Saat ms. Sheva pergi dari asrama itu.
"YEEEESH! AKHIRNYA TIDAK TERANCAM MATI LAGI!!" Teriak Alvina.
"BODOH! KAU YANG MEMBUAT ANCAMAN MATI!" Balas Alfred.
"APA?!" Teriak Alvina.
"YA BENAR!" Teriak Alfred.
"ALFREEED! SEJAK DARI AWAL MEMANG SEHARUSNYA KITA PISAH KELAS!" Teriak Alvina yang mulai mengepalkan tangannya ke arah Alfred.
"KAU SAJA YANG PINDAH!" Balas Alfred.
"HOI! KALIAN!" Teriak Rheinalth sambil membekukan mereka berdua.
"Kalian ini.. jangan bertengkar di sini.." kata Rheinalth.
"Ah... ms. Sheva pergi, dia kerja apa ya?" Tanya Kurosa.
"Aku tidak tahu.. m.. entah kau membuat muka senang atau sedih.." kata Yukina saat melihat Kurosa.
"Besok hari terakhir kita!" Kata Shana.
"Benar.. aku mungkin akan rindu.." kata Karen.
"Yah.. disini memang enak." Kata Leon.
"Ya, Leon, semenjak kau melihat dia.. hihi!" Kata Shana.
"H-hooi.." kata Leon tersipu-sipu.
"Ya, mungkin besok adalah hari terakhir kita.." kata Yukina sambil tersenyum hangat.
"Yukina, senang bisa bertemu denganmu lagi." Kata Karen sambil tersenyum hangat.
"Karen, ini untukmu." Kata Yukina sambil menyerahkan sebuah buku.
Karen melihat buku itu.
"Mungkin ini tidak seberapa... tetapi, semoga kau menyukainya." Kata Yukina.
Karen membuka halaman pertama.
Karen pun tersenyum.
"Aku sangat menyukainya, Yukina!" Kata Karen.
Yukina pun terkejut dengan rasa senang.
"Terima kasih.." kata Karen.
Yukina pun tersenyum gembira sambil berkata,
"Syukurlah kau menyukainya."
"Ah.. ini Shana, mochi khusus untukmu." Kata Nera sambil memberikannya sepiring mochi.
"WAAAH! Kue kecil!" Kata Shana girang.
"Ini adalah mochi." Kata Nera.
Shana segera memakan kue mochi itu.
"Enak sekali!" Kata Shana.
Lalu Shana membagikannya pada teman-temannya.
"Meskipun itu untuknya, dan dia sangat menyukainya, tetapi ia tetap mau berbagi dengan yang lainnya." Pikir Nera sambil tersenyum.
"Dia murah hati." Pikir Nera.
"DENZEEEL~" Jerit seseorang yang sudah tidak asing lagi bagi kita, Junko.
"JUNKOO?!" Kejut Denzel.
Junko segera berlari ke arah Denzel.
"DENZEEEL! AKU RINDUU!" Teriak Junko.
"PADAHAL KITA BARU BERTEMU KEMARIN!" Balas Denzel.
Junko memeluk Denzel dengan erat.
"WAAAA~~" Jerit Junko.
"H-HENTIKAN!" Teriak Denzel.
"Guk! Guk!"
"Yuii! Kau sedang apa?" Tanya Kurosa.
"Guk! Guk!"
"Yui, daritadi kau melihat ke arah jendela.." kata Kurosa sambil melihat ke arah jendela.
"Guk!"
Pemandangan malam itu lumayan indah.
"Yah, indah.." kata Kurosa.
Yui melihat ke arah Kurosa seolah ia memahami perkataan Kurosa. Yui mengibas-ngibaskan ekornya yang berbulu itu.
"Bintang tidak akan terlihat indah jika hanya satu di langit malam. Bintang akan terlihat indah jika ada banyak. Setiap bintang memancarkan sinar yang berbeda-beda, ada yang berwarna putih, ada yang sedikit kemerahan, ada juga yang redup. Ukurannya pun berbeda-beda, ada yang kecil dan ada yang besar." Kata Kurosa.
"Guk! Guk!"
"Bintang-bintang itu seperti kita. Jika kita sendirian, maka tidak akan terlalu indah. Jika kita berteman dengan orang-orang yang berbeda-beda, maka bisa memperindah kehidupan kita." Kata Kurosa.
"Guk!"
"Tetapi, bukan berarti kita boleh merendahkan yang bersinar redup atau yang kecil. Jika tanpa mereka pun, maka akan sedikit membosankan. Misalkan, jika bintang semuanya bercahaya terang dan berukuran sama, maka akan terlihat sedikit aneh kan?" Tanya Kurosa.
"Guk!"
"Benar. Kita tidak boleh pandang bulu. Setiap orang ada kegunaannya." Kata Kurosa.