webnovel

Buang jauh-jauh perasaan itu,,!!

Yani pergi ke rumah Reyhan tanpa di ketahui oleh kiran saat Kiran sedang asyik bercengkrama dengan orang tuanya di ruang keluarga.

Begitu yani sampai Reyhan sudah menunggunya di samping mobil kiran yang terparkir di halaman rumahnya sambil menikmati sebatang rokok dengan menyenderkan punggungnya ke mobil itu.

"Hay ka Rey,,, maaf sudah ngerepotin ka Rey.Trus mana gaunnya,,?" tanya yani tanpa bertele-tele.

Reyhan menghembuskan asap rokoknya mengenai wajah yani yang membuat yani terbatuk-batuk.

"Uhuk uhuk,,,,Ka Rey apaan sih."Kata yani sambil tangannya menutup hidungnya.

"Ga sengaja yan.Ini gaunnya,sudah sekalian dengan sepatunya."Kata Reyhan mengambil bungkusan paper beg dan memberikan ke yani.

"Berapa semuanya ka Rey?" tanya yani sambil tangannya di masukan ke saku roknya mau mengambil uang.

"900 ribu lebih semua totalnya.Tapi kamu cukup menggantinya 900 ribu saja."Jawab Reyhan masih dengan menikmati rokoknya yang sudah hampir habis sambil terus bersender di samping mobil kiran.

Mata yani melotot tak percaya."Apa ka Rey,,,? yani ga salah dengar kan,,? ko mahal sekali harganya,,? biasa juga yani kalau beli baju pesta di pasar 300 ribu udah dapet dengan sepatu hak tingginya sekalian."Ucap Yani dengan wajah terkejut.

"Astaga yani,,,,,itu kalau di pasar.Aku belinya di butik bukan di pasar."Jelas Reyhan yang sudah membuang puntung rokoknya.

"Ka Rey ma,,,,aku ga punya uang sebanyak itu.Uang yani hanya 300 ribu."Yani mengeluarkan uangnya dari saku roknya.

"Ka Rey ambil ini dulu ya,,,nanti sisanya yani cicil."Kata yani lagi sambil menyodorkan uang berjumlah 300 ribu itu.

Reyhan malah tertawa sambil menegakkan tubuhnya."Aku hanya bercanda yani.Serius amat.Tak usah di ganti."Kata Reyhan sambil tersenyum lucu.

Wajah yani beruba jadi ceria."Makasih ka Rey.Tapi apa benar harganya segitu.

Reyhan mengangguk."Iya,,,,

Yani hanya manggut-manggut sambil melihat paper beg yang berada di tangannya terlihat sedang memikirkan sesuatu.

"Mengapa ka Rey sekarang terlihat begitu baik bilah menyangkut kiran.Dulu saja ka Rey setiap bertemu kiran kerjaannya berantem mulu.Jangan bilang ka Rey mulai menyukainya,,?"Kata yani menatap Reyhan penuh selidik.

Reyhan malah tersenyum tipis mendengarkan perkataan yani yang menurutnya memang benar.Apa memang dia sudah menyukai gadis itu,,?

"Buang jauh-jauh perasaan ka Rey jika itu memang benar.Aku sangat mengenal kiran."Ucap yani memandang Reyhan.

Reyhan yang tadinya tak melihat ke arah yani langsung mengalihkan pandangannya ke yani dengan kening berkerut-kerut.

"Maksud kamu apa yan,,?Emang salah jika aku menyukainya.Apa jangan-jangan kamu yang menyukaiku sehingga melarangku untuk dekat dengan kiran."Kata Reyhan tersenyum menggoda ke arah yani.

"Amit amit deh,,,,biarpun ka Rey tampan seperti artis korea,tapi ka Rey bukan tipe yang yani idamkan.Ke geeran amat sih ka Rey."Jawab yani sambil menjauh dari Reyhan dan duduk di kursi panjang yang berada di depan rumah Reyhan.

Reyhan tertawa terkekeh mendengarkan perkataan yani dan ikut duduk bersama yani.

"Terus mengapa kamu melarangku untuk mendekati kiran?"Kini mata Reyhan memandang kedepan dengan sorot mata yang begitu dingin.

Yani menghela napas dalam-dalam.Jika kiran belum menikah walaupun sekarang suaminya masih hidup atau sudah tiada.yani mungkin akan membantu untuk mendekatkan kiran dan Reyhan.

"Mengapa diam,,,?"kini Reyhan melirik yani yang berada di sampingnya.

"Kiran tak akan menyukai ka Rey."

Reyhan semakin tak mengerti."Apa karna aku pernah jahat ama dia sehingga dia tak akan menyukaiku..?"

"Bukan karna itu ka Rey,,,Tapi karna kiran dia,,,,dia,,,,,"Yani menggantung perkataannya sehingga membuat Reyhan begitu penasaran.

"Dia kenapa,,,?"Tanya Reyhan ingin tahu.

"Kiran udah nikah ka Rey.Dan dia begitu amat sangat mencintai suaminya."Kata yani dengan sekali tarikan napas memandang Reyhan.

Bagaikan terkena sengatan listrik mendengar perkataan yani barusan membuat Reyhan terdiam membeku.

Yani merasa kasihan melihat wajah Reyhan yang terlihat sangat jelas begitu sangat kecewa sehingga dia memili diam.Tapi lebih baik dia mengatakannya sekarang,dari pada nantinya Reyhan akan semakin berharap kepada kiran dan itu akan semakin menyakitkan.

Untuk beberapa saat mereka berdua terdiam sampai akhirnya Reyhan membuka mulutnya.

"Terus,,,mengapa dia berada di kampung ini,,?"Tanya Reyhan yang berusaha menyembunyikan kekecewaannya.

Sekilas yani memandang Reyhan dengan penuh prihatin.

"Dia datang hanya sekedar untuk menghibur diri saja.Suaminya 4 bulan yang lalu mengalami kecelakaan tragis.Dan sampe sekarang belum di temukan.Kiran begitu menderita,dia begitu aangat mencintai suaminya itu."Yani berkata dengan mata berkaca-kaca.

Sedangkan Reyhan sangat terkejut."Apa sampe sekarang tak ada kabar sama sekali mengenai suami kiran..?"Tanya Reyhan tanpa melihat yani.Sebenarnya dia sedang menyembunyikan air matanya yang entah mengapa mengalir begitu saja namun dia tak ingin yani tahu.

Yani menggeleng."Tidak ka,,,,kami tak tahu.Tapi,,,,sebenarnya kami bertemu dengan seseorang yang sangat mirip dengan suaminya kiran.Tapi ternyata orang itu tak mengenali kiran sama sekali.Tapi aku pun sangat yakin itu suaminya karna aku perna bertemu dengan suami kiran bahkan sampai berani menyukainya karna aku tak tahu mereka sudah menikah."Yani menjelaskan ke Reyhan awal mulanya dia bertemu kiran dengan panjang lebar.

Reyhanpun mendengarkan dengan serius."Terus kalian berdua bertemu pria itu di mana,,?"tanya Reyhan ingin tahu.Kini Reyhan sudah melihat ke arah yani.

"Tadi ka Rey,,,di kampung sebelah.Pria yang bersama wanita yang galak itu sampai mendorong kiran terjatuh.Sebenarnya waktu acara di kampung itu,kiran tak sengaja melihat seseorang yang mirip suaminya.Makanya ke esokan paginya kita ingin mencari tahu,dan benar saja pria itu begitu mirip dengan suami kiran tapi tak mengenali kiran yang membuat kiran begitu sangat sedih."Kata yani dengan wajah murung.

Reyhan mengingat kembali wajah pria yang di lihatnya saat menolong Kiran.Pria itu ternyata,pantas saja kiran akan sangat mencintainya,wajahnya saja sudah sepertj dewa yunani yang terpahat begitu sempurna.

😊😊😊😊😊

Próximo capítulo