Revan segera dilarikan ke rumah sakit oleh orang-orang yang berada di sekitar kejadian. iya Revan mengalami kecelakaan tunggal,mobil Revan menghantam pembatas jalan, yang menyebabkan bagian depan mobilnya ringsek,
Revan tak sadarkan diri. ada luka sobek dipelipis karena benturan. beruntung nya nyawanya masih bisa diselamatkan. Polisi mengawal sampai ke rumah sakit. Polisi segera mencari no.kontak keluarga yang bisa dihubungi. melihat kontak terakhir yang dihubungi Revan "ISTRIKU ALMIRA". polisi pun segera menghubungi istri Revan yaitu Almira.
********
"Kamu kenapa Al? kenapa dari tadi murung?seperti ada yang kamu pikirkan?" tanya Alvin yang sedang mengemudi dengan tujuan kembali kekantornya.
"ga tahu Vin, aku tiba-tiba ngerasa kepikiran aja sama mas Revan"
"Oh.. kamu ga telpon dia?"Alvin melirik Almira sekilas dan menahan rasa cemburu di hatinya. iya dia cemburu karena Almira begitu perhatian pada Revan.
"nanti aja kalo udah sampai di kantor Vin"
"oh ya sudah... emm Al, kamu cinta banget sama Revan ya?"
"iyalah Vin dia kan suamiku. bagaimanapun dia yang Allah takdirkan untuk menikahiku, jadi pasti ada kebaikan yang Allah akan kasih untukku dengan aku tulus mencintainya."
Merasa handphonenya bergetar, Almira segera mengangkat telpon dari Revan. iya nama yang tertera adalah nama Revan
📞 "Assalamualaikum mas"
"Wa'alaikumsalam.. maaf apa benar ini no.nya ibu Almira?" merasa suara yang ia dengar bukan suara Revan membuat Almira cemas.
"iya betul ada apa ya pak?koq hp suami saya bisa ada di bapak?"
"bu Almira tolong datang ke rumah sakit mitra keluarga di bekasi. Pak Revan tadi mengalami kecelakaan dan sekarang sedang di tangani di ICU"
"Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. bagaimana kondisi suami saya Pak?"
" sekarang dokter yang menangani belum keluar bu. jadi kami belum dapat memastikan bagaimana kondisi Pak Revan"
"Baik Terimakasih Pak, saya akan segera ke sana."
****
"Ada apa Al?"
"Vin tolong antarkan aku ke rumah sakit mitra keluarga. Mas Revan kecelakaan." Almira menangis tak bisa membayangkan apa yang terjadi pada suaminya. Alvin segera melajukan mobilnya ke rumah sakit yang dimaksud Almira. sepanjang jalan Alvin sesekali melihat ke arah Almira yang masih berlinangan air mata.
setelah kira-kira 20menit perjalanan, tibalah mereka di Rumah Sakit Mitra Keluarga.Almira berlari tanpa menghiraukan Alvin. Almira segera menemui resepsionis dan menanyakan pasien atas nama Revano Adi Wijaya. resepsionis pun memberitahukan letak ICU dimana Revan di rawat saat ini.
Almira berjalan setengah berlari, diikuti Alvin yang berada di belakangnya. di depan ICU sudah ada polisi yang menjaga.
"Anda bu Almira?" tanya seorang polisi pada Almira.
"iya pak betul.bagaimana suami saya Pak?" Lagi-lagi Almira tidak bisa menahan butiran bening dari kedua matanya.dia cemas sekali dengan keadaan Revan.
"kita tunggu dokter keluar ya bu."
Beberapa saat kemudian Dokter keluar
"keluarga Bapak Revan?"
"saya dok," Almira segera menghampiri Dokter muda itu.
"bagaimana keadaan suami saya dok?"
"suami ibu tidak apa-apa hanya ada luka sobek dipelipisnya akibay benturan dan luka memar. hasil CT SCAN nya akan keluar besok pagi bu.ibu boleh menemui Pak Revan setelah nanti dipindahkan ke ruang rawat inap."
"Terimakasih Dok" Almira sedikit lega dengan pernyataan dokter barusan.
"Vin,kamu pulanglah dulu ke kantor , ga enak kalau kamu kelamaan di luar.nanti pada berfikiran yang tidak-tidak sama kita".
"ga apa-apa Al. aku temenin kamu sampai Revan siuman."
"Terserah kamu sajalah"
Revan telah dipindahkan ke ruang rawat inap. dan 1jam kemudian dia sudah mulai siuman.
"kamu ngapain disini Al?" ucap Revan dengan acuh.
"mas,koq mas ngomong gitu? tadi polisi pemberitahuan kalau mas kecelakaan. aku khawatir sama keadaan mas."
Tiba-tiba pandangan Revan beralih kearah Alvin yang masih berdiri. pandangan mereka bertemu.
"kenapa kalian bisa berdua?"
"Alvin atasanku di kantor mas. tadi kami habis dari acara launching perumahan baru proyek Sakinah Property. "
"lalu kenapa waktu aku telpon tadi ,kamu ga bilang kalau kamu jalan sama laki-laki? sebenarnya aku lihat kalian tadi waktu makan. aku cuma ngecek kamu jujur sama aku ga. dan ternyata.." Revan memalingkan wajahnya dari Almira.
Almira yang sadar bahwa dirinya telah keliru , berusaha menenangkan suaminya dengan menggenggam tangan suaminya namun ditepis oleh Revan.
"Aku ga bermaksud bohong mas. aku cuma takut kamu salah paham kalau aku bilang lagi jalan sama Atasanku.aku ga ada hubungan apa-apa sama Pak Alvin.kamu bisa tanya langsung sama dia"
Revan bergeming , enggan menanggapi pernyataan Almira.
Alvin tidak tega melihat Almira bercucuran airmata. ia mendekati mereka. mungkin penjelasannya akan bisa menenangkan Revan. Dia bukan laki-laki yang bisa saja memanfaatkan keadaan seperti ini untuk mendapatkan Almira. Dia yakin Almira akan sangat membencinya kalau Alvin melakukan hal itu.
"Van, maaf saya jadi ikut campur sama masalah kalian. Almira adalah karyawan saya. dan saya tidak ada hubungan apa-apa sama dia selain untuk urusan kantor. baru 2hari ini saya menjadikan dia sekretaris saya. karena saya tidak nyaman dengan sekretaris saya yang lama yang sering menggoda saya. saya pikir Almira bisa menggantikan sekretaris lama saya. saya pikir dia yang sudah bersuami bisa menjaga jarak sama saya. kita juga sudah lama kenal waktu kuliah dan Almira bukan tipe wanita yang suka menggoda laki-laki. itulah kenapa saya memilih dia menjadi sekretaris saya. saya harap kamu tidak salah paham dengan hubungan kami. karena kami memang hanya sebatas atasan dan karyawan saja.tidak lebih. tolong jangan marah sama Almira. dia wanita yang baik dan dia akan menjaga kehormatan suaminya." Alvin menatap Almira sekilas, tak tega rasanya melihat wanita itu menangis.
"saya pulang duluan. mungkin kalian butuh bicara berdua. Revan, tolong selesaikan dengan kepala dingin. dan pikirkan apa yang sudah saya sampaikan tadi. permisi. Assalamualaikum" Alvin melangkah keluar dari ruang rawat Revan.
"Waalaikumsalam" ucap Almira. sedangkan Revan hanya diam tak menanggapi.
"mas, jangan marah sama aku ya. aku tahu aku salah mas. aku udah ga jujur sama kamu. kalau kamu keberatan aku kerja ditempat Alvin, setelah 3bulan nanti aku akan keluar mas. tapi tolong jangan marah sama aku lagi" ucap Almira dengan tatapan memohon.
Revan yang sudah tahu semuanya dari Alvin rasanya tak ada alasan lagi untuk marah dengan Almira. dia menatap Almira dan menangkup wajah Almira dengan kedua telapak tangannya yang sebelahnya masih terpasang selang infus.
"Maaf mas tadi udah kasar sama kamu Al. mas percaya sama kamu. mas yakin kamu tidak akan menghianati mas.lainkali tolong jujur pada mas apapun yang kamu lakukan.tidak perlu ada yang disembunyikan.
"iya mas.makasih mas sudah percaya sama aku"
"mas mau makan?" Revan mengangguk, mereka melewati malam dirumah sakit. Almira harus membeli baju ganti karena lokasi rumah sakit yang jauh dari rumahnya. dia juga sungkan meminta tolong Fajri kakaknya untuk datang membawakan baju ganti.
pagi harinya setelah membersihkan diri dan sarapan, dokter datang untuk mengecek kondisi Revan dan menyampaikan hasil CT SCAN kemaren.
"Pagi pak Revan. bagaimana kondisi anda pagi ini?
"Alhamdulillah sedikit membaik Dok,tapi masih ada rasa nyeri".
"maaf apa saya bisa bicara berdua dengan pak Revan?" Almira yang menyadari hal itu merasa dirinya harus pergi meninggalkan mereka berdua.
" Saya permisi dulu Dok"
"mas, aku tunggu diluar ya" Revan mengangguk. dan Almira pun keluar dari ruangan itu.
"Begini Pak Revan ada hal serius yang harus saya sampaikan pada Bapak. dan mungkin bapak akan kaget mendengar hal ini."
" Ada apa dok?"
"Begini ......." dokter mulai menjelaskan dengan rinci hasil CT SCAN Revan.
"Apa??? apa tidak salah dok.?
"tidak pak mungkin karena benturan yang keras. secara fisik mungkin tidak kelihatan. tapi itu terjadi didalam."
"apa tidak ada tindakan Dok?
"belum ada Pak Revan. semoga Bapak sabar menghadapi ini."
sepeninggal Dokter itu, Almira melangkah masuk dan mendapati suaminya yang sedang murung. apa yang terjadi? pikirnya.
"mas, kenapa? dokter bilang apa tadi?kenapa mas terlihat sedih?".
"ga papa Al" Almira nampak tidak puas dengan jawaban Revan. sepertinya memang ada hal serius yang tadi dikatakan dokter.tapi Almira tidak akan mendesak suaminya untuk bicara.
*******
Apa ya yang dikatakan dokter sama Revan sampai Revan segitu sedihnya.
masih mau lanjut apa end sampai disini nih???
jangan lupa vote dan comment ya kakak-kakak Reader.