"I,,,,i,,,itu mas Arjun."Kiran seakan tak yakin dengan apa yang di lihatnya.Air matanya terus mengalir deras.
Pria yang mirip dengan Arjun itu berdiri agak sedikit jauh dari hadapannya.pria itu juga terlihat sedang berbincang dengan seorang wanita yang entah siapa.
"Iya itu mas Arjun,,,,ini bukan mimpi.Mas Arjunku masih hidup."Kata kiran tersenyum di antara tangisannya.Dia menghapus air matanya kemudian segera melangkah ingin mendekati pria itu dengan perasaan bahagia.Namun tiba-tiba saja seseorang tak sengaja menabraknya dengan kuat sehingga membuat dirinya terjatuh ke tanah.
"Awwww,,,,"Kiran meringis merasakan sakit di pan**tnya karna begitu kuat membentur tanah.
Orang itu berlari hingga tak melihat kiran di antara orang-orang yang berada di tempat itu.
"Maafkan aku mba,,,"Kata orang itu sambil berjongkok ingin membantu kiran berdiri.
"Hei kalau jalan itu hati-hati dong.Lihat ini neng ini sampai terjatuh."Kata salah satu ibu-ibu yang juga ingin menolong kiran.
"Iya bu,,,maafkan aku,,,,!! aku sedang terburu-buru."ucap pria yang menabrak kiran dengan sangat menyesal.Kiran sudah berdiri sambil membersihkan tangannya yang kotor kemudian menggosok-gosok pan**tnya yang masih terasa ngilu.
"Sudah tidak apa-apa."ucap kiran.
"Beneran ga pa pa neng..?"Tanya ibu itu memastikan
Kiran mengangguk dengan tersenyum tipis."Iya aku baik-baik saja bu.Dan kamu boleh pergi."Kiran beralih melihat pria itu.
Pria itu yang terlihat masih sangat muda mengangguk dan segera berlari kembali meninggalkan kiran.ibu itu juga sudah pergi.
Kiran baru sadar kalau dia ingin menghampiri orang yang mirip Arjun.Namun begitu melihat ke tempat di mana pria itu berdiri sudah tak melihatnya lagi.Kiran menjadi gelisah sambil mancari-cari keberadaannya namun tetap tak menemukannya.
"Dimana mas Arjun...?Pergi kemana dia..?"Kiran terus mencari di antara kerumunan orang-orang. Air matanya kembali mengalir.Dia sangat takut kehilangan orang itu.
"Di mana kamu mas,,,?"Lirih kiran hingga dia tak mendengar yani terus memanggilnya.
"Kia,,,,Aku penggil-panggil kamu tapi tak dengar."Kata yani yang sudah berdiri di depan kiran. namun kiran masi tak menghiraukan keberadaan yani.Matanya terus mencari.
Yani mengerutkan keningnya memperhatikan kiran yang terlihat gelisa juga terdapat air di pipinya.
"Hei kia,,,,kamu kenapa,,,?"Tanya yani sambil memegang bahu kiran.
Kiran baru tersadar dan memandang yani dengan air mata yang terus mengalir.Yani malah khawatir.
"Kamu kenapa,,,"Tanya yani lagi dengan wajah serius sambil memegang kedua bahu kiran.
"Itu yan,,,,Mas,,,,mas Arjun yan,,,Aku tadi melihat mas Arjun di sini.Dia masi hidup,,,mas Arjunku masi hidup yani."Kata kiran menghapus air matanya seperti anak kecil.
Yani terkejut sambil menatap kiran tak percaya.Dia berpikir kiran mungkin sedang berhalusinasi.
"Kamu tenang kia.Labih baik kita pulang ya..?Kamu harus istirahat."Yani mangajak kiran untuk pulang namun kiran menggeleng dan melepaskan tangan yani yang mau manarik tangannya.
"Engga yan,, aku mau cari mas Arjun dulu.Aku ga bohong,aku sungguh melihatnya barusan."Kata kiran dan kembali lagi mencari keberadaan orang yang mirip Arjun itu.
Kiran berlari pelan di antara orang-orang sementara yani mengejar kiran dan terus memanggil namanya.
"Kia tunggu,,!!"
"Kiran tungguin aku.
"Astaga itu anak,,,Tapi apa benar dia melihat mas Arjun..?Kalau itu benar sungguh,,,,,akupun akan merasa bahagia."Gumam Yani yang terus mengikuti kiran dari belakang.
Kiran tak dapat menemukan orang itu bahkan kini dia sudah berada di pintu keluar dari lapangan.
"Di mana kamu mas,,,?"Kiran terduduk berjongkok dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya sambil menangis.
Kiran menangis sesegukan sambil terus menutup wajahnya.Dia tak perduli lagi dengan orang-orang yang berlalu lalang dan terlihat mamandangnya dengan aneh.
Pada saat kiran terus menangis.Seseorang memegang pundaknya.
"Gadis cerewet,,,,kamu kenapa,,?mengapa kamu menangis di sini..?"Kata orang itu yang ternyata Reyhan.Reyhanpun sudah ikut berjongkok.Reyhan melihat kiran saat kiran berlari menuju pintu keluar dan segera mengikutinya.
Kiran menurunkan tangannya yang menutup wajahnya dan memalingkan kepalanya melihat Reyhan.Kemudian menepiskan tangan Reyhan yang berada di pundaknya.
"Apa urusannya denganmu,,? pergi sana. .!!"Jawab kiran dengan acuh dan terus saja menangis.
Reyhan menarik napas berat dan kembali memegang pundak kiran.Namun kini kedua pundaknya untuk membantunya berdiri.
"Lepaskan aku pria galak,,!!Aku udah bilang jangan sentuh aku."Kata kiran dan kembali menepiskan kedua tangan Reyhan.
"Kalau mau nangis jangan disini,,,tuh di sana ada tempat duduk.Kamu bisa nangis di sana tanpa di lihatin orang-orang."Reyhan menunjuk ke arah tempat duduk yang berada di bawah pohon.Mata kiran juga melihat ke arah yang di tunjuk Reyhan.
"Apa kamu tak malu udah gede masi nangis kayak anak kecil yang tidak di belikan permen lolipop oleh ibunya."Kata Reyhan.
Kiran mencibirkan bibirnya kemudian berjalan ke arah tempat duduk yang di tunjuk Reyhan.
Kiran kembali menangis tersedu-sedu saat sudah duduk.Reyhanpun ikut duduk di samping kiran sambil mendengarkan suara tangisan gadis itu.
"Kamu jangan nangis terus,,,! nanti mata kamu bengkak."Reyhan mencoba menenangkan kiran.
"Tadi,,,,hiks,,,,hiks,, kamu bilang,,,hiks aku bisa nangis sepuasnya di tempat ini.Tapi kenapa sekarang malah menyuruhku untuk diam hiikkss,,,,"Ucap kiran terisak.
Reyhan malah geleng-geleng kepala melihat tingkah kiran yang menurutnya sangat menggemaskan.Dia sudah tak ingin lagi bertengkar dengan gadis itu sejak hampir saja mencelakainya.Malah sekarang dia pikir dirinya sudah mulai menyukai kiran.
"Iya nangis saja,,,aku akan setia menjadi pendengarnya.Bilah perlu aku bersedia memberikan pundaku untuk jadi sadaranmu."jawab Reyhan mencoba menghibur kiran.
Tangisan kiran langsung terhenti mendengar perkataan Reyhan yang menurutnya sangat puitis.
"Bukankah kamu sangat membenciku,,tapi sekarang mengapa kamu terlihat baik padaku..? apa kamu merencanakan sesuatu..?"Ucap kiran menatap Reyhan penuh curiga.
Reyhan tertawa pelan dan setelahnya mendorong kepala kiran dengan jari telunjuknya.
"Apaan sih,,,!?"Kiran memegang kepalanya dengan bibir sedikit manyun.
"Pikiran kamu itu negatif terus tentangku.Saat aku ingin menolongmu waktu itu kamu berpikir aku orang jahat.Sekarang aku sudah baik sama kamu,kamu berpikir aku ada niat jahat."
Reyhan kembali menarik napasnya yang terasa berat.
"Aku memang pernah jahat sama kamu,,,tapi saat aku melihatmu tak sadarkan diri dari situlah aku menyadari kesalahanku.Sungguh gadis cerewet,,,,aku benar-benar minta maaf dan aku ingin kita berteman."Kata Reyhan memandang ke depan dan sesekali melirik kiran.
Kiran diam mendengarkan Reyhan yang terlihat begitu serius.Kini tangisannya sudah berhenti.Namun sisa-sisa air matanya masih terlihat di pipinya.
"Apa kamu mau berteman denganku,,,?" Reyhan menatap kiran sangat dalam.
Kiran mengangguk sambil tersenyum kecil.
"Asal kamu jangan manggil aku gadis cerewet lagi aku mau berteman denganmu.Kamu harus manggil aku kiran."Jawab kiran.
Reyhan tersenyum dan mengangguk memandangi kiran.
"Ternyata kamu di sini dengan ka Rey,,,aku sampe pusing mencarimu kemana-mana."Kata Yani yang baru saja datang dengan napas ngos-ngos.
"Maaf ya udah ninggalin kamu."Kata kiran yang sudah berdiri.
Yani mengangguk sambil mengatur napasnya.Sedari tadi dia mencari kiran dengan khawatir.Bahkan di Sampai memutari lapangan.
"Eh eh,,,,tunggu,,!! bukannya tadi siang ka Rey habis berkelahi dan di pukuli,,,tapi mengapa ka Rey malah terlihat baik-baik saja.Bahkan tak ada sedikitpun wajah ka Rey yang terluka."Yani baru tersadar saat melihat wajah Reyhan yang terlihat tak ada memar sedikitpun.Matanya menatap kiran dan Reyhan penuh curiga.
"Dan kalian berdua sejak kapan akur seperti ini,,?"Yani berkacak pinggang menuntut penjelasan.
Kiran menjadi gugup tak tahu harus berkata apa.
"Diam yani,,,,!! mau aku laporin sama bapak kamu kalau kamu ninggalin kiran sediri..?Dan memangnya salah kalau aku udah baikan dengan kiran,,?Untuk masalah berkelahi,,wajahku tak terluka hanya tubuhku yang sakit."Kata Reyhan yang juga sudah berdiri.
Yani manggut-manggut mengiyakan dengan cemberut."Iya iya,,,yani diam.Jangan laporin ke bapak ka Rey."
Kiran bernafas lega karna yani ternyata orangnya muda percaya.
Mereka bertiga terus mengobrol dengan sesekali tertawa.Terlihat kiran sedikit melupakan kesedihannya.Wajahnya nampak ceria kembali.
😊😊😊😊😊