"Kita ngapain kak kesini..." tanya Lina karena Reno membawanya kesebuah klinik.
"Aku ada janji sama dokter..." Reno masih tak mau jujur,akan kedatangan mereka kesini.
"Kakak kenapa sakit..."Lina dengan sigap memeriksa keadaan tubuh sang suami.
" Bukan aku,tapi kamu..."Reno menghentikan aksi sang istri dan membawanya duduk untuk ikut mengantri.
"Aku,memangnya aku kenapa..."tanya Lina heran karena sungguh dia merasa sangat sehat.
"Ini aku yakin ada sesuatu disini..." Reno mengelus perut Lina yang memang masih rata tapi ia yakin ada kehidupan yang mulai tumbuh disana.
"Maksud kakak aku hamil...." ungkap Lina girang saat mengerti apa yang dimaksud Reno.
"Ya..." Reno sama bahagianya dengan Lina bahkan rasa kesalnya yang membuncah tadi pagi hilang entah kemana.
Disaat tiba waktunya giliran mereka,Lina tak henti hentinya tersenyum,sungguh dia berharap jika ucapan sang suami itu benar adanya. Jika ia kini tengah mengandung sang calon bayi yang memang sangat mereka harapkan.
"Hei Ren,maaf ya harus ikut ngantri..." sapa sang dokter yang tak lain adalah sepupunya.
"Iya gakpapa.Dew bisa langsung aja gak..." Reno terlihat sangat tidak sabar untuk bisa mengetahui hasilnya.
"Ok ok sabar donk.Udah lama gak ketemu juga,Lina bisa kamu ceritkan keluhan apa yang kamu rasakan..."dokter itu mulai bertanya pada Lina.
" Dia gak mual pagi kayak orang kebanyakan sih,dia hanya menjadi orang yang sangat berbeda dalam kepribadian.Dia itu menjadi malas,manjanya nambah,jorok dan hanya suka makan buah apalagi buah yang kecut kecut..."bukan Lina yang menjawab melainkan Reno yang terlihat sangat bersemangat untuk memberitahukan kondisi istrinya.
Dewi tersenyum penuh arti mendengar itu,sedangkan Lina tertunduk malu mendengar itu semua.
"Ouh kamu udah hafal banget ya,bagaimana istri kamu.Ok lalu kapan terakhir Lina datang bulan..."lanjut Dewi menjalankan tugasnya.
" Bulan ini kamu belum datang bulankan.."tanya Reno tak memberi sang istri kesempatan untuk menjawab.
"Ya belum,terakhir itu..." jawab Lina tapi terpotong begitu Reno kembali menyela.
"Harusnya sih udah dari dua minggu yang lalu,dibulan kemarinkan kamu dapat datang bulan itu ditanggal 5 dan selesai di tanggal 10..." jelas Reno menyampaikan semuanya dengan detail.
Lina kini memandang suaminya dengan takjub, dia tak percaya jika Reno bisa hafal hal hal seperti itu dengan detail bahkan dirinya baru sadar jika ia sudah telat datang bulan seminggu lebih.
"Wah sekarang kamu sudah menjelma menjadi suami sayang istri ya.Hebat kamu Lina merubah bajingan ini menjadi kucing rumahan..." ledek Dewi yang disambut tawa kecil oleh Lina.
"Udah deh.Jadi benarkan kalo istri gue ini hamil..." Reno terlihat begitu tak sabar.
"Kita cek dulu yuk Lin.Berbaringlah..." ajak Dewi membawa Lina keranjang pasien.
"Sini loe,mau lihat calon debaynya nggak..." Dewi mengajak Reno untuk mendekat karena sungguh melihat ekspresi Reno yang sekarang juga membuat nya bersemangat untuk memastikan Lina hami atau tidak.
Dewi mulai melakukan pekerjaannya, dia menempelkan alat diperut Lina dan dilayar monitor mulai terlihat bagaimana keadaan didalam perut Lina.
"Tuh lihat gumpalan kecil itu..." Dewi memberi tahu apa yang ia tau.
"Itu adalah calon anak kalian..." jelas Dewi memberitahukan memang benar Lina tengah isi.
"Wah sungguh,dia cewek apa cowok Dew..." tanya Reno dengan polosnya membuat Dewi dan Lina kompak tertawa.
"Anakmu ini baru berumur empat minggu Reno.Kalo loe mau tahu jenis kelamin anak loe nanti kalo kandungannya berumur 28 minggu ya sekitar 7 bulanan lah,baru bisa keliatan cewe atau cowok..." jelas Dewi yang ikut berhagia dengan kehamilan Lina.
"Nih vitaminnya harus diminum setiap hari lebih bagus lagi kalau dibarengi sama susu kehamilan..."
"Untuk susu kehamilannya kalian beli aja sendiri,cari yang sesuai dengan seleranya Lina,cari yang susu yang khusus untuk awal kehamilan kalo merk terserah..." Dewi memberikan arahanya.
"Jangan buat Lina stress..." ancam Dewi yang seakan tahu betul bagaimana Reno.
"Iya..Tapi kenapa Lina gak seperti yang lain ya Dew,kan biasanya tuh kalo orang diawal masa kehamilan tuh pagi pagi suka mual muntah,ngidam apa gitu tapi Lina kok nggak ya..." tanya Reno yang memang lebih banyak bicara dibandingkan Lina.
Lina bukannya tak mau bertanya hanya saja suaminya selalu saja memotongnya.
"Tanda kehamilan sama setiap orang itu berbeda Reno.Bahkan beda anak beda juga tanda kehamilannya,bisa saja Lina dikehamilan pertama ini dia gak ngalamin morning sicknes dan nanti dikehamilan yang kedua Lina malah mengalami hal sebaliknya..." papar Dewi.
Reno dan Lina mendengarkan penjelasan dan saran Dewi dengan serius terutama Reno yang terlihat begitu antusias menyambut kelahiran sang bayi.
* * * *
"Kak hari ini jangan berangkat ya..." rengek Lina menahan suaminya untuk pergi kekantor.
"Katanya tadi boleh..."
Sikap Lina semenjak hamil memanglah sangat labil,semuanya bisa berubah dengan cepat satu menit yang lalu dia akan berkata A dan semenit kemudian B.Dan Reno sungguh harus banyak banyak bersabar karena ia yakin ini akan menjadi cerita yang indah di suatu hari nanti.
Karena orang tua Reno semenjak tau jika Lina hamil,mereka tak henti hentinya memberi wejangan karena sungguh hamil Lina sangat mirip disaat bu Ratih tengah hamil Reno. Mendengar itu tentu saja Reno senang karena mungkin saja itu tandanya jika sang buah hati akan sangat mirip dengannya.
"Hari ini gak ada meeting pentingkan,kakak boleh kerja kok tapi kerjanya dirumah aja..." Ya walaupun Lina itu sekarang lebih manja tapi dia juga tak pernah melarang suaminya jika menyangkut pekerjaan.
"Ya aku akan dirumah hari ini.Tapi aku boleh mandi ya...." pinta Reno karena dari kemarin sore ia belum mandi.
"Ok,yuk mandi bareng..."ajal Lina yang memang kini tak lagi malu malu kepada Reno.Bahkan terkesan cuek mungkin karena efek dari kehamilannya atau memang mungkin dia sudah terbiasa.
"Yuk,nanti gosokan punggungku ya..."satu yang Reno senang dari kehamilan Lina,istrinya itu sekarang lebih sensitif dan lebih senang memulai terlebih dahulu dalam urusan ranjang.
. . . .
" kak lihat,perutku gerak gerak...."Lina terlihat begitu senang memperlihatkan perutnya yang kini mulai membuncit karena kehamilannya yang mulai memasuki Minggu ke 20.
"Iya,wah gerakannya mulai aktif ya..." Reno menempelkan tangannya di perut sang istri yang masih polos,sebab mereka baru saja keluar dari kamar mandi dan Lina hanya baru memakai pakaian dalam.
"Iya,kayaknya dia juga ikut senang karena ayahnya libur hari ini..." padahal ini baru hari senin dan Reno sudah libur dari hari sabtu.
"Ok ayah hari ini akan dirumah nemenin kamu sama mamah tapi jangan rewel ya.karena ayah harus tetap kerja...." ucap Reno sambil terus mengelus perut istrinya.
"Tapi nyari bubur kacang ijo dulu yuk..." pinta Lina yang memang sekarang jarang makan nasi.
"Yuk...." Reno mengiyakan ajakan sang istri.
Ngidam Lina memang tak pernah yang aneh,selain selalu minta mangga muda setiap pagi di tiga bulan pertama kehamilannya dan jarang sekali mau mandi.Selain itu hanya meminta yang wajar wajar dan Reno pun berusaha untuk menjadi suami siaga.
"Kak kerjanya dikamar aja yuk..."pinta Lina sebab ia tak mau jauh dari suaminya.
" Aku gak bakal gangguin kok,janji deh..."Lina memaksa.
",tapi kalo aku udah selesai nanti..."
Cupp...
"Aku janji gak bakal kasih kamu turun dari ranjang..." Reno menciumi Lina bertubi tubi.
"Iya,boleh sepuasnya deh..." Lina mengiyakan tawaran sang suami yang memang dia pun sedang sangat ingin terus menempel dengan Reno.
"Dedenya aktif banget ya..." fokus Reno terganggu sebab perut Lina yang menempel tepat dipunggung nya terus saja bergerak aktif.
"Ya,biasanya dia gak seaktif ini loh..." ungkap Lina yang ia baru sadar jika bayinya terasa sangat aktif dihari ini.
"Aku usahain kalo kerjaannya bisa aku kerjakan dirumah,aku bakal sering sering nemenin kamu..." Reno merasa kebahagiaannya bertambah berkali-kali lipat setelah Lina mengandung buah cinta mereka.
Andai ia tau rasanya menjadi calon ayah sebahagia ini,mungkin dulu ia takkan menyia-nyiakan waktunya untuk bersenang-senang dengan perempuan lain diluar sana.
"Terimakasih ya sudah mau nurutin semua keinginan aku,dan menjadi calon ayah yang super baik untuk anak kita..."Lina mengeratkan pelukannya di pinggang sang suami yang tengah duduk serius mengerjakan pekerjaannya. Lina memeluk Reno dari belakang dengan keadaan perut yang menempel tepat dipunggung Reno.
"Kamu gak perlu berterimakasih untuk itu,karena memang sudah seharusnya aku melakukan itu.Tapi maaf aku selalu meninggalkan mu sendirian dirumah..." Reno mengelus lembut tangan sang istri.
"Ya gak apa-apa,Mas kan harus nyari uang yang banyak..." tak terasa Lina mengucapkan kata yang membuat Reno benar-benar kehilangan fokusnya.
"Kamu panggil aku apa tadi..." Reno berbalik badan dan meninggalkan pekerjaannya.
"Apa,memangnya aku ngomong apa tadi..." elak Lina yang merasa malu.
"Apa kamu manggil apa tadi..." Reno ikut merebahkan tubuhnya.
"Mas,mas Reno..." jawab Lina dengan malu malu.
Cupp...
Reno mengecup Bibir Lina sekilas karena saking merasa senangnya,mendengar sang istri sudah bisa memanggilnya dengan sebutan yang selayaknya.
"Kerjaannya bisa aku tunda gak..." tanya Reno pada Lina yang masih tak mau menatapnya.
"Bisa,tapi ak...." ucapan Lina terpotong begitu Reno membekap mulutnya dengan bibirnya.
Selama hamil Reno selalu menyentuh Lina dengan lembut dan perlahan,bahkan dia tak pernah memaksa jika memang sang istri tak mau atau sudah lelah.
"Mau makan siang apa..." Reno mengajak Lina makan siang begitu mereka selesai melakukan aktivitas sensual mereka.
"Kerumah ibu aja yuk,kita makan disana..." ajak Lina dengan bersemangat.
"Ok,tapi selama disana aku boleh kerja kan..." pinta Reno karena pekerjaannya harus segera ia selesaikan.
* * *
Maaf ya semua,aku paling gak bisa nulis dihari Minggu dan Sabtu..
Karena suamiku ada dirumah.hehe...