webnovel

Suasana Hati

Setelah selesai bersiap,kiran segera keluar kamarnya menuju kemeja makan.Di meja makan sudah ada Rena dan mba ayu yang sedang melayani Rena.

"Pagi mba ayu,,,pagi juga Mba Rena.!! sapa kiran sambil melihat Rena sekilas dan beralih melihat ke arah mba Ayu sambik tersenyum.

Mba ayu merasah heran melihat kiran yang sudah kembali ceria tak seperti beberapa hari belakangan ini yang terlihat begitu sangat murung.Bahkan selalu mengurung dirinya di dalam kamar.

"Wah non,,,suasana hati non kiran sepertinya senang sekali hari ini.!? mba Ayu jadi ikut senang deh lihat non udah ceria lagi.!! kata mba ayu sambil tersenyum.

Kiran hanya tersenyum dan segera duduk di meja makan.Mba ayu semakin bingung melihat sikap kiran yang sudah mau duduk di meja makan.

Sedangkan Rena sedari tadi menatap kiran dengan sinis.Apa lagi melihat kiran yang duduk di meja makan bersamanya.Dia begitu sangat kesal.

"Mba ayu,,,kia boleh minta tolong gak? ucap kiran dengan ramah.

"Boleh dong non dengan senang hati mba ayu lakuin.." jawab mba ayu sambil matanya melirik ke arah Rena dengan mecibirkan bibirnya.

Kiran menggeleng-gelengkan kepalanya melihat sikap mba ayu itu.

"kia mau minta tolong di buatin air jahe campur gula aren sedikit.Airnya kasih hangat ya mba..!! Tenggorokan kia seperti seret dan hidung kia seperti mau mampet mba." kata kiran sambil tersenyum.

"Baik non,,,,Apa sekalian mba ayu ambilin obat juga non kiran?

Dengan cepat kiran menggeleng sambil berdiri dari duduknya dan berbisik kepada mba ayu."Kia gak suka minum obat mba,,,mba tahu waktu kia sakit.waktu kepala kia di perban dan mas Arjun kasih kia untuk minum obat,sebenarnya obatnya kia gak telen mba.Kia buang saat mas Arjun gak lihat.

Mba ayu manggut-manggut mengerti.dan Rena merasah penasaran apa yang sedang di bisikin oleh kiran ke mba ayu.

"Non kiran ini ada-ada saja.ya udah,,mba ayu buatin dulu ya.!?

Kiran mengangguk sambil tersenyum dan kembali lagi duduk.

Rena mendengus semakin kesal melihat kiran dan pembantu itu.

"Dasar pelayan dan majikan sama-sama rendahan.Emang cocok bergaul bersama pelayan."Kata Rena sengaja memperdengarkan pada kiran.Namun kiran bersikap cuek saja seakan dia tak mendengar apa yang di omongin Rena.

Kiran malah mengambil nasi goreng yang sudah tersedia di meja makan dan segera menyantapnya tanpa peduli dengan tatapan Rena yang sangat tak suka terhadapnya.

"Oh iya mba Rena,,,gimana kandungan mba Rena,,udah berapa bulan ya? tanya kiran sambil makan.

Bukannya menjawab Rena malah semakin kesal sampai wajahnya memerah sambil memakan roti yang sudah di tangannya.

"Nih gadis ingusan sudah berani rupahnya dia sama aku,,udah berani nanya-nanya lagi.Untung Arjun belum turun." ucap Rena dalam hatinya yang sedang merasah khawatir kalau sampai Arjun mendengar pembicaraan mereka.

Kiran mengerutkan keningnya sambil melihat pada Rena yang sedang memakan Roti karena Rena tak menjawabnya.

Tak lama mba ayu sudah kembali dengan membawa gelas berisih air jahe untuk kiran.

"Ini non air jahe hangatnya,,,"mba ayu meletakan gelas itu di atas meja dekat kiran.

"Makasih ya mba,,,!!" ucap kiran dan mengambil gelas itu kemudian meminumnya.Tenggorokannya sedikit enakan saat meminum air jahe itu.

Tak lama Arjun pun sudah turun kelantai bawah dan berjalan ke meja makan.

"Pagi sayang,,,,sapa Arjun.

Mata Rena berbinar senang"Pagi juga Arjun,,,balas Rena sambil tersenyum bahagia melihat ke arah Arjun.Namun seketika senyumannya langsung menghilang ketika melihat Arjun malah menghampiri kiran dan mencium kening kiran.

"Pagi mas Arjun." ucap kiran dengan tersenyum bahagia.

Mba Ayu malah melongo melihat dua majikannya itu yang tiba-tiba sudah kembali mesrah."Apa karena hujan begitu deras semalam sehingga mereka sudah berbaikan kembali.!? pikir mba Ayu terheran-heran.Tetapi kemudian mba Ayu tertawa di dalam hati melihat wajah Rena yang sudah seperti mau mengeluarkan tanduknya.

Rena sudah sangat merasah geram melihat pemandangan dihadapannya itu.Tangannya meremas gelas air putih yang ada di atas meja dengan sangat kuat saking kesalnya.

😊😊😊😊😊

Próximo capítulo