webnovel

CHAPTER 3

Seul Gi menatap laki-laki didepannya dengan tatapan aneh. Mereka baru saja kenal, baru saja mengobrol. Bahkan mereka tidak kenalan dengan cara yang pantas dan sekarang Seul Gi mendengar kata 'pasangan'.

"Maaf. Kita baru saja kenal, akan kasar bagiku untuk menolakmu", kata Seul Gi dengan tidak enak hati sehingga suaranya terdengar lemah.

Jimin tersenyum, "Baiklah. Sebaiknya kau fikirkan lagi. Ini peluang yang baik. Kau tidak akan menyesal. Aku bukan pasangan yang payah. Fikirkanlah", Jimin berdiri dan pergi meninggalkan Seul Gi tanpa menoleh lagi.

"hah", Seul Gi menarik nafas, "apa maksudnya? peluang yang baik? tidak akan menyesal? bukan pasangan yang payah", Seul Gi merasa kesal dengan ucapan-ucapan sombong Jimin, "memangnya dia siapa? apa karena kita bertemu semalam, dia fikir aku wanita murahan? hah dia ternyata sama saja dengan yang lain".

Selera makan Seul Gi semakin hilang. Ia melempar susunya yang masih penuh ke tempat sampah. Ia tidak sudi meminum minuman dari cowok kurang ajar sepertinya. Ia tidak akan mau menerima anak baru itu sebagai kekasihnya.

Kang Seul Gi atau biasa dipanggil Seul Gi memang terkenal disekolah ini. Bukan karena cantik atau apapun. Tapi karena rumor yang beredar. Semua anak-anak sekolah ini berfikir memang ia penari striptis padahal mereka sama sekali belum pernah melihat penampilan Seul Gi.

Seul Gi sering mendapatkan perlakuan tidak pantas di sekolah dari laki-laki. Semenjak Nam Joon menaksirnya, ia pun sedikit lega namun ia semakin tidak nyaman karena Nam Joon selalu membuatnya tidak enak hati. Walaupun Nam Joon terlihat bodoh dimata Seul Gi, tapi Nam Joon terkenal sebagai cowok terkuat di sekolah ini sehinggs tidak ada yang berani menyentuhnya. Itu pula yang membuat laki-laki segan dengan Seul Gi karena tidak mau berurusan dengan Nam Joon.

Perempuan-perempuan di sekolah pun tidak ada yang mau dekat dengan Seul Gi. Tapi itu bukanlah hal yang dipusingkan oleh Seul Gi. Ia tidak peduli akan hal itu. Yang ia pedulikan hanya hidupnya sendiri karena sudah banyak beban dipundaknya. Ia tidak mau semakin kesulitan hanya karena memikirkan tentang persahabatan atau apapun itu. Ia juga tidak punya waktu untuk bermain-main.

Seul Gi menutupi semuanya dengan sikap cueknya. Ia tidak peduli bagaimana orang menatapnya namun kali ini ia merasa sedikit gelisah karena akhirnya ada satu orang yang melihat perfomancenya. Ia tidak bisa menerka bagaimana pendapat anak baru itu. Apa Seul Gi terlihat seperti penati striptis atau hanya sexy dancer.

Setelah selesai sekolah Seul Gi membantu ibunya untuk mengantarkan makanan. Ibu Seul Gi adalah penjual ayam goreng korea. Ia dengan sepeda motornya berkeliling menyusuri jalanan. Mengetuk pintu dari rumah satu ke rumah yang lainnya.

Pesan antar makanan memang selalu menjadi pilihan utama bagi orang-orang korea. Seul Gi memiliki dua orang adik yang masih SMP dan SD sehingga hanya dialah harapan ibunya untuk membantu perekonomian mereka.

Ayah Seul Gi pergi saat mereka sudah bangkrut. Ayahnya meninggalkan mereka tanpa pamit. Walau Ibu masih suka merindukan Ayah diam-diam, Seul Gi selalu melarang sang ibu untuk menyebut nama lelaki itu dirumah mereka.

Seul Gi selalu berharap untuk tidak pernah bertemu dengan lelaki pengecut seperti Ayahnya. Ia tidak akan membiarkan ibunya bersedih hati lagi.

❤❤❤

Jimin sedang duduk dikursi belajarnya. Ia sedang berfikir bahwa ia harus tetap melanjutkan hobinya yaitu menari. Ia tidak boleh berhenti hanya karena keterbatasan fasilitas. Besok, ia harus menemukan tempat dimana ia bisa berlatih tanpa harus membuang-buang uang karena sekarang uang sakunya dibatasi.

Ia sudah memiliki seorang kandidat untuk menjadi partnernya yaitu Kang Seul Gi. Jimin masih ingat jelas bagaimana Seul Gi menari dengan indah dan alami. Bagaimana ekspresi wajahnya meluluhkan mata setiap penonton.

Bagaimana matanya berbicara mengenai arti dari gerakannya. Semakin Jimin berfikir, semakin ia bersemangat. Ia tidak hanya diam hanya karena diperintah. Bagaimanapun caranya, ia akan melanjutkan hobi dan mimpinya. Tidak peduli seberapa ambruknya sekolah itu.

❤❤❤

Saat Jimin masuk kedalam kelas tatapan matanya langsung melihat ke arah Seul Gi yang sedang asyik bergoyang dengan ear phonenya menyangkut ditelinga.

Jimin melepas ear phone Seul Gi sebelah dan menatap Seul Gi lekat-lekat.

"Kapan kau akan memberikan jawaban. Aku menunggu", bisik Jimin.

Seul Gi sadar bahwa mereka berdua menjadi tontonan anak-anak satu kelas yang langsung menghentikan aktifitasnya.

"Hei hei hei, minggir kau", Kata Nam Joon sembari menarik lengan Jimin.

Jimin dengan cepat melepaskan tangan Nam Joon. Seul Gi hanya diam, ia bingung. Ia pun lupa akan hal kemarin dan berfikir Jimin hanya gila.

"ku tunggu kau nanti saat jam istirahat Kang Seul Gi", Jimin berlalu tanpa melihat Nam Joon yang memasang wajah sangat marah melihat perempuannya didekati seperti tadi.

Seul Gi melempar tatapan sinis ke Nam Joon saat cowok itu mau menghampiri Jimin namun ia menuruti Seul Gi.

Sekarang Seul Gi tidak bisa menoleh ke belakang karena takut bertemu tatap lagi dengan Jimin. Sehingga selama pelajaran berlangsung, lehernya sangat pegal dan nyeri.

Seul Gi berfikir keras, apa yang harus ia jawab. Boleh diakui memang Jimin sangat tampan tapi Seul Gi tidak mengutamakan penampilan. Nam Joon juga sejujurnya tampan dan juga sangat perhatian tapi hati Seul Gi tidak bergetar. Apalagi Jimin, mereka belum kenal. Seul Gi bisa saja cuek tapi mengingat Jimin adalah saksi pertama mengenai pekerjaannya membuat Seul Gi tidak bisa menghempasnya seperti Nam Joon.

Belum waktu istirahat namun Seul Gi sudah meminta izin untuk keluar kelas untuk menghindari Jimin. Ia tidaj sadar bahwa Jimin mengikutinya tanpa izin dengan guru karena Jimin tau guru itupun tidak peduli dengan kehadiran muridnya dikelas.

"Hei Kang Seul Gi", panggil Jimin dari arah belakang Seul Gi jalan.

Seul Gi menghentikan langkahnya dan berbalik dengan berat, "apa?".

"bagaimana? apa kau sudah memikirkan hal itu?".

Seul Gi berjengit, "apa sih yang kau lihat dariku? kita baru saja bertemu".

Jimin berfikir, "kau sexy dan aku suka ekspresi wajahmu", ujarnya dengan mudah dengan ekspresi yang tidak bisa ditebak oleh Seul Gi.

"hei, jaga ucapanmu".

"kenapa? bukannya itu adalah pujian untukmu?".

Semakin Seul Gi berbicara dengan lelaki ini, darah Seul Gi semakin mendidih dengam caranya berbicara dan ekspresi wajahnya yang dingin. Seul Gi sudah tidak tahan lagi.

"Maaf ya anak baru, Park Ji Min, Park Chi Min, atau siapapun kau, kita baru saja bertemu, bahkan kita belum berkenalan. Aku bukan tipe perempuan yang ada difikiranmu hanya karena pekerjaanku. Dan aku tidak akan peduli apa kau akan bicara dengan siswa lain atau tidak. Yang jelas, aku tidak bisa menjadi pacarmu. Karena aku bukan wanita gampangan seperti itu", Seul Gi berbicara tanpa helaan nafas dan sekarang ia merasa lega.

Jimin terpaku saat mencerna omongan Seul Gi. Ia memegang kepalanya, ternyata wanita itu salah sangka, ia terkekeh namun Seul Gi malah berbalik dan mempercepat langkahnya. Ia benar-benar tidak habis fikir.

Jimin mengejarnya, "hei Kang Seul Gi, dengar dulu!", panggil Jimin tapi Seul Gi tetap melangkah.

Jimin berlari sedikit dan menghadang Seul Gi. Perempuan itu berhenti dan tidak mau menatapnya.

"hei hei, tatap aku. Aku tidak suka saat bicara dengan orang yang tidak menatapku".

"apa? apa? apa?", Seul Gi makin kesal.

Jimin terkekeh, "Kau salah faham. Dan kenapa kau mudah sekali salah faham hahaha".

Sebelah alis Seul Gi naik, "apa maksudmu?".

"siapa yang memintamu menjadi pacarku?".

Seul Gi tidak mengerti maksud Jimin, lelaki memang selalu terluka ketika ditolak.

"pasangan maksudku adalah pasangan untuk menari".

Seketika wajah Seul Gi memerah. Ia mendorong badan Jimin dan berlari meninggalkan Jimin yang sekarang tertawa karena ia sadar ternyata Seul Gi salah sangka dari kemarin.

Jimin tidak dapat menahan tawanya saat mengingat ucapan-ucapan Seul Gi. Ia sudah biasa dengan perempuan-perempuan yang tergila-gila padanya tapi baru kali ini ada perempuan bodoh yang salah faham walaupun ia menolak tapi tetap saja Seul Gi terlalu percaya diri. Kali ini Jimin akan membiarkan Seul Gi untuk menenangkan dirinya dari rasa malu.

❤❤❤

Próximo capítulo