webnovel

Mendapatkan Melon Besar di Tempat Tak Terduga! (2)

Editor: Wave Literature

"Tahu lebih awal sambil membawa semangkuk pangsit. [1]1" Asisten Zhang begitu gembira melihat hal itu, sehingga tanpa sadar mengatakannya dengan lantang. Setelah itu di dalam hatinya merasa sangat menyesal telah mengucapkannya terlalu keras.

Han Jingnian tiba-tiba menekan tombol pengunci layar dan menatap asisten Zhang.

Menyadari sudah salah bicara, Asisten Zhang segera kehilangan senyumnya. Dengan hati-hati dia berkata, "Maksud saya, saya belum sarapan dan ingin makan pangsit. Direktur Han, apa Anda juga ingin makan pangsit?"

Han Jingnian menaruh ponselnya di bawah dokumen, dan dengan nada dingin dia menjawab, "Tidak."

"Baiklah, Direktur Han. Saya akan melaporkan laporan pekerjaan hari ini pada Anda lebih dulu."

  …

Sikap dingin Han Jingnian berlanjut hingga sore hari. Bahkan aura menakutkannya tidak berkurang sedikit pun.

Di pagi hari, Han Jingnian tidak terlalu sibuk. Namun di malam hari, dia bekerja lembur hingga pukul setengah sepuluh malam. Dia hanya ingin menyelesaikan pekerjaan pada hari itu.

Saat berada di dalam mobil, asisten Zhang yang melihat Han Jingnian pulang ke apartemen selama beberapa hari ini, bertanya dengan nada lelah, "Direktur Han, apa Anda akan pulang ke apartemen lagi?"

Han Jingnian tidak menjawab, tapi tatapannya begitu dingin.

Asisten Zhang tidak tahu apa yang Han Jingnian pikirkan. Tetapi ketika dia melihat Han Jingnian tidak menolak, asisten Zhang mengemudi menuju arah apartemen.

Ketika asisten Zhang membelokkan mobil menuju parkiran bawah tanah apartemen, Han Jingnian yang duduk di belakang mobil tiba-tiba berkata, "Pergi ke Hotel Four Seasons."

  …

Malam ini Han Jingnian tidak pulang...

Malam ini Han Jingnian tidak pulang...

Malam ini Han Jingnian tidak pulang lagi.

Pada akhirnya, sudah tiga hari Han Jingnian tidak pulang ke apartemen lagi. Xia Wanan berangsur-angsur sudah terbiasa dengan kenyataan tidak adanya keberadaan Han Jingnian di apartemen. Xia Wanan hanya tinggal seorang diri di apartemen berukuran lebih dari 300 meter persegi.

Xia Wanan berpikir kalau alasan Han Jingnian pulang setiap hari adalah karena Xia Wanan menyelamatkan sepupunya. Dia pulang untuk mengoleskan obat di punggung Xia Wanan sebagai pernyataan rasa terima kasih.

Sekarang luka di punggungnya sudah hampir sembuh, sehingga Han Jingnian tidak akan repot-repot untuk pulang ke apartemen lagi..

Untungnya, Xia Wanan tidak terlalu memikirkannya dan tidak berani berpikir terlalu jauh. Jadi sekarang Xia Wanan tidak merasa terlalu sedih.

Waktu berjalan sangat cepat, hari-hari telah memasuki bulan baru.

Selama itu, Han Jingnian tidak pernah pulang lagi, dan Xia Wanan tidak pernah bertemu dengannya meskipun di luar apartemen.

Hari pertama bulan baru adalah hari kerja pada hari Jumat, dan juga merupakan hari kerja terakhir dalam seminggu. Ketika Xia Wanan tiba di kantor dan baru saja turun dari mobil, dia menerima pesan dari Ai Jiang.

Ai Jiang menulis, 'Wanan, bulan lalu aku memberitahumu kalau aku mencari pekerjaan yang lain, 'kan? Sekarang aku sudah mendapatkan pekerjaan baru. Aku sudah menyelesaikan prosedur kerja hari ini. Ini hari pertama kerja resmiku!"

'Serius? Sungguh? Kalau begitu, selamat!' balas Xia Wanan.

'Senangnya … Wanan, kau tidak penasaran di perusahaan mana aku bekerja?'

'Karena kau bertanya padaku, kalau begitu aku jadi penasaran haruskah aku bertanya pada diriku sendiri?'

'Hah? Singkirkan humor garingmu, lalu katakan kalau kau penasaran. Kamu pasti tidak menduga kalau aku bekerja di perusahaan Han dan kau akan menjadi rekan kantorku!'

Xia Wanan dengan sangat senang membalas pesannya lagi, 'Benarkah? Kau masuk di departemen apa? Aku bisa pergi mencarimu saat makan siang nanti!' 

'Benar, mengapa aku harus membohongimu? Aku berada di departemen kantor direktur. Tetapi di sini sangat ketat peraturannya. Aku jelas-jelas sudah memiliki pengalaman, tapi aku masih diberi masa percobaan selama tiga bulan.'

Kantor direktur … Xia Wanan sangat terkejut. Bukankah itu tempat Han Jingnian? 

Ai Jiang menulis lagi, 'Wanan, kau tahu tidak. Aku bahkan tidak mengira bisa diterima di perusahaan ini. Ketika mereka meneleponku minggu lalu, aku tidak percaya dan berpikir kalau aku sedang bermimpi!'

Próximo capítulo