webnovel

Isi Kontrak Pernikahan

Sore ini Reno memenuhi janjinya untuk menemui Evan dihotelnya.Reno datang tepat waktu dari yang sudah ia janjikan dengan Evan, Reno datang sendirian tanpa Lina.

Reno beralasan akan mengantar Mba Tesa dan Angga pulang ke hotel karena mas Riki yang tak sempat untuk menjemput mereka.

Ya sepanjang hari tadi Reno tak punya waktu berduaan dengan Lina karena keberadaan Angga yang sudah datang pagi pagi sekali membuat Lina lebih sering menempel pada Angga ketimbang dirinya.

"Kamu gak langsung pulang Ren...."tanya mba Tesa begitu melihat Reno yang keluar dari mobil.

"Akh ada hal yang perlu aku bicarakan sama mas Riki mba..."Reno berbohong dengan alasan yang tepat karena mba Tesa langsung beranjak pergi begitu mendengar jawaban Reno.

Evan meminta Reno untuk menemuinya di kamarnya begitu pemotretan selesai dan sekarang sebuah sms masuk yang memberitahukan jika pemotretan sudah selesai.

Reno memasuki kamar Evan dengan pasti, terlihat didalam ada beberapa orang termasuk sang kakak yang tengah sibuk dengan kameranya.

"Hey Ren, sebentar ya..."sapa Evan yang terlihat tengah membersihkan makeup sisa pemotretan.Ya dia tidak membersihkannya sendiri sih tapi dibantu dengan dua asistennya.

Reno menanggapinya dengan senyuman seraya melangkahkan kaki menuju sang kakak yang terlihat tak sadar akan kedatangannya.

"Gimana kak,lancar..."Reno menepuk pundak sang kakak.

"Eh Ren,ngapain disini..."Riki terlihat kaget karena dia tidak tau akan janji Evan dan Reno.

"Ada yang perlu aku omongin sama model kakak..."Reno terlihat bersemangat dan terlihat sedikit tegang.

"Ya bagus lah kalo gitu,lebih baik dibicarakan sekarang disaat suasananya masih hangat. Dan kakak yakin Evan akan menyerahkan Lina untukmu..."Riki menyemangati sang adik yang terlihat tegang.

"Tapi jangan besar kepala dulu.Evan menyerah bukan karena dia lelah untuk berjuang tapi Lina berhasil meyakinkannya jika dia sangat mencintai kamu dan bahagia dengan pernikahannya. Walaupun kakak yakin itu sebuah kebohongan yang sangat besar yang dikatakan Lina tapi kamu pantas untuk berbangga diri karena dimata orang lain kamu menjadi suami yang sempurna dengan kebohongan yang Lina katakan..."Riki tau jika perasaan Evan pada Lina itu tulus dan dia bukan laki laki yang bisa dengan mudah melepaskan orang yang ia cintai.

"Ya kak aku tau dan aku sangat menyesal atas perbuatanku dimasa lalu..."Reno sekarang sepenuhnya sadar jika perbuatannya dulu sangat menyakitkan untuk Lina.

"Ya sudah kakak duluan ya..."Riki dan beberapa orang yang lain keluar begitu mendapat sinyal dari sang manager Evan.

Sekarang didalam kamar itu hanya ada Evan dan Reno yang sama-sama terlihat tegang tapi sepertinya Evan lebih bisa menyembunyikan perasaannya dibandingkan Reno.

Evan berjalan menghampiri Reno dengan satu kaleng minuman ditangannya. Dia terlihat santai walaupun sebenarnya ia sangat ingin mencaci dan memaki suami dari sahabatnya ini.

"Nih minum dulu..."Evan menyodorkan kaleng minuman tadi kehadapan Reno.

"Gue langsung aja ke intinya..."Evan mengambil duduk dihadapan Reno yang diberi jarak oleh meja kecil.

"Gue tau kemarin loe pasti mendengar semua pembicaraan gue sama Lina..."Evan duduk dengan sombong. Dia mengangkat satu kakinya dan ia tindihkan di kaki yang satunya, tangannya terlihat memegang rokok yang masih menyala dan panjang.

"Harusnya loe malu mendengar semua itu,istri yang loe sia-siakan begitu membanggakan suaminya bahkan menutupi kebohongannya dengan sangat rapih..."jangan tanya Evan tau dari siapa Reno menguping pembicaraannya dengan Lina yang pasti Evan senang jika Reno sekarang bisa tau bagaimana dia sudah sangat menyakiti Lina.

"Ya gue tau gue selama ini sikap gue sama Lina jahat. Tapi bukankah yang loe lakuin itu sebuah hal yang tak pantas untuk dilakukan.Loe mata matain wanita yang sudah bersuami bahkan mengirimkannya kado setiap hari..."Reno menjawab perkataan Evan tak kalah sombongnya,dia memasang wajah dinginnya dan tatapan membunuhnya. Walaupun didalam hatinya tengah bergejolak karena setiap kata yang keluar dari mulut Evan adalah fakta.

"Gue gak bakal ngelakuin itu jika Lina menikah dengan orang yang lebih baik dari gue dan dengan orang yang memiliki cinta yang lebih besar dari gue. Tapi merelakan Lina begitu saja untuk hidup dengan orang seperti anda, apa anda pikir saya bisa tenang..."Evan mengganti panggilannya untuk Reno untuk lebih memberi kesan jika Reno bukan orang yang baik di matanya.

"Tapi kenapa loe gak lakuin semua itu secara terang-terangan. Kenapa loe gak memperjuangkan Lina secara nyata dan gak sembunyi sembunyi..."Reno ingin tau apa alasan Evan melakukan semua itu.

"Gue memang mencintai Lina. Gue bisa aja mengambil Lina secara paksa dari loe tapi gue tidak seegois itu, karena gue tidak bisa menjamin Lina akan membalas perasaan gue..."

"Kenapa loe bisa nyimpulin jika Lina takkan membalas perasaan loe..."Reno semakin tak mengerti akan Evan.

"Jika Lina bisa mencintai gua mungkin sudah sejak lama. Apa loe tau jika Lina bukanlah orang yang mudah menjatuhkan hatinya kesembarang orang,bahkan kepada gue pun dia tidak bisa..."Evan memperlihatkan wajah kesalnya dengan jelas begitu mengatakan itu.

Reno yang mendengar itu terdiam dengan ekspresi datar pikirannya kini melayang ke nasib pernikahannya yang kini ia merasa pesimis bisa menaklukkan hati Lina.

"Tapi sama loe dia bisa dengan mudahnya bilang.aku kayaknya suka dia deh Van..."Evan menirukan nada bicara Lina yang terdengar manja.Reno sedikit tersenyum dan lega begitu tau akan hal itu.

"Ya gue harap,mulai saat ini jika loe benar benar menginginkan Lina bersikaplah sebagaimana seorang suami yang mencintai istrinya. Tapi jika loe hanya ingin menyakiti dia terus menerus dengan senang hati gue bakal bikin Lina pergi dari hidup loe..."Evan mengatakan itu dengan nada mengancam.

"Ya gue tau selama ini gue udah nyakitin dia,gue menyia-nyiakan dia karena kebodohan gue sendiri yang selalu menilai Lina itu sama seperti wanita diluar sana yang suka akan uang dan barang berkilau. Terlepas dari apa dasar pernikahan kita nyatanya dia selalu menjalankan tugasnya dengan baik sebagai seorang istri..."Reno mengakui semua kesalahannya didepan Evan.

"Apalagi beberapa bulan ini kita tinggal dirumah yang sama setiap hari membuat gue sadar Lina itu istri terbaik yang gue punya sekarang dari ratusan wanita yang gue kenal diluar sana hanya dia yang bersikap apa adanya menjadi dirinya sendiri...."Tak terasa Reno memuji Lina dengan bangga.

"Ya karena Lina pindah itulah gue jadi susah buat mantau dia,tapi gue seneng jika dengan tinggalnya kalian ditempat yang sama setiap hari membuat dia bisa sedikit tersenyum senang. Gue juga ikut senang..."kali ini Evan berbicara penuh ketulusan.

"Tapi satu yang gue heran dari loe,kenapa loe terlihat santai mengejar cintanya Lina.Jika loe benar benar sangat mencintai dia kenapa loe gak berusaha pantang menyerah buat dapetin dia..."tanya Reno karena penasaran Evan bisa dengan mudahnya melepaskan Lina.

"Ya seperti tadi yang gue bilang,Lina itu bukan orang yang mudah untuk jatuh cinta. Gue yang udah tau dia luar dalam gue yang selalu berusaha memberikan yang terbaik untuknya tapi tetap aja akhirnya dia hanya menggap gue sahabat.Gue juga pernah nekat melamar dia tanpa sepengetahuanya tapi tetap hasil akhirnya yang gue dapet hanya kata sebagai sahabat gak lebih..."

"Hari itu gue dengan penuh keyakinan melamar Lina walaupun gue belum nyatain perasaan apa apa sama dia. Hari itu gue pengen Lina tau jika gue yang selalu berkata ingin menjaga dia,dengan berani membuktikan kata kata gue lewat lamaran itu.Tapi tetap dia tidak memberi jalan untuk gue bisa masuk kedalam hatinya lebih jauh..."Evan sadar jika melamar Lina adalah suatu kesalahan baginya. Tapi dengan kejadian itu membuat dia sadar jika cintanya memang selalu bertepuk sebelah tangan pada Lina.

"Dihari itu gue sadar jika Lina memang tidak akan bisa membuka hatinya untuk perasaan lain selain sayang sebagai sahabat.Hari itu walaupun ada atau tidaknya loe gue yakin gue bakal ditolak.Gue juga gak mau bernasib sama seperti kakak gue yang mati konyol karena wanita..."Evan mengatakan itu dengan sedikit tertawa apalagi mengingat mendiang sang kakak yang telah tiada.

Reno merasa tertarik dengan kata kata Evan yang menyangkut kakaknya itu.

"Memangnya kakak mu itu meninggal karena hal apa, bukankah dia meninggal karena kecelakaan..."Reno sangat berharap Evan akan menjawabnya dengan jujur.

"Ya memang dia kecelakaan,mobil yang ia kendarai masuk kejurang setelah menabrakkan mobilnya sendiri ke sebuah truk di depannya..."lagi lagi Evan tertawa dan membuat Reno sedikit curiga apa kematian kakaknya ada hubungannya dengan Evan.

"Asal loe tau aja dia nekad melakukan itu karena dia depresi setelah ceweknya itu meninggalkan dia begitu saja setelah apa yang kakak gue korbankan untuk dia..."kali ini ekspresi Evan terlihat kesal

"Cinta kakak gue sama cewek sialan itu bertepuk sebelah tangan tapi ya dasarnya dia bukan cewek baik baik.Setelah tau kakak gue memiliki rasa padanya dan dia tidak,dia tidak menolaknya tapi dia diminta untuk dikejar dan diperjuangkan.."

Terlihat jelas amarah yang Evan miliki untuk mantan pacar sang kakaknya itu.Evan menceritakan semua cerita yang dialami sang kakak di mulai dari mencintai wanita yang tidak pernah bisa mencintainya dan bagaimana wanita itu memakai cara yang hina untuk bisa lepas dari jerat cinta kakaknya. Bukannya berbicara secara langsung jika dia menolak perasaan laki laki yang mencintainya tapi wanita itu memperdaya kakak Evan dengan tipu muslihatnya yang mudah tertipu karena perasaan.

Puncaknya terjadi ketika bisnis kakaknya Evan mengalami kebangkrutan dan uang perusahaan dibawa lari oleh cewek tersebut atas nama cinta. Ya Setelah menunggu bertahun tahun akhirnya cinta kakaknya Evan terbalas dan karena sudah dibutakan oleh cinta semua yang kakaknya Evan miliki dengan senang hati dia memberikannya pada ceweknya itu termasuk sebuah perusahaan yang dikelolanya dan uang perusahaan lain yang kakaknya Evan pegang.Tapi setelah semua wanita itu mendapatkan yang ia inginkan wanita itu kabur dan menikah dengan laki-laki lain yang dia bilang sangat ia cintai.

Keluarga besar Evan pun sempat melaporkan wanita itu kepolisi begitu tau jika pacar kakanya membawa uang perusahaan tapi begitu wanita itu berhasil ditangkap kakanya Evan malah membebaskannya dan berkata wanita itu tidak bersalah dan meminta keluarganya membebaskan wanita itu untuk hidup bahagia.

"Bodoh bukan, setelah wanita itu bebas dia ya malah...."Evan mengakhiri ceritanya dengan senyuman yang membuat Reno sadar Evan adalah orang yang selalu belajar dari masa lalu.

"Makannya gue gak mau memaksa Lina begitu tau jika dia tidak mempunyai hati untuk gue,gue senang Lina menolak gue dengan tegas dan masih memberikan gue ruang dihidupnya untuk gue tempatin yaitu sebagai sahabatnya.Andai aja gue terus keukeh dan keras kepala memaksa Lina untuk membalas perasaan gue mungkin bisa aja gue bernasib sama seperti kakak gue.Mati karena tak bisa menerima kenyataan..."

Yang jelas alasan Evan untuk tak memaksa Lina dia hanya takut jika perasaan yang ia miliki membuat Lina hidup menderita dan Evan takut mendapatkan kenyataan yang mengerikan untuk Evan sendiri jika Lina tak pernah mencintainya. Karena bagi Evan mencintai itu indah tapi dicintai akan lebih terasa membahagiakan baginya.

Maaf update nya lama karena lagi sibuk sibuknya...

audyamira_2217creators' thoughts
Próximo capítulo