Gu Yishen mengangkat bahunya dan berkata, "Ketika sedang tidak berada di sekolah, kamu bisa memanggilku Yishen atau Ashen. Kita adalah pasangan yang sudah bertunangan, kamu tidak perlu memanggilku dengan sebutan Pak Guru!"
Mendengar hal ini, Jian Xiaoqiao berkata, "Aku sudah terbiasa memanggilmu Pak. Aku tidak terbiasa memanggilmu dengan sebutan… lainnya!"
"Cepat atau lambat, kamu akan terbiasa. Mumpung masih awal, kamu tidak harus selalu memanggilku 'Pak'!" Selain itu, Gu Yishen tidak ingin ketika dia dan Jian Xiaoqiao sedang berduaan, tiba-tiba dia dipanggil dengan sebutan 'Pak Guru'.
Rasanya, benar-benar buruk!
Jian Xiaoqiao berdehem pelan lalu mengatakan, "Lihat nanti saja!" Lagipula, mereka hanya pasangan yang bertunangan. Siapa yang tahu apakah mereka akan menikah atau tidak?
"Kamu tidak ingin menikah denganku?"
"Tidak!" Jawab Jian Xiaoqiao dengan asal.
"Lain kali, kamu tidak boleh berpikiran seperti itu lagi!"
Gu Yishen tidak membicarakannya lebih lanjut. Dia masih percaya, bahwa cinta membutuhkan waktu yang lama untuk bersemi.
Makanan enak itu dihidangkan dalam waktu yang singkat. Melihat masakan Perancis yang menggugah selera, Jian Xiaoqiao mulai menggerakkan jari telunjuknya.
Jian Xiaoqiao mencolek saus makanan itu untuk mencicipi rasanya. Gu Yishen berkata, "Makanlah! Saat sampai rumah nanti, kamu harus minum obat!"
Jian Xiaoqiao menganggukkan kepalanya, lalu mulai mengambil pisau dan garpu lalu memakannya dengan cepat.
Jian Xiaoqiao telah mencicipi masakan Perancis beberapa kali. Semua itu karena kakak keduanya yang mengajaknya makan. Kakak pertamanya tidak menyukai makanan Perancis, dia biasanya mengajak Jian Xiaoqiao makan di restoran makanan khas barat. Meskipun kedua kakaknya sibuk, tapi mereka masih menyempatkan waktu untuk mengajak Jian Xiaoqiao makan makanan yang enak.
Setelah makan malam, Jian Xiaoqiao dan Gu Yishen pergi ke pusat perbelanjaan.
Gu Yishen mendorong keranjang belanja, sementara Jian Xiaoqiao berada di sebelahnya memilih-milih barang yang akan dibeli. Tidak jarang mereka berdiskusi sebelum meletakkan barang ke dalam keranjang. Melihat mereka berdua seperti ini… seperti pasangan yang normal.
"Tuan, ini adalah produk baru untuk program Keluarga Berencana, tersedia juga paket hadiah. Apakah anda ingin membeli sekotak dan mencobanya dengan pacar Anda?" Kata seorang pegawai. Ketika sampai di bagian khusus ini, Gu Yishen dan Jian Xiaoqiao tiba-tiba dihentikan oleh seorang pegawai yang memegang dua kotak alat kontrasepsi.
"Tidak, terima kasih." Jawab Gu Yishen dengan sangat tenang.
Hanya saja, wajah Jian Xiaoqiao yang berada di sampingnya berubah menjadi merah seperti darah.
"Tuan, alat kontrasepsi ini sangat tipis. Jika anda memakainya, rasanya sama seperti sedang tidak memakai alat kontrasepsi. Cobalah, Tuan!" Pegawai itu belum terlihat menyerah. Dia mengambil alat kontrasepsi itu dan memberikannya kepada Jian Xiaoqiao lalu berkata, "Nona, Anda bisa melihatnya dulu!"
"Aa…." Wajah Jian Xiaoqiao terlihat bingung sambil memegang alat kontrasepsi itu.
"Maaf!" Gu Yishen sejenak melihat ke arah Jian Xiaoqiao kemudian melihat pegawai itu sambil berkata, "Aku dan pacarku sedang mempersiapkan untuk memiliki seorang anak!"
Pegawai itu tersenyum lalu berteriak kepada mereka, "Selamat untuk kalian! Semoga cepat dapat momongan!"
Setelah mengatakannya, akhirnya pegawai itu membiarkan mereka pergi.
Jian Xiaoqiao berjalan di depan. Belum melangkah jauh, Jian Xiaoqiao membalikkan badannya dan mengatakan, "Pak, apa yang kamu maksud tadi?"
Gu Yishen menatap Jian Xiaoqiao lalu bertanya, "Kau ingin aku mengatakan apa?"
"Tapi aku masih seorang siswa!"
"Hanya dengan satu kalimat dia akan menjawab, siswa juga bisa menikah."
"Ah..."
Saat makan tadi Jian Xiaoqiao merasa kepanasan dan melepas rompinya. Dia sekarang hanya mengenakan kemeja putih dan rok. Tidak heran kalau pegawai itu tidak tahu kalau dia adalah seorang siswa. Pegawai itu hanya mengira dia adalah seorang istri yang masih muda.
Meski begitu, Jian Xiaoqiao masih merasa aneh.
Setelah membeli barang-barang dan kembali ke rumah, Jian Xiaoqiao mandi dan menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Tidak lama kemudian, dia mendengar suara ketukan pintu.
Setelah membuka pintu, di hadapan Jian Xiaoqiao ada semangkuk obat yang harus diminum, "Ayo minum obat."