webnovel

The rain

Semuanya sedang kesusahan, sementara itu, di bawah naungan pohon sakura biru,

"Teman-teman tak kunjung kembali... padahal hari sudah mulai sore." Kata Asuka cemas.

"Mereka semua sedang berperang." Jawab Alicia.

"Tapi, apakah mereka baik-baik saja? Kita tidak tahu itu. Andaikan kita memiliki sihir yang bisa mengetahui keadaan teman-teman sekarang." Kata Asuka kecewa.

Tiba-tiba, Luciana, yang tadinya hanya berdiam diri, berjalan ke arah Alicia dan Asuka.

"Ada sesuatu yang bisa kulakukan." Kata Luciana.

Asuka terkejut. Karena biasanya Luciana hanya berdiam diri saja. Mereka juga tidak tahu sihir apa yang Luciana miliki.

"Apa itu, Luciana?" Tanya Asuka.

"Biarkanlah aku keluar dari bawah naungan ini." Kata Luciana sambil pergi keluar dari bawah naungan pohon sakura biru itu.

"Luciana! Tunggu!" Kata Alicia mengejar Luciana.

"Eh? A-alicia!" Kejut Asuka sambil mengikutinya dari belakang.

Luciana sampai di luar naungan pohon sakura biru itu. Ia memegang payung yang selalu ia bawa kemana-mana.

Alicia dan Asuka melihat Luciana yang mulai membuka payungnya itu.

"Apa yang sedang ia lakukan?" Tanya Alicia.

"Aku juga tidak tahu." Jawab Asuka.

Luciana mengangkat payung itu di atas kepalanya dengan kedua tangannya. Ia mengangkatnya setinggi-tingginya.

"Seasonal magic, heal, defend, recover stamina rain." Kata Luciana lembut.

Lalu Luciana menutup payung itu di atas kepalanya.

"Mengapa ia menutupnya?" Tanya Alicia penasaran.

Sebuah cahaya berwarna biru meluncur dari ujung atas payung itu ke langit. Seketika itu juga, langit menjadi sedikit gelap, tetapi awan gelap itu bukan berwarna hitam atau abu-abu, tetapi berwarna biru laut dengan sedikit pancaran cahaya biru.

Hujan pun turun.

"Hanya ini yang bisa aku lakukan." Kata Luciana pada Alicia dan Asuka.

"Apa itu?" Tanya Alicia.

"Ini adalah sihir hujan. Tetapi sedikit dimodifikasi." Kata Luciana.

Asuka dan Alicia tidak memahami perkataan Luciana itu.

Tetapi, hujan itu menghujani seluruh kota.

"Ah? Hujan? Aku bisa melemah!" Pikir Alvina yang sibuk untuk menjaga agar kulitnya dan tulangnya tidak terlepas atau patah.

Tetapi kulit Alvina yang mengelupas tadi, kembali seperti semula.

"Apa? Aneh sekali? Aku merasa lebih... kuat?" Kejut Alvina.

"Huh... apa ini?" Kejut Junko.

"Rasanya.. aku membaik." Kata Junko.

Junko mulai berdiri tegak. Ia membuat cambuk darah lagi.

"Siapapun itu, terimakasih." Pikir Junko sambil tersenyum.

"Hujan?" Kejut Amiko.

"Ini hujan sihir!" Kata Aerum.

"Guk!" Gonggongan Yui mulai kembali bersemangat lagi, tidak seperti sebelumnya yang terdengar lemas.

"Aku merasa baikan." Kata Amiko.

"Aku juga." Kata Aerum.

"Huh.. hujan?" Kejut Denzel.

"Sebentar! Staminaku kembali seperti semula, bahkan lebih dari biasanya!" Kejut Denzel.

"Apa ini?" Kejut Denzel.

"Hujan?" Kejut Name.

"Hm.. ini adalah hujan sihir milik temanmu." Kata Shinoka.

"Apa efeknya?" Tanya Name penasaran.

"Aku tidak tahu, karena aku tidak merasakannya." Kata Shinoka.

"Hiyaaa! Hujaaan!" Jerit Kurosa panik.

"Eh? Aku merasa baikan?" Kejut Kurosa.

"AKU TIDAK LAPAR LAGI! INI HEBAT! HEBAT!" Teriak Kurosa.

"Tapi, Luciana, jika kau berikan sihir hujan tadi, apakah itu akan berefek pada musuh?" Tanya Alicia.

"Tidak. Aku boleh memilih. Aku ingin memberikan efek itu pada teman, atau musuh. Itu terserah aku. Hujan juga bisa memberi damage." Kata Luciana lembut.

"Begitu.. sihirmu memang hebat!" Kata Asuka.

Próximo capítulo