Ye Yan sejenak terkejut, dia lalu tertawa pahit, "Ternyata kakek memata-mataiku, bahkan hal ini pun kakek telah mengetahuinya???"
"Lan Qianyu atau Shen Ningruo, kamu harus menikahi salah satu di antara mereka." Tuan Besar Ye menunjuk Ye Yan dan memberi perintah dengan wajah serius, "Tetapi ketentuannya adalah, tidak peduli siapapun yang kau nikahi, cicitku ini harus diserahkan kepadaku! Entah kutukan apa yang menimpa keluarga Ye, beberapa generasi sebelum ini kita hanya memiliki sedikit keturunan saja, bahkan sampai pada generasimu, hanya tinggal kamu saja yang menjadi seorang penerus tunggal. Aku sangat berharap kamu akan dapat memberikan beberapa orang cicit untukku. Sekarang akhirnya sudah ada satu, bagaimanapun juga dia tidak mungkin kulepaskan."
"Kakek…"
"Masih ada lagi!" Tanpa memberikan kesempatan kepada Ye Yan untuk berbicara, dia meneruskan omongannya, "Yuyao juga adalah cucu luarku, aku juga menyayanginya. Tapi kalian memiliki hubungan darah yang sangat dekat. Meskipun pernikahan antar saudara sepupu pernah terjadi di masa nenek moyang kita dulu, tetapi itu adalah hal yang tabu di jaman sekarang. Demi reputasi dan juga generasi penerus keluarga Ye, aku tidak akan merestui hubungan kalian. Kamu jangan berbuat macam-macam, terhadap masalah ini kakek sama sekali tidak akan berubah pikiran dan mengalah. Kalau kamu tidak menurut lagi, kakek akan berbuat sesuatu. Kamu pasti sudah tahu, kalau sudah terpaksa, tidak ada hal yang tidak bisa kakek lakukan!"
Ye Yan tidak berkata apa-apa dan hanya menatap kakeknya dengan kening berkerut.
Tuan Besar Ye membalas tatapannya itu, wajahnya sangat tegas.
Kakek dan cucunya itu saling berpandangan dalam diam sehingga membuat suasana di ruangan itu terasa sangat kaku.
Setelah beberapa saat, akhirnya Ye Yan yang lebih dulu mengalah, "Baiklah, aku akan menurutimu!"
Ye Yan tidak pernah menundukkan kepalanya kepada siapapun. Bahkan di dalam dunia pekerjaan pun dia tidak akan mengalah kepada kakeknya. Hanya dalam urusan percintaan saja barulah dia mau menurut. Karena dia tahu, konsep keluarga tradisional yang dianut oleh kakeknya itu sudah berakar dalam dirinya dan selamanya tidak akan bisa diubah. Tuan Besar Ye benar-benar akan melakukan apa saja demi generasi penerus keluarga Ye. Bahkan… melukai Gong Yuyao!"
"Begitu baru benar." Tuan Besar Ye mengangguk dengan puas, "Masalah pernikahan ini harus segera diputuskan malam ini juga. Kakek beri waktu satu menit kepadamu untuk mempertimbangkannya, mau menikah dengan Shen Ningruo atau Lan Qianyu!"
"Tidak perlu… dipertimbangkan lagi." Ye Yan menjawab tanpa ragu, "Aku akan menikahi Lan Qianyu!"
Kalau harus menikahi wanita lain selain Gong Yuyao, dia berharap wanita itu adalah Lan Qianyu.
"Ok!" Tuan Besar Ye memberi kode kepada anak buahnya, "Panggil Nyonya Shen kemari."
"Baik!" Anak buahnya itu pun bergegas pergi melakukan perintahnya.
"Tapi…" Ye Yan mengerutkan keningnya dan berkata, "Lan Qianyu… sangat keras kepala, dia belum tentu… akan setuju."
"Kamu harus banyak belajar tentang wanita kepada Xiao Han. Dia bisa dengan mudah menyukai banyak perempuan sekaligus di saat yang bersamaan. Sedangkan kamu, hanya memperhatikan Yuyao saja sehingga tidak punya kemampuan sama sekali untuk menaklukkan perempuan lain." Tuan Besar Ye mengupaskan buah untuk Ye Yan sambil berbicara.
Ye Yan mengerucutkan bibirnya dan tidak mengatakan apapun. Dia teringat kepada Xiao Han yang telah menyelamatkannya. Mereka pernah menjadi saudara sehidup semati, meskipun hubungan mereka saat ini telah retak dan ada dendam di antara mereka, tetapi di saat dia dalam bahaya Xiao Han tetap datang dan menyelamatkannya. Hanya saja perasaan Xiao Han kepada Lan Qianyu tidak sama dengan perasaannya terhadap perempuan lainnya. Xiao Han pasti akan menghalangi pernikahannya dengan Lan Qianyu.
"Apakah saat kecelakaan itu terjadi kamu sedang bersama dengan Lan Qianyu?" Kakeknya bertanya tanpa tedeng aling-aling, "Kamu terluka cukup parah, sedangkan dia sedikit pun tidak terluka. Apa saat itu kamu melindunginya?"
Kakeknya itu memang selalu bermata tajam, sekali lihat saja dia bisa mengetahui segalanya.
"Dia sedang… mengandung… anakku, bagaimana mungkin… aku membiarkan… sesuatu terjadi kepadanya?" Ye Yan berkata datar.
"Hanya karena itu saja???"