karena gue apa? Ga bisa jawab lo kan?huh.." ucapan dia menyadar gue dari termenung barusan.

"huh.., gue satu rumah sama dia karena gue udah ga punya siapa-siapa lagi ser, selain dirles dan orang tuanya. Cuma mereka yang ngerawat gw sampai sekarang setelah orang tua gue pergi untuk selamanya sera.." balas gue dengan air mata yang udah jatuh. Dan ucapan gue akhirnya membungkam dia. Syok mungkin.?

"khris.." lirihnya.

"orang tua dirles yang meminta ga buat tinggal sementara sama dirles sampai kita selesai kuliah. Orang tua dirles berada diluar kota. Jadi gue yang urus dirles selama kita masih satu rumah. Gue melakukan ini karena gue mau balas kebaikan mereka ser..."

"khris.." gue lihat dia juga mengeluarkan air mata.

"sera, tolong maafin dirles, dia dari awal ga jelasin ke lo karena dia ga mau lo salah paham sama dia. Dan sekarang lo udah tau semuanya kan." dan dia pun masih bungkam.

"sera, mau kan lo maafin dirles? Karena disini bukan cuma lo aja yang terluka, tapi dirles juga terluka." ucap gue. "dan hati gue lebih terluka sera.." lanjut gue dalam hati

"lo bilang bukan cuma gue dan dirles yang terluka? Gimana dengan lo khris? Apa lo ga terluka?" Deg!!  Ucapannya bikin gue kaget.

"huh, gue ga kenapa-kenapa kok sera, gue ga terluka kok..." gue berusaha biasa aja.

"kalau begitu, kenapa lo sampai datangi gue buat jelasin semua ini? Kenapa lo berusaha meyakinkan gue?  Kenapa lo berusaha supaya gue maafin dia?  Bahkan berusaha buat gue kembali sama dia? Dan bahkan sampai lo menagis. Kenapa khris?"

Ya Tuhan, ucapannya buat gue ingin berteriak menangis, menangis sambil mengatakan karena gue sayang dan cinta sama dirles suami gue yang sebentar lagi jadi milik lo selamanya. Andai lo tau itu sera. Ingin sekali gue mengatakan sama dia. 

"hehehe, gue tadi menangis karena teringat mendiang orang tua gue dan mengingat kebaikan keluarga dirles ke gue. Mengenai dirles, Karena dia sahabat terbaik yang gue punya. Dia yang selalu ada buat gue dan sekarang gue yang mau ada buat dia. Dia yang ga mau liat gue sedih dan sekarang gue yang ga mau lihat dia sedih, gue hanya bantu dia sera." gw mencoba senyum tepatnya senyum terluka.

Drappp....!!

"maafin gue khris, maafin gue yang udah salah paham sama kalian.. Hiks.. Hiks..., maafin gue yang udah mengingatkan lo sama mendiang orang tua lo sampai lo jadi menangis kayak tadi." ucap sera meluk gue. Dan pun mengangguk sambil membalas pelukannya, percayalah meski terus-terusan gue hapus air mata gue namun air mata semakin kencang mengalir. Dan gue pun melepaskan pelukannya.

"huft, iya gapapa kok sera. Lagian lo ga salah kok. Kan lo ga tau kebenarannya. Yang penting lo sekarang udah tau kan?" dia pun mengangguk senang.

"nah gitu donk sera, kembali senyum kan makin manis euhh, dan babang dirles makin unch..unch..deh sama kaka sera." ucap gue becanda buat mencairkan suasana.

"hahahah, lo ini ada-ada aja.  Beruntung banget sih dirles punya sahabat kayak lo khris.." puji dia.

"wopppsss...pasti donk! hahaha." ucap gue dengan sombongnya.

"hahahahhhaha." tertawa kami bersama. 

"dir, gue berhasil mendapatkan sera kembali. Tinggal lo nya aja melanjutkan dan mempertahankan dia lagi, semoga lo bahagia denger kabar ini ya sayang.. " ucap gue sedih dalam hati.

"hemmm, sera. Gimana hari ini lo ikut kerumah kita yok..? Ajak gue ke dia.

"hah? Sekarang khris? Aduh..besok aja deh ya. Malah mata gue sembab lagi.  Lagi ga cantik gue sekarang. Heheh.." gue cuma membolakbalik kan mata gue saking alaynya dia.

"ya iya lah harus sekarang donk!  Katanya cinta. Kok tunggu besok sih..., apa lo bilang ga cantik? Dimata dirles lo mah selalu cantik walaupun berantakan, hahah.." ejek gue.

"isshh, lo mah khris." ngambeknya.

"hahaha, ayo lah ser, sekalian ini biar surprise sama dia lo. Dia pasti seneng banget ga nyangka pujaan hatinya datang kembali sama dia." ucap gue dengan gaya dramatisnya.

"uhhhm, yaudah deh. Bener juga kata lo. Ayok...." dan kami pun berangkat menuju rumah. Dan gue bener-bener ingin kasih kejutan buat suami gue. Dan tetaplah tersenyum khristwl lo pasti bisa....

12/06/19

Próximo capítulo