webnovel

Bertemu Dr. Ben

Setelah pergi meninggalkan Dokter tadi, Andre segera kembali ke selnya sebelum para penjaga melihatnya berkeliaran.

Keesokan harinya, saat makan pagi, Beno, Andre dan Candra mulai berbincang bersama merencanakan apa yang akan mereka lakukan nanti malam.

Rencananya mereka akan pergi di malam hari, saat semuanya lengah. Mereka akan gunakan pintu rahasia yang diketahui oleh Dr. Ben. Pintu itu akan langsung menuju rumah Kepala Desa. Tapi yang mereka butuhkan kini adalah perbekalan selama perjalanan jauh nanti menuju laboratorium. Mereka berniat menyelundupkan makanan dulu dari pasar barter. Mereka akan membarternya dengan barang yang kini mereka punya. Andre akan barter dengan gelang perak miliknya, Beno akan menukar dompet kesayangannya, dan Candra akan menukar dengan kalung pemberian ibunya.

Nanti setelah makan, Beno akan pura-pura sakit seperti Andre untuk bisa menemui Dokter kemarin. Nanti ia akan membicarakan rencana yang baru saja dibahas oleh mereka. Ia juga akan mengajaknya pergi.

Habis sudah makanan mereka, tepat sekali dengan bel yang berbunyi. Mereka kembali ke sel. Dan saat di perjalanan, Beno memulai aksinya. Ia tiba-tiba jatuh tersungkur. Lalu Andre dan Candra meminta tolong kepada penjaga untuk membawanya ke unit kesehatan.

Penjaga pun datang, dan langsung membawa Beno ke unit kesehatan penjara. Beno dibaringkan, lalu Dokter pun datang. Saat Beno membuka matanya sedikit atau bisa dibilang mengintip. Ternyata Dokter yang memeriksanya bukan Dokter yang kemarin. Beno tahu sedikit dari Andre kalau Dokter kemarin memiliki tahi lalat tepat dibawah hidungnya. Tapi Dokter yang memeriksanya kini, bukanlah Dokter yang kemarin.

Beno takut, sakitnya yang pura-pura itu ketahuan. Lantas ia pun bertanya," kemana Dokter yang punya tahi lalat disini", sambil menunjuk bagian bawah hidungnya.

"Oh,, Pak Ben, dia dipindah tugaskan, jadi bagian kebersihan", kata Dokter yang memeriksa Beno.

" Dimana aku bisa menemuinya?", tanya Beno lagi.

"Terkadang bagian kebersihan bekerja di dapur, tempat ibadah, atau dimana saja", jelas sang Dokter.

Saat Dokter itu mengeluarkan stetoskopnya untuk memeriksa Beno, namun Beno malah terbangun, lalu berkata, " Aku sudah sembuh, dok". Beno pun pergi meninggalkan Dokter yang tengah terheran dengan tingkah Beno itu.

Beno keluar dari ruangan itu, pergi mencari Dr. Ben. Ia akan mencarinya ke dapur yang ada di ruang makan. Ia pergi mengendap-ngendap takut ketahuan oleh penjaga.

Situasi masih ramai, Beno bersembunyi di balik gundukan jerami dekat sel. Ia tak tahu kapan ia harus keluar dari persembunyiannya itu. Ia takut ketahuan. Takut dihakimi lagi. Tapi ia ingat perkataan ayahnya yang dikatakan waktu Beno masih kecil, " Anak laki-laki itu pantang takut, apalagi kalau kamu mau jadi tentara, jangan takut mati, itu sudah diatur Tuhan". Waktu kecil Beno pernah bercita-cita ingin jadi tentara. Ia sangat takut pada kecoa dikala kecil. Lalu ayahnya berkata itu, ia mencoba melawan rasa takutnya itu. Hingga akhirnya ia tak pernah takut lagi. Hingga kini ia adalah anak yang tak pernah takut apapun kecuali Tuhan. Ia anak pemberani. Dan kini,, ia tak takut penjaga itu. Ia harus berani. Ia memejamkan mata sekejap. Menarik napas. Menenangkan hati.

Situasi pun agak aman. Para penjaga kini tengah sarapan pagi. Beno segera pergi keluar dari tempat persembunyiannya. Ia mulai berlari-lari kecil mencari Dr. Ben.

Yaa...

Dokter yang dicarinya ada di dekat gedung para penjaga sedang menenteng tong sampah. Ia segera mendekat ke Dr. Ben.

" Dokter, tunggu!", seru Beno.

Dr. Ben melihat ke sekitar, mencari dimana sumber suara yang memanggilnya. Dan ia pun melihat Beno yang sedang berlari-lari kecil mendekat kepadanya. Dokter itu hanya menetap Beno dari kejauhan.

Beno mulai mengatur napas, menenangkan dirinya dahulu. Dan mulai berkata dengan suara agak pelan, "Dok aku temannya Andre, yang kemarin mengajakmu melarikan diri. Bisakan kau ikut denganku sebentar?".

Beno dan Dr. Ben berjalan beriringan menuju tempat persembunyiannya yang semula. Mereka akan membicarakan rencana mereka disana.

Saat mereka tiba disana, ada Candra dan Andre juga ternyata. Mereka sudah dari tadi sebenarnya bersama Beno. Dibalik tumpukan jerami itu. Mereka mulai berbincang tentang rencana itu. Dan semoga saja para penjaga tak menyadari hilangnya mereka.

Setelah selesai membahas tentang rencana itu. Mereka kembali ke sel. Dan Dr. Ben meneruskan pekerjaannya lagi.

Próximo capítulo