webnovel

Sendirinya Anak Kembar

Kringggg…

Suara alarm yang sangat nyaring membuat seorang laki-laki yang sedang asik menutup mata nya terpaksa harus membuka kedua mata nya itu, siapa lai kalau bukan biang onar si dani.

"Berisik anjir suara alarm!" dia langsung mengambil jam itu, hendak mematikan nya namun jarum jam yang menunjukan pukul 07.30 itu membuat nya langsung terbangun kaget dan langsung berjalan ke arah kamar mandi untuk bersiap. Setelah selesai dia langsung berjalan kekamar zaki sang sahabat nya.

"Zak kebiasaan anjir. Ketiduran mulu kita! Bangun ayokk. Mana lagi ulangan lagi, mati gue dahh!" ujar dani sambil mengetuk dan membuka kamar zaki.

"Lah dia kemana? Ahelah di tinggain mulu gue. Liat aja ketemu gue gantung di tiang bendera baru tau rasa!" dia pun langsung berlari ke kelas nya, namun di lihat nya bu ningsih sedang berjalan ke arah satu satu peserta ujian untuk mengecek apakah ada yang mencontek apa tidak. namun dengan santai nya dani menghampiri bu ningsih dan meminta soal serta lembar jawaban.

"Kamu dari mana aja? Saya rasa kamu tidak lupa bahwa ulangan di mulai pukul 07.00." ujar sinis bu ningsih.

"Iya bu, saya kesiangan."

"Yaudah tadi mah gausah masuk sekolah sekalian! Saya tidak mau memberikan kamu soal serta lembar jawaban. Kamu sudah telat 30 menit Dani Irawan!"

"Yaudah bu gausah ngegas. Kan waktu pengerjaan ulangan satu setengah jam, nah saya bisa kok ngerjain itu selama satu jam doang."

"KELUAR DARI KELAS SAYA! KAMU SAPU HALAMAN SEKOLAH SEKARANG JUGA. KALAU TIDAK SAYA AKAN BILANG KE SEMUA GURU UNTUK MENGOSONGKAN NILAI ULANGAN KAMU!"

"Yaelah si ibu malah makin ngegas. Yaudah iya saya keluar, saya sapuin juga biar ibu engga ngegas lagi. Kesian urat ibunanti takut putus, sayang bu ke dokter mending duit nya buat fakir miskin yang lebih membutuhkan daripada dokter."

"KELUAR SEKARANG!!!" supaya bu ningsih tidak mengeluarkan suara emas nya lagi dani akhir nya memilih untuk keluar dari kelas itu. Ia mengambil sapu dan pengki untuk menyapu halaman sesuai dengan perintah yang di berikan bu ningsih tadi.

"Semua gara-gara zaki najis. Jadi engga ikut ulangan kan gue! Anjing emang."

"Awas aja kalau ketemu!"

"Ahelah cape anjir." Menyapu sambil mendumel, itu lah yang sedang di kerjakan nya.

"Loh mas dani? Ngapain di sini mas? Bukan nya sekarang jadwal nya lagi pada ulangan ya? Kok mas dani malah nyapu halaman? Itu kan tugas nya saya mas. Kalau tugas nya mas kan belajar. Atau jangan-jangan mas mau ya jadi penjaga sekolah kayak saya." Ujar mas manto yang bekerja sebagai penjaga sekolah ini. penjaga di sekolah ini memang ada banyak dan kebetulan yang di hargai dan di sayangi serta di kenal sama dani hanyalan mang cecep.

"Udah deh diem. Gausah banyak bacot. Bantuin gue mendingan." Bisa di lihat kan. Betapa songong dan gatau malu nya sikap dani itu. Padahal jelas umur mas manto jauh lebih tua dari nya. Mas manto yang memang penurut saja malah mengikuti apa yang di perintahkan oleh si dani itu.

"Lanjutin semua ya. Gue laper, aus juga mau beli jajan. Nanti kalau udah selesai semua gue jajanin deh. Dahhh, SEMANGAT!" dani pun berlari ke arah kantin untuk membeli bubur ayam dan teh manis hangat.

"Enak banget ya pagi-pagi makan sama bubur ayam terus minum nya teh manis hangat." Ujar seseorang yang sedang berdiri dengan muka sangar di belakang tubuh dani. Namun yang di lakukan dani hanya acuh, mungkin dia berfikir kalau yang di belakang nya itu hanya beberapa siswi yang menyukai nya dan ingin bergabung bersama nya.

"KAMU ENGGA DENGER APA YANG SAYA PERINTAHKAN TADI? KENAPA KAMU ADA DISINI?! APA KAMU MEMANG SUDAH TIDAK INGIN MELANJUTKAN SEKOLAH DANI?!" suara melenking itu sontak membuat dani menolehkan kepala nya kaget. Ia langsung memamerkan gigi putih nya kepada seseorang yang mempunyai suara melengking tersebut, siapa lagi kalau bukan bu ningsih.

"Eh ibu, tadi saya udah nyapu halaman bu. Udah cape saya nya. Saya kan bukan robot bu yang engga butuh makan sama minum. Saya kan tadi kesiangan makanya makan aja engga sempet."

"BALIK.."

Kringggg..

"Udah bel ganti pelajaran bu, jadi saya bisa masuk kelas karena engga mungkin pengawas nya ibu lagi. Byeee ibuu love you!" setelah mengucap itu dani langsung berlari menuju kelas nya, sampai nya di depan pintu kelas dia melihat zaki sedang ingin menuju asrama. Ia melewati dani tapi yang di lakukan zaki hanya memalingkan wajah nya agar tidak bertemu dengan wajah dani. Sontak itu membuat dani heran. Dia langsung memanggil dan menghampiri sahabat nya itu.

"ZAK! ZAK TUNGGU!"

"Lo kenapa si?"

"Dih, gue nanya di diemin. Gue nanya lo kenapa? Kok tumben tadi engga bangunin gue? Sumpah ya gara-gara bercanda lo gue tadi jadi engga ikut ulangan pertama, mana gue di suruh nyapu halaman lagi. Sial banget sumpah!" zaki hanya diam dan langsung pergi meninggalkan dani yang sedang mematung heran.

Dani langsung mengingat kejadian apa yang menyebabkan zaki menjadi seperti itu.

GUE SUKA SAMA INAY ANJING!

Jadi inay masalah nya. Gue baru inget sumpah. Engga enak kalau zaki marah kayak gini gue berasa sendirian. Gue kangen masa zak sama lo!

***

Malam nya..

"Zak, lo masih mau diemin gue kayak gini? Serius ya gue kira kita bakalan marahan biasa yang besok nya bakalan lupa sama masalah kemarin. Ini udah seharian lo diemin gue."

"Gue kangen zak. Gue engga bisa apa-apa sendiri."

"Lagian kan kemarin gue udah bilang gue bakalan lepasin inay. Lo bisa deketin inay sepuas lo. Bahakan kalau lo mau maafin gue nanti gue deketin lo sama inay biar kalian beneran pacaran."

Sedari tadi yang dani lakukan hanya bisa bicara panjang lebar tanpa ada yang menjawab nya. Bukan karena dia sendiri tapi karena sahabat nya zaki yang sedang marah pada nya. Ini adalah rekor berantem mereka yang bisa di bilang cukup panjang. Karena memang kalau mereka ada masalah yang bisa dilakukan hanya tidak membahas nya kembali dan bersikap seperti biasa. Nmaun kali ini tidak.

"Ayolah zak maafin gue! Gue engga akan deketin inay lagi janji."

"Ini bukan masalah inay atau siapa pun dan. Ini tentang gimana lo ngehargain perasaan seseorang. Jujur gue emang suka sama inay, tapi yang bikin gue kecewa gimana sikap lo yang engga bisa ngehargain perasaan perempuan sama sekali. Yakinin hati lo! Sama siapa harus nya hati lo, lo kasih. Jangan bertindak kayak brengsek Cuma karena perempuan! Mungkin sebaik nya kita sendiri-sendiri dulu dan. Gue pengen banget lo berubah jadi orang yang bisa ngehargain siapapun. Karena kalau lo mau dihargain belajar lah untuk menghargai orang lain terlebih dahulu."

*******

Próximo capítulo