webnovel

Isi Kontrak Pernikahan

Pukul sepuluh pagi Reno dan Lina sudah berada di rumah orangtua Lina di Bekasi.Lina setuju untuk pergi ke Bandung asalkan mereka harus berkunjung terlebih dahulu ke rumah orang tua Lina.

"Kok mau kesini gak bilang bilang ibu dulu sih..."ibu Asih terlihat sangat senang mendapati sang menantu yang datang berkunjung.

"Iya bu maaf kita baru sempat main kesini, soalnya kemarin kerjaan cukup padat.."Reno beralasan.

"Lina bantuin ibu masak yuk,ibu belum sempat masak karena kalo hari sabtu minggu rumah makan bukanya sore..."Ibu Asih mencoba bersikap baik didepan menantu kayanya.

Ya ibu Asih mempunyai tiga orang anak.Dua anak perempuan dan satu laki laki,anak tertua yaitu kak Emon tinggal ti Jawa mengikuti istrinya,anak kedua teh Iyam tinggal bersama ibu Asih dengan dua anak yang masih kecil bersuamikan seorang pekerja bank,dan yang terakhir Lina.

Walaupun Lina disebut anak bungsu tapi dimata ibu Asih anaknya hanya dua Emon dan Iyam.Dulu jika bukan karena suaminya yang keukeh untuk terus membesarkan Lina anak hasil hubungan gelapnya dengan pria lain, mungkin Lina tak akan lahir dan kalau lahir pun sudah ibu Asih buang jauh dari kehidupannya.

Sebenarnya ibu Asih memebenci Lina mungkin akibat dari rasa malu dan bersalahnya kepada sang suami,ibu Asih merasa sangat malu ketika suaminya terlihat sangat menyayangi Lina seperti anaknya sendiri.Jadi jika ibu Asih melihat Lina rasa penyesalan kepada suaminya terus menggema dipikirannya.

"Aku bantuin ibu masak dulu ya kak..."pamit Lina meninggalkan Reno sendiri diteras rumah.

"Iya..."jawab Reno dengan tersenyum manis.

Sepeninggalannya Lina dan ibu Asih,Reno pun mengikuti mereka masuk kedalam.Reno hanya ingin memastikan jika istrinya takkan disakiti lagi oleh ibunya.

Ya di buku harian Lina yang Reno baca, tertulis disana jika keluarganya Lina tak pernah memperlakukan Lina dengan baik,dan itulah yang menjadi alasan utama Lina meminta rumah pada Reno untuk syarat kontrak mereka.Dan tertulis juga dibuku itu jika ibu Asih selalu meminta sejumlah uang kepada Lina setiap bulannya dan jumlah itu tidak sedikit.

Reno menyembunyikan dirinya dibalik pintu dapur,dia sengaja mengambil posisi lebih dekat karena ingin mendengar percakapan mereka secara lebih jelas.

"Masa cuma segini,kamu itu gak ngasih ibu uang udah tiga bulan tapi kamu cuma ngasih segini..."terlihat ibu Asih membuang amplop berwarna coklat yang Lina kasih.Dapat Reno pastikan jika itu berisi uang.

"Kakak ipar kamu yang jadi karyawan biasa aja bisa ngasih ibu lebih dari ini.Tapi kamu yang nikah sama pemilik perusahaan cuma bisa ngasih ibu segitu.."ibu Asih berbicara dengan sedikit keras sedangkan Lina hanya menundukkan kepalanya tak berani menatap sang ibu yang tengah marah.

"Lina kan udah gak jualan bu jadi itu uang sisa tabungan Lina..."Lina menjawab dengan sedikit terbata karena takut.

"Oh memangnya uang yang suami kamu kasih kamu kemanain.Ouh apa jangan-jangan suamimu itu sudah mulai bosan dan bentar lagi kalian mau cerai.Bagus lah kalau gitu kamu bisa menikah dengan orang yang lebih royal dari Reno..."mendengar itu amarah Reno memuncak tapi bisa dia tahan karena ia ingin mendengar hal yang lebih lagi.

"Cukup bu,aku tau ibu tak suka padaku.Tapi apa yang ku beri selama ini apakah masih kurang.Aku tau semua jasa ibu didalam hidupku tak akan pernah bisa dibayar lunas tapi apakah semuanya belum cukup untuk bisa membuat ibu memperlakukanku sebagai seorang anak.."Kali ini Lina memberanikan diri untuk bicara walaupun dia berkata dengan sedikit terisak.

"Jika aku tak ingat kamu membawa suamimu akan habis kamu..."ibu Asih pergi berlalu meninggalkan Lina yang masih berdiri mematung.

Reno ingin sekali menghampiri dan memeluk Lina tapi ia tahan karena dia belum sepenuhnya tau masalah apa yang terjadi diantara ibu dan anak itu.Reno hanya tau samar samar dari buku yang Lina tulis.

"Terimakasih ya bu, masakannya enak banget..."pamit Reno dengan memuji masakan sang mertua,dia mencoba bersikap seperti biasa walaupun didalam hatinya ingin sekali mencaci dan memaki.

"Iya nanti sering seringlah main kesini ibu akan masakin lagi masakan kesukaan kamu..."ucap ibu Asih dengan senyum sumringahnya.

"Kita jalan dulu ya bu..."Reno menyalami ibu mertuanya dengan senyuman yang entah apa artinya.

"Enak saja aku dibilang tidak royal dan akan bercerai dengan Lina..."pikir Reno dalam hatinya begitu melihat ibu mertua nya terlihat bahagia dengan barang yang ia terima dari Reno.Ya waktu Reno menyalami ibu mertuanya ia sisipkan sebuah cek dengan nominal cukup besar.Pikir Reno sekarang biarlah ibu mertuanya ia sogok dulu dengan uang sebelum ia lempari dengan cacian dan makian karena telah menyakiti istrinya.

Dari rumah orangtuanya Lina, perjalanan mereka berlanjut menuju Bandung.Disepanjang perjalanan terlihat Lina terus melamun dan tak hentinya Reno terus merayu sang istri yang mencoba terlihat baik baik saja dimatanya.

Reno ingin sekali bertanya dan membahas tentang keluarga Lina,tapi Reno tak mau membuat suasana hati Lina semakin buruk karena dia sudah menyiapkan sebuah kejutan untuk sang istri.Reno hanya ingin saat ini Lina tersenyum bahagia.

"Kita ketempat mas Riki sama mba Tesa dulu ya..."Reno memarkirkan mobilnya di sebuah hotel bintang lima dimana tempat kakak dan rivalnya menginap.

"Loh kita emang gak nginep disini juga..."Lina memang belum tau rencana Reno.

"Enggak,untuk kita berdua aku sudah menyewa villa..."Reno memang sengaja tidak mengatakan apapun kepada Lina tentang rencananya.

"Yuk masuk dulu, kalau disini urusan kamu dan Evan sudah selesai kita baru ke villa..."

Satu lagi syarat yang Lina minta dari Reno untuk setuju berangkat ke Bandung.Lina meminta ijin Reno untuk bisa berbicara dengan Evan menyangkut masalah paket misterius yang Lina terima.

Begitu masuk hotel Lina dan Reno disambut oleh Angga dan mba Tesa sedangkan mas Riki sedang berbicara masalah konsep dengan Evan.Kedua mertua Lina tidak jadi ikut karena pak Adi sakit pinggangnya kambuh.

Untuk menunggu waktu yang pas.Lina menghabiskan waktu dengan bermain bersama Angga dan Reno,tumben sekali paman dan keponakan itu hari ini terlihat sangat akrab tak seperti biasanya yang seperti anjing dan kucing.

Lina dan Reno pun terpaksa ikut makan malam bersama dengan rombongan Evan dan mas Riki karena Lina belum menemukan waktu yang tepat untuk berbicara banyak dengan Evan.Evan selalu dikelilingi oleh orang yang entah itu fansnya lah, managernya lah atau apanya lah, pokonya Evan selalu terlihat sibuk.

Setelah makan malam usai terlihat Evan yang sedang berbicara dengan telpon berjalan ke arah taman belakang hotel dan Lina pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu.

Lina mengikuti kemana Evan pergi dan begitu terlihat Evan menyudahi pembicaraannya ditelpon Lina pun langsung menghampiri Evan sang sahabat.

"Van bisa kita bicara sebentar..."pinta Lina begitu sampai di hadapan Evan yang berdiri cukup dekat dengannya.

Próximo capítulo