webnovel

Toko Baru

Editor: Wave Literature

"Pak, sepertinya sudah waktunya untuk memperluas warnetmu lagi." Ujar Ling Shi yang tiba-tiba datang agak telat, jadi sekarang ia masih mengantri. Karena ia merasa antriannya lama, jadi ia pergi ke tempat Fang Qi dan mulai mengeluh.

Bisnis Fang Qi benar-benar berkembang sangat pesat.

"Mungkin besok akan dibuka warnet baru." Ujar Fang Qi sambil memasang muka datarnya.

"Besok sudah buka?!" Seru Liang Shi seraya tersenyum. "Aku yakin, memperluas warnet ini sedikit sulit, iya kan?"

Fang Qi hanya mengangkat bahunya, tapi ia memang tidak bisa menyangkal perkataan Liang Shi.

"Oh ya, aku hampir lupa!" Ujar Liang Shi seraya memukul dadanya, "Bagi kami, mungkin ini bukanlah tugas yang mudah untuk dilakukan, tapi bagi orang itu, mungkin sangat mudah sekali untuk ia lakukan sendiri."

Orang yang Ling Shi maksud adalah 'kultivator kuat' yang duduk di balik tempat kecil ini.

Fang Qi tidak banyak bicara, ia hanya mengangguk saja.

Sementara itu, Jiang Xiaoyue sedang memasak di dapur.

Saat ia benar-benar mulai fokus dalam suatu hal, Fang Qi merasa kalau Gadis kecil itu sangat pintar. Ketika itu ia melihat wajah Xiaoyue yang celoteng saat ia keluar dari dapur.

Fang Qi tidak bisa menahan tawanya saat melihat wajah Jiang Xiaoyue dan bertanya, "Apakah kamu memanggang dirimu sendiri?"

Jiang Xiaoyue menatap Fang Qi dengan tatapan ingin menggigitnya.

Setelah beberapa hari belajar, Jiang Xiaoyue menguasai beberapa teknik memasak. Fang Qi lalu melirik piring di atas meja. Meskipun terlihat tidak begitu menarik, tapi baunya lumayan harum.

Sepiring tumis babi paprika hijau terhidang di atas meja. Fang Qi lalu mengulurkan tangannya dan menyumpit makanannya.

Jiang Xiaoyue pun langsung gugup.

"Kenaikan jabatan dan gaji akan bergantung pada rasa makanan ini." Ujar Fang Qi lalu melahap makanannya.

"Apakah Putri bisa naik jabatan dan naik gaji?" Tanya gadis kecil yang terlihat bingung tersebut. "Bagaimana?"

"Dagingnya terlalu matang, dan bumbunya kurang merata." Ujar Fang Qi sambil menggelengkan kepalanya. Masakan Jiang Xiaoyue masih jauh dari koki yang dibayar dengan roh kristal.

"Padahal Putri sudah memasaknya sesuai dengan petunjuk yang ada di buku, mana mungkin terlalu matang?" Tanya Loli kecil sambil meletakkan tangannya di pinggang, ia merasa sedih. "Bagaimana mungkin bumbunya kurang merata?"

Jiang Xiaoyue lalu membanting buku resepnya di atas meja. "Kamu saja tidak tahu cara memasak. Kamu pasti sengaja mengatakannya! Kalau kamu tidak mau makan, biar Putri saja yang memakannya!"

Lalu Jiang Xiaoyue memindahkan piring makanan itu ke sisinya.

"Hm... aku tidak tahu cara memasak?" Ucap Fang Qi yang membeku.

Kemudian Fang Qi membolak-balikkan buku resep yang dilempar Jiang Xiaoyue di atas meja. Lalu ia berkata dengan tenang. "Lihat ini, kamu mengasinkan dagingnya sebelum menggoreng. Kamu harus mengontrol suhu panas penggorengannya. Meskipun menggoreng adalah keterampilan memasak yang paling dasar, tapi bisa dibagi menjadi beberapa bagian, ada goreng mentah, goreng matang, goreng biasa, goreng kering, goreng sebentar, goreng lembut, dan masih banyak lagi. Bagaimana kamu menggoreng paprikanya dan daging babinya? Apa harus digoreng terpisah atau bersamaan? Semua itu tidak dijelaskan di dalam buku."

Jiang Xiaoyue terperangah dengan penjelasan Fang Qi. Lalu Fang Qi menepuk kepalanya seraya berkata, "Teruslah belajar lagi. Aku masih ada urusan lain."

Jiang Xiaoyue ingin menangis karena merasa malu. Bagaimana dia bisa tahu begitu banyak hal?

Meskipun ia tidak paham dengan apa yang dikatakan oleh Fang Qi, tapi ia merasa seperti penjelasannya terlalu mendalam.

...

Akhirnya Fang Qi bisa menggunakan warnet barunya. Jadi ia berpikir untuk pergi ke tempat yang berada di seberang jalan, karena itu adalah lokasi yang strategis menurutnya.

Fang Qi berjalan ke bangunan yang ada di seberang jalan dengan tenang, ia meninggalkan Jiang Xiaoyue yang masih sedih.

Ia memutuskan untuk merapikan tempat barunya, dan menyerahkan warnet lamanya untuk diurus oleh Jiang Xiaoyue. Lagi pula sudah tidak ada hal yang perlu ia urus di sana.

Jadi Fang Qi memikirkan tugasnya saat ini.

Sekarang ia memiliki dua tugas, yakni tugas yang berhubungan dengan The Legend of Sword and Fairy, dan melatih skill.

Kedua tugas tersebut sama pentingnya, tetapi begitu ia bisa melakukan siaran langsung, ia mungkin dapat menyelesaikan tugas pertamanya tentang game The Legend of Sword and Fairy, jadi ia perlu memperhatikan tugas yang paling penting untuk nantinya.

Dengan menyelesaikan tugas pertama, ia bisa mulai fokus meningkatkan skillnya.

...

Keesokan harinya, saat ia membuka warnetnya, keadaan di kedua warnetnya telah berubah.

Selain kamar tidur dan dapur yang terletak di lantai dua, di lantai dua warnet pertamanya telah diubah.

Sistem miliknya, sangat rajin untuk mengerjakan konstruksinya. Ia membuat jembuat di antara dua warnetnya dengan material yang serupa. Dengan begini, kedua warnetnya terhubung menjadi satu.

Dengan sekali lihat, orang-orang akan berpikir kalau ada jembatan kecil di atas jalan. Kedua bangunan tersebut dibangun dengan menggunakan gaya Jiangnan yang memakai dinding putih, dan atap genteng yang berwarna hitam, lalu disatukan dengan sebuah jembatan. Hal tersebut membuat kedua bangunan tersebut terlihat menjadi lebih menarik.

Seperti biasa, kedua dinding depan warnetnya terbuat dari kaca. Itulah hal yang paling menonjol daripada bangunan yang lain. Kedua warnet tersebut tampak seperti batu permata yang terhubung dan diikat dengan batu bata. Hal itu memberikan kesan bangunan yang unik.

Bagian dalam warnet tampak lebih modern. Masing-masing warnet memiliki layar siaran langsung.

Penataan komputernya juga berubah. Tatanan awalnya terlihat membosankan, tetapi setelah ada tambahan ruangan yang lebih lebar, komputernya pun ditata ulang dan memberikan jarak ruang yang lebih lenggang.

Di waktu yang bersamaan, Fang Qi memperhatikan kalau sistem memperluas area istirahat yang dulunya agak kecil, kini menjadi lebih luas dan membuat warnetnya menjadi tampak lebih luas.

Lampu penerangannya sama dengan sebelumnya. Jika Fang Qi membuka tirai, seisi warnet akan langsung menjadi terang dan membuat layar komputer memantulkan cahaya. Karena itulah ia menutup kembali tirainya untuk menjaga pencahayaan di dalam ruangan.

Awalnya Fang Qi menyiapkan dua toko dan sebelumnya tidak digunakan sama sekali. Fang Qi sengaja membeli toko itu untuk berjaga-jaga jika warnetnya perlu perluasan nantinya. Tapi sekarang kedua toko tersebut sudah bisa ia gunakan.

Sekarang ia memiliki 150 komputer. Selama pelanggannya tidak datang di waktu yang bersamaan, maka warnet tidak akan sampai penuh.

Setelah membuka warnetnya, Fang Qi lanjut membeli bakpao untuk sarapan.

Sementara itu, Jiang Xiaoyue mulai memakan masakannya sendiri. Di waktu bersamaan, ia juga sedang melototi Fang Qi dengan tetapan kesal seraya bergumam pada dirinya sendiri. "Suatu hari nanti, kamu akan tergila-gila dengan masakan Putri!"

Seperti biasa, jika tidak hal istimewa, pemain lama seperti Song Qingfeng pasti datang lebih awal.

Itu karena mereka tidak ingin lama mengantri.

Kalau mereka datang terlambat sedikit saja, mereka harus menunggu beberapa jam sebelum akhirnya bisa bermain.

Tetapi hari ini saat Song Qingfeng datang, ia menyadari kalau warnet tersebut sudah banyak yang berubah.

"Pak, bagaimana bisa hari ini komputermu menjadi lebih sedikit?"

Lalu Fang Qi menunjuk ke seberang jalan. "Hari ini aku membuka satu warnet baru lagi."

Song Qingfeng langsung melihat ke seberang jalan. Bangunan yang ada di seberang, terlihat sama persis dengan warnet Fang Qi. Lalu ia melihat lama ke dalam warnet yang lama. 'Meskipun tempatnya tidak terlalu besar, tapi tempat ini sudah bukan toko kecil lagi.'

Song Qingfeng kemudian berjalan ke seberang jalan dan melihat betapa luasnya kedua warnet tersebut. Tetapi hanya warnet yang lama yang memiliki meja resepsionis dan kulkas, sedangkan warnet yang baru tidak memilikinya.

Song Qingfeng lalu kembali dan bertanya kepada Fang Qi, seraya menunjuk ke warnet yang ada di seberang jalan, "Apakah tidak ada orang yang menjaganya? Bagaimana kalau ada orang yang berbuat onar?"

Fang Qi mengangkat bahunya dan berkata, "Aku tidak harus ada di sana untuk menghukum orang yang berbuat onar."

Song Qingfeng langsung membeku ketakutan. Ia lalu teringat dengan serangan kilat misterius. "Benar juga, tidak akan ada yang berani berbuat onar."

Próximo capítulo