webnovel

Orang Tua yang Mengalami Chuunibyo

Editor: Wave Literature

"Sepertinya ini tempatnya."

Fang Qi melihat dua orang tua tersebut. Meskipun mereka berambut putih, tapi langkah mereka kuat dan kokoh, tidak seperti orang-orang seumuran mereka.

Orang tua yang berjalan di depan memiliki struktur tulang yang besar dan dahi yang gemuk. Ekspresi serius dan gerakannya yang teliti memberikan kesan yang kuat bagi orang lain.

Aura yang ia pancarkan berbeda dari para pejabat yang mendapatkan ketenaran dan banyak harta setelah perang. Sementara orang tua yang ada di belakang tampak memancarkan aura kesombongan seorang bangsawan baru, sedangkan orang di depan terlihat seperti seorang yang memang terlahir sebagai seorang bangsawan.

Yang jelas, lelaki tua itu bukanlah orang sembarangan.

Orang tua yang bertubuh tinggi dan besar yang berjalan di belakang tersebut, segera membuka pintu kaca lalu membungkuk dan menunggu di samping.

"Siapa pemilik toko ini?" Teriak Tetua Fu begitu Nalan Hongwu masuk.

Fang Qi menunjuk papan tulis hitam seraya berkata, "Apakah kalian ingin bermain game?"

Tetua Fu melihat Fang Qi dari atas ke bawah, tetapi Fang Qi terlihat seperti pemuda biasa. "Panggil pemilik toko ini, Tuanku ingin bertemu dengannya." Ujarnya sambil melambaikan tangannya.

"...." Fang Qi kehilangan kata-kata, ia belum pernah melihat seseorang bertindak sombong dan seenaknya seperti ini. "Aku adalah pemilik toko ini, tapi aku menolak membahas hal di luar bisnis toko." Ujar Fang Qi sambil mengerutkan keningnya.

Ekspresi Tetua Fu langsung berubah menjadi suram, dan Fang Qi langsung merasa tertekan.

"Jika kalian berdua mau membuat masalah di sini, maka aku harus membereskan kalian." Ujar Fang Qi.

Ucapan tersebut membuat Tetua Fu terkejut dan membeku di tempatnya. Ia tidak menyangka Fang Qi berani berkata seperti itu padahal ia sudah menekannya. Hal ini sangat mengesankan bagi seorang pemuda di usianya.

"Sepertinya toko ini memiliki banyak pintu!"

"Tetua Fu." Ujar Nalan Hongwu. "Mari kita ikuti peraturannya, dan periksa dulu apakah artefak spiritual yang mereka sebut komputer itu memang hebat atau tidak."

"Baik, Tuan!"

"Anak muda," panggil Nalan Hongwu sambil menunjuk pada komputer di depannya. "Apa benda ini adalah komputer? Bagaimana cara menggunakannya?"

"Kalian harus menentukan dulu game yang akan kalian mainkan, lalu aku akan menunjukkan cara menggunakannya." Ujar Fang Qi dengan muka datar.

"Kalau begitu... Diablo apalah itu." Ujar orang tua itu sambil mengetukkan tongkatnya di papan tulis kecil.

"Itu mudah." Ketika Fang Qi hendak menjelaskan pada mereka berdua tentang bagaimana menggunakan komputer, tiba-tiba si Tetua jangkung itu meraih tangan kanan Fang Qi.

"Nak, aku ingin memperjelas sesuatu. Jika artefak spiritual di toko ini benar-benar ajaib, aku tidak akan membuat perhitungan dengan mu, tapi kalau tidak, maka minta maaf saja tidak akan cukup." Ujarnya.

"Memangnya apa yang kalian tahu?" Cibir seseorang. "Jangan kaget dengan apa yang akan ku lakukan."

Ekspresi Tetua Fu langsung berubah menjadi suram saat mendengar ucapan tersebut.

Orang yang barusan bicara itu adalah An Cheng. Dia dan teman-temannya mendengar berita tentang novel resmi yang akan diterbitkan saat menguping pembicaraan Fang Qi yang memberi tahu Shen Qingqing tentang plot gamenya. Saat ini An Cheng dan lainnya sedang berdiskusi bersama, karena itulah mereka belum meninggalkan toko.

"Bukankah itu hanyalah artefak yang menciptakan ilusi saja? Mengapa aku harus terkejut?" Cibir Nalan Hongwu.

Dulu ia mungkin akan menampar pemuda seperti An Cheng dan mengusirnya dari ruangan, tetapi kali ini ia tak akan melakukannya, dan bersikap seolah ia enggan memainkan gamenya.

Bagi mereka berdua, game bernama Diablo II hanyalah fantasi yang dibuat oleh pembuat artefak spiritual, tetapi terlihat begitu nyata. Kultivator yang menciptakan artefak spiritual seperti ini memang kuat, tetapi menurutnya tidak begitu ajaib.

"Saat aku menerobos ke dalam pertarungan pasir berdarah di Sekte Alam Berdarah, aku melihat gurun pasir dan lautan darah yang sangat luas. Jika aku tidak kuat, aku tak kan bisa keluar hidup-hidup. Jadi apakah artefak spiritual kecilmu ini sebanding dengan apa yang telah ku lalui?" Tanya Nalan Hongwu.

"Sekte Alam Berdarah? Pertarungan pasir berdarah? Apa itu?" Tanya An Cheng dan teman-temannya yang saling melirik kebingungan.

Fang Qi kemudian membimbing mereka berdua untuk menggunakan komputer. Mereka akhirnya bermain game. Dari dua karakter kelas prajurit, Paladin lebih bergengsi dibandingkan dengan Barbarian, karena itulah mereka berdua memilih Paladin.

"Menarik." Ujar mereka sambil menganggukan kepala setelah melihat animasi di layar komputer.

Tetapi benda tersebut hanyalah sebuah artefak spiritual yang bisa menciptakan ilusi. Mungkin itu bisa menipu orang normal, tapi tidak mampu menipu mereka.

Tetapi setelah mereka masuk ke login ke dalam game Diablo II.....

Mereka berdua melihat sekeliling mereka yang tampak begitu nyata. Mereka bisa merasakan hembusan angin, melihat awan yang meneteskan air hujan, tanah yang ditumbuhi rumput, dan orang-orang yang berjalan.

"Apakah ini hanya artefak spiritual yang menciptakan ilusi?!"

Saat ia mendapatkan ingatan tentang paladin di dalam pikirannya, Nalan Hongwu tiba-tiba merasa seperti terlahir kembali di dunia yang berbeda.

Ini luar biasa!

Dunia ini benar-benar terlihat nyata karena memiliki laut, pasir, dan api. Tidak seperti ilusi semata.

"Halo! Senang bertemu denganmu, Yang Mulia Paladin." Mereka berdua terkejut saat ada Seorang pejalan kaki yang mengenakan pakaian aneh menyapa mereka.

"Tidak mungkin! Ini tidak mungkin!" Ujar Nalan Hongwu. "Bagaimana mungkin ada ilusi yang terlihat begitu nyata seperti ini?!"

"Kamu...?" Tanya Nalan Hongwu pada pria di depannya dengan hati-hati.

"Aku Warriv. Seperti yang kau lihat, aku adalah pemimpin Karavan."

Nalan dan Tetua Fu benar-benar tercengang ketika mereka berbicara dengan NPC.

(NPC adalah non-player character atau karakter yang tak bisa dimainkan oleh pemain dan sudah bergerak otomatis sesuai sistem dalam game)

Apakah ini ilusi?!

Rasanya seperti di dunia nyata!

Mereka sangat terkejut karena artefak spiritual ini bisa melakukan hal seperti ini. Tak ada satupun dari mereka yang berpikiran seperti ini!

Bahkan mendengarkan hal ini!

Mereka yang awalnya merasa jijik, sekarang justru sangat terkejut.

Saat berbicara dengan Warriv, mereka perlahan-lahan memahami latar belakang dunia tersebut. Saat itu mereka sadar kalau merasa adalah seorang paladin muda dari arah barat, dan sedang berpetualang untuk membantu perkemahan yang sudah bobrok.

Ya, mereka adalah paladin muda, bukan lelaki tua.

"Fu, kapan terakhir kali kita bertarung bersama?" Tanya Nalan Hongwu yang merasa seolah tubuhnya disuntik energi hingga membuatnya kembali muda. Di luar warnet, ia adalah seorang kakek-kakek yang sekarat. Tetapi di dalam warnet, ia adalah seorang pemuda yang berusia dua puluhan atau tiga puluhan dengan tubuh sekuat baja.

Ia lalu melambaikan senjatanya di udara hingga mengerakkan angin dan menciptakan suara siulan di dalam perkemahan.

"Aku pikir... beberapa ratus tahun yang lalu." Ujar Tetua Fu lalu mengambil nafas dalam untuk menghirup udara segar ketika senjata di tangannya bergetar. Fisiknya yang kuat dan semangat yang tinggi membuatnya merasa seperti seorang pria berusia dua puluhan atau tiga puluhan.

Sebagai Tetua yang telah melalui perang pasir dan bermandikan darah, serta bertempur di banyak wilayah, mereka tidak pernah kehilangan kebanggaan dan gairah. Tetapi negara mereka sekarang telah damai dan tidak membutuhkan pahlawan lagi. Jadi mereka tidak punya tempat untuk melampiaskan rasa ambisius dan keberanian mereka lagi.

Karena itulah mereka menghabiskan sisa hidup mereka di pengasingan dan menyerahkan masa depan mereka kepada penerus mereka.

Nalan Hongwu lalu mendongakkan kepalanya. "Pedang panjangku akan menyapu semua rintangan! Apakah kamu berani bermandi darah denganku lagi?"

"Apakah kedua orang tua ini terkena sindrom chuunibyo?" Tanya Fang Qi.

(Chuunibyo adalah istilah bahasa Jepang untuk sebuah sindrom yang menggambarkan seseorang yang suka berdelusi atau suatu keyakinan yang dipegang dengan kuat namun tak akurat.)

Próximo capítulo