webnovel

Isi Kontrak Pernikahan

Selesai mandi dan memakai baju tidur yang disiapkan Lina,Reno langsung bergegas menghampiri Lina yang kini tengah menonton tv.

Reno tau Lina masih malu padanya karna kejadian dimobil tadi.Sedari tadi Lina terus menghindarinya,dan itu membuat Reno gemas sendiri melihatnya.

"Yank..."panggil Reno mesra yang kini duduk merapat ke sang istri yang tengah sibuk mengemil cemilan.

"Seneng banget ya godain aku..."protes Lina dengan nada sedikit marah.

"Hehe.Lucu tau kamu itu lucu ketika terlihat marah..."bukannya berhenti tapi Reno malah lanjut menggoda Lina yang terlihat kembali pipinya merona.

"Gak kok aku bercanda aku lebih senang melihat kamu yang begini..."Reno menarik sisi bibir Lina untuk membuat ekspresi Lina yang tersenyum.

"Apa sih.."Lina menepis tangan Reno dan mencoba menahan tawa dengan terus memasukan cemilan kedalam mulutnya.Sedangkan Reno tersenyum puas karna lagi lagi ia berhasil menggoda Lina.

"Buka paket paket kamu yuk..." ajak Reno dengan semangat.Karna alasan utama dia mengajak Lina pulang ya untuk membuka paket paket itu.

"Yuk..."Lina menyudahi aktivitas mengemilnya dengan menutup toples cemilan dan langsunh mengikuti Reno yang masuk ke ruang kerjanya.

"Mau buka yang mana dulu..."tawar Reno karna bingung harus mulai dari mana saking banyaknya paket yang ada.

"Yang paling besar itu boleh..."Lina menunjuk paket yang berukuran paling besar yang ia dapet tempo hari.

"Baiklah kita mulai dari ini..."Reno menghampiri dus yang tingginya hampir sedada itu dan sudah menyiapkan cutter untuk membukanya.

"Apa kamu siap..."Reno memastikan Lina siap akan apapun isi dari paket itu.

Srett..Srett...

Reno membuka paket itu dengan semangat sekaligus penuh kehati hatian karna takut isinya hal yang macam macam.

"Wah Olaf..."teriak Lina senang karna isi paket dalam dus besar itu sebuah boneka dari tokoh kartun favoritnya.

"Boneka,jadi kotak sebesar ini isinya hanya boneka..."Reno sedikit heran,ia pikir isinya akan hal yang lebih berharga atau bernilai tapi ternyata hanya boneka yang berbentuk boneka salju tapi ukurannya yang jumbo.

"Ini tuh bukan hanya,kakak tau aku sangat suka dengan boneka salju ini..."Lina langsung membawa boneka berukuran besar itu kedalam pelukannya.

"Kenapa kamu berani menyentuhnya..."tanya Reno dengan nada tidak suka.

"Ya karna aku suka bonekanya.."jawab Lina simple sambil terus memainkan boneka yanh baru ia dapat.

"Tapikan kamu gak tau siapa orang yang mengirimkan boneka itu..."Reno kesal bukan hanya Lina suka akan kado yang ia dapat tapi ia juga tak suka melihat Lina senang mendapatkan kado dari orang asing bahkan bisa dibilang misterius.

"Iya sih,tapi aku yakin siapa pun yang mengirimkan paket ini.Pasti orang yang baik dan..."kata kata Lina terpotong karena...

"Orang itu pasti orang yang mencintaimu.Apa kamu sungguh tidak tau siapa orang yang sudah mengirimkan ini semua..."Reno berkata masih dengan nada kesalnya bahkan sekarang ia mencoba membuka paket yang lain dengan paksa.

Dan benar saja isi dari paket paket itu adalah semua barang yang Lina suka,ada buku dongeng coklat bunga mawar putih mawar merah novel romantis bahkan gantungn kunci yang bergambar tokoh tokoh kartun yang Lina suka.

Lina yang awalnya senang karna isi paket pertama,kini ia mulai merasa ketakutan karna benar kata Reno.Orang yang mengirimkan paket itu pasti orang yang sangat mengenalnya.

"Apa sungguh kamu tak tau siapa yang mengirim ini semua.Kamu lihatkan apa isi dari paket paket ini,semuanya berisikan hal yang kamu suka..."kali ini Reno berbicara sedikit keras sambil melemparkan beberapa tangkai bunga yang sudah layu dan segar.

Entah kenapa Reno merasa sangat marah ketika dia mendapati fakta bahwa diluar sana ada orang yang sangat menginginkan Lina,diluar sana ada orang yang sangat mengenal istrinya.

Sedangkan Reno tak tau apapun tentang Lina,dia tak pernah tau apapun dikehidupan istrinya.

Lina yang kini diliputi rasa takut bukan hanya takut akan pengirim paket itu tapi dia takut juga melihat Reno yang sekarang terlihat sangat marah sekali.Dia tidak bisa berbuat apa apa,yang ada kini dia hanya terduduk lemas dilantai sambil terus menatap Reno yang masih melempar beberapa isi dari paket itu keberbagai arah.

Reno menghentikan aksinya ketika ia sadar Lina kini tengah menangis ketakutan.Bahkan Lina menangis dengan memeluk kedua kakinya,boneka yang tadi dipeluk sang istri tak terasa sudah berada jauh dipojok ruangan sana,karna secara tidak sadar Reno melemparkan semua barang yang bisa ia gapai.

"Maaf..."Reno memeluk Lina erat,dia pun merasa bersalah karna Reno tau Lina pasti merasa ketakutan karena ulahnya.

Reno terus memeluk Lina erat dan mengelus rambutnya lembut, walaupun Lina belum memberikan respon tapi Reno sedikit tenang karna Lina tidak berontak dalam pelukannya.

"Maaf.."lagi Reno mengucapkan kata maaf dengan nada penuh penyesalan.

Sebenarnya Reno juga merasa bingung kenapa dia bisa semarah tadi tapi yang jelas ia bisa merasakan ada sesuatu didalam dirinya yang merasa sangat tak suka melihat isi dari paket paket itu.Jadi secara tidak sadar Reno mengamuk dan melampiaskan semua amarahnya pada sesuatu yang ada disekitarnya.

"Aku takut..."kata itu yang pertama keluar dari mulut Lina saat ia melepaskan pelukan dikakinya dan beralih memeluk Reno.

"Maaf..."entah untuk yang keberapa kalinya Reno meminta maaf.

"Maaf karna aku membuatmu takut,aku hanya..."Reno tak bisa melanjutkan kata katanya karna ia sendiri pun bingung akan apa alasannya dia merasa begitu marah.

Lina yang mendengar Reno tak meneruskan kata katanya membuat dia merasa sedikit sakit.Karna Lina pikir kenapa Reno harus semarah itu jika ia tidak mempunyai perasaan padanya.

Akhirnya dengan perlahan lahan Lina merenggangkan pelukannya kepada Reno sedikit demi sedikit.Air matanya sudah berhenti untuk keluar hanya karna Lina sadar Reno tak punya perasaan apa apa padanya.

"Mau membereskan ini bersama..."Lina mengatakan itu dengan senyuman dan tangan yanh sibuk mengusap sisa air mata diwajahnya.

"Ouw sepertinya tadi ada badai..."Reno tertawa begitu melihat ulahnya tadi membuat seisi ruangan itu sangat berantakan.Lina pun menanggapi itu dengan ikut tertawa bersama sang suami.

Membutuhkan waktu cukup lama untuk mereka berdua membereskan kekacauan yang Reno buat.Bisa terlihat mereka sangat kompak membereskan semua barang yang berserakan disana,diselingi dengan canda tawa yang diantara mereka.

"Ini semua mau kamu apakan..."Tanya Reno begitu ia meletakan buku terakhir disebuah box.Box itu sudah tersusun rapih buku buku yang diurutkan sesuai dengan jenis nya.

"Buku dongeng akan aku bawa untuk Angga besok,dan buku novel akan aku sumbangkan.Tapi aku bingung pada yang lainnya..."Lina baru sadar ternyata begitu banyak paket yang ia terima hanya dalam itungan beberapa bulan saja.

"Apa kamu tak mau menyimpannya..."

Lina hanya menggelengkan kepalanya, menanggapi tawaran Reno.Dia memang sangat menyukai semua barang yang ada dihadapannya sekarang tapi mengingat ia tidak mengetahui siapa yang mengirimnya, membuat Lina sedikit takut.

"Tapi apa kamu sungguh tak tau siapa yang mengirim ini.Coba baca dulu beberapa surat ini, mungkin kamu akan tau siapa..."Reno menyerahkan beberapa surat yang ada didalam paket tadi.

Lina membaca surat itu satu persatu,totalnya ada lima buah surat yang bisa dikatakan surat cinta untuknya.

"Sepertinya aku tau siapa.."mendengar itu seketika Reno yakin jika tebakannya tidak salah kali ini.

"Pasti Evan yang mengirimnya.Karna hanya dia yang selalu memanggilku dengan nama lengkap diawal pembicaraan."Lina yakin pasti itu Evan karna semua bukti mengarah padanya. bukti yang paling kuat adalah hanya dia yang tau alamat dia sekarang.

"Evan Permana teman SMA mu itu..."Reno berpura pura kaget seakan dia tidak tau.

"Tidur yuk..."Reno pura pura menguap sebagai tanda dia ingin segera tidur,padahal sebenarnya ia hanya tak ingin membahas Evan untuk kedua kalinya hari ini.Cukup tadi dia membicarakan tentang Evan bersama kak Riki,tapi tidak dengan Lina...

Walaupun Reno ingin menanyakan tentang kejadian hari ini tapi Reno tahan ia tak mau membahas itu sekarang,mungkin besok baru ia akan bertanya..

"Kakak duluan aja..."terlihat Lina masih sibuk berpikir akan apa alasan Evan mengirimkan ini semua padanya.

"Gak,aku maunya sama kamu..."Reno mulai beraksi dengan tingkah manjanya, terlihat dia mulai menyenderkan kepalanya kepundak Lina.

"Kak..."Lina seakan sudah tak kaget akan apa yang dilakukan Reno,Lina bahkan sudah mulai terbiasa dengan semua perlakuan Reno yang selalu tiba tiba.

"Tidur..."lagi lagi Reno pura pura menguap,bahkan ia dengan sengaja menguapnya dengan panjang,memberi tanda jika dia sudah sangat ngantuk.

"Iya iya,yuk tidur..."akhirnya Lina mengalah karna ia tau Reno pasti tidak akan menyerah untuk terus mengganggunya.

Próximo capítulo