webnovel

Bab 40 ( Pakaian yang Nyaman & Pantas )

"Uang itu bahkan tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan seluruh uang yang aku berikan untuk nenek setiap bulannya untuk berbelanja. Jadi, darimana kau bisa beranggapan bahwa aku akan sangat bersikap kikir padanya? Apa kau sungguh memahami situasinya sekarang? Yang aku permasalahkan di sini adalah tindakanmu. Tindakan!" Harry menerangkan dengan kesal maksud hatinya.

Selama ini ia jarang sekali harus memberikan penjelasan yang rinci pada oranglain. Karena itu, ketika ia diberikan kesempatan untuk menjelaskan sesuatu yang tidak diinginkannya, perasaan kesal tentu kini menyelimutinya.

Dan, jika kali ini Cleo tetap tidak mengerti, Harry lebih baik menyerah!

Bibir Cleo berkerut mendengar penuturan Harry.

Lagi dan lagi. Laki-laki ini selalu bisa membuat Cleo terlihat bodoh di mata dunia! Memangnya dia pikir, darimana Cleo bisa tahu berapa banyak uang belanja bulanan nenek yang bahkan bukan neneknya sendiri, jika ia baru saja mengenal mereka?

Hah! Apa Harry baru saja sedang ingin melucu?!

Cleo memutuskan untuk mengabaikan semua sikap sarkastik Harry yang tentu Cleo tahu tidak ada obatnya.

"Oke! Baiklah! Aku mengerti. Jadi, masalah kita kini sudah selesai?" tanya Cleo mengakhiri perdebatan mereka yang tidak berguna dengan akhir yang ia inginkan.

Harry tak segera menjawab. Ia sibuk memikirkan hal yang lain.

Tapi kemudian, ketika Cleo baru saja akan mengesampingkan perhatiannya dari Harry ke sisi lain, Harry mendadak mengeluarkan statement yang tidak terduga.

"Besok, aku akan membawamu ke kantor. Jadi bersiaplah," ujar Harry tenang tanpa bisa diprediksi.

Cleo menatapnya bingung.

Apa ia baru saja salah mendengar?

Saat makan malam bersama, Harry jelas menetang keras keputusan nenek untuk membawanya ke kantornya. Lantas, darimana statement itu bisa muncul dan berkumandang? Apa telinganya sedang bermasalah sekarang??

"Aku akan meminta Dirga untuk mengurus segala sesuatunya. Kau tinggal mengikutinya dan tidak membuat masalah. Aku melakukan ini karena nenek. Jadi kau jangan berpikir yang tidak-tidak," seru Harry menambahkan.

Cleo kini meyakini pendengarannya.

Jadi Harry memang ingin mengajaknya pergi ke kantor bersama karena nenek yang meminta? Lalu jika begitu mengapa mereka harus ribut segala tadi? Dan, pikiran yang tidak-tidak macam apa yang Harry maksudkan?

Cleo menatap Harry kesal lalu kemudian pasrah.

"Baiklah. Aku mengerti. Apa ada lagi?" ucap Cleo tak bersemangat.

"Tidak. Itu saja," balas Harry.

Cleo langsung mengangguk, "Oke." Kemudian melemparkan pandangannya keluar jendela.

Dan mereka pun kembali ke rumah mereka dengan damai tanpa percakapan apapun lagi.

***

Hingga keesokan paginya.

Ketika ini menjadi inisiatif Harry sendiri untuk memperkenalkan Cleo pada semua karyawannya, Cleo dengan usahanya menanggapi putusan ini dengan bijak dan benar.

Ia tentu tidak ingin mempermalukan Harry sebagai istrinya yang sah. Walaupun ia hanya berstatus sebagai 'istri dalam kontrak'. Ia tetp harus menunjukkan kinerjanya yang tidak bisa setengah-setengah.

Karena itu, ketika Cleo tidak tahu pakaian apa yang pantas untuk ia kenakan di hari pertamanya datang ke kantor Harry, Cleo meminta bantuan Dirga untuk memberikannya beberapa masukkan.

Dirga dengan sigap memberikan beberapa usul.

"Anda hanya perlu mengenakan pakaian formal yang nyaman dan pantas. Lalu akan lebih baik jika warnanya itu netral dan tidak terlalu mencolok. Sehingga saya rasa itu saja sudah lebih dari cukup," ujar Dirga mengungkapkan pemikirannya.

Cleo mengikutinya. Ia mengambil satu setelan pakaian yang sudah menggantung di lemari pakaiannya. Dan langsung mencobanya.

Sebuah blouse berwarna pink pastel dengan setelan jas semi formil yang cantik tapi juga berkelas. Serta paduan rok berendanya yang panjangnya melewati lutut dan memiliki belahan manis di sisi kirinya.

Pakaian yang sanggup menegaskan berapa banyak usaha yang dikeluarkan si empunya tubuh untuk dapat menampilkan diri secantik dan semanis mungkin tanpa perlu diragukan lagi.

Ya, walaupun pakaian itu sebenarnya sudah tersedia di dalam lemari pakaiannya sejak awal. Dan Cleo hanya perlu menambahkannya sedikit make-up wajah yang natural namun juga trampil. Cleo berhasil menampilkan dirinya jauh lebih menarik daripada hari-harinya yang biasa.

Sambil melenggang masuk ke dalam mobil yang akan mengantarnya pergi, Cleo merasakan pandangan mata Harry yang membidiknya sekilas.

Harry nampaknya juga tampil dengan cukup baik hari ini. Entah bagaimana melukiskannya, Harry sukses menampilkan aura maskulinnya yang misterius.

Cleo terdiam sejenak. Atau, apa itu hanya bayangannya saja?!

Sambil mencoba memikirkan segala hal yang mungkin bisa mengurangi sedikit saja kegugupannya, Cleo dengan cemas duduk di kursinya sambil mencermati beberapa hal yang telah diperingatkan Dirga.

Sejauh penuturan Dirga, Cleo diharuskan membalas sapaan karyawan Harry dengan senyum yang sekedarnya. Ia juga diminta untuk tidak terlalu bersikap menonjol. Demi untuk menampilkan citra dirinya yang adalah seorang istri yang sah dari seorang bos besar di perusahaan mereka.

Oleh sebab itu, Cleo beberapa kali melatih senyum ramahnya yang mungil dari balik cermin kecil yang sengaja ia bawa kemana pun ia pergi, khusus untuk hari ini.

Cleo tahu, Harry sudah beberapa kali memperhatikannya dengan pandangan yang aneh. Tapi karena Cleo tidak ingin mendengar komentar yang pedas darinya dan itu pasti akan merusak mood yang sudah susah payah ia bangun, Cleo memutuskan untuk mengabaikannya.

Selama harry tidak bertanya atau berucap, Cleo rasa ia tidak perlu menanggapinya

Tapi ketika dalam perjalanan keseimbangan mobil mendadak tidak terkendali. Mobil sempat berbelok sedikit ke samping dengan terburu-buru dan kemudian melaju normal kembali ke posisinya yang semula untuk beberapa saat.

Belokan yang sangat cepat dan tajam, sanggup membuat Cleo hilang keseimbangan dan tanpa sengaja jatuh ke pangkuan Harry yang juga terkejut. Mereka spontan saling menatap dalam diam.

Harry melirik supirnya dengan kesal.

"Apa kau tidak bisa menyetir dengan benar?" tanyanya dengan nada yang marah. Cleo ikut tertegun.

"Maaf, Tuan. Barusan, ada seekor kucing yang melompat. Karena itu, saya buru-buru melempar setiran ke kiri. Apa Anda berdua baik-baik saja?" tanya sang supir cemas walau sudah dimarahi.

Cleo yang tersadar dari lamunannya, segera bangkit ke posisinya lalu meminta maaf.

"Maaf. Aku tidak tahu kalau aku akan jatuh menimpamu," ujar Cleo merasa bersalah.

Sambil malu-malu, Cleo mengingat kembali aroma parfum Harry yang sangat enak dan harum. Aduh! Ini benar-benar memalukan!, rutuk Cleo dalam hati.

Karena terlalu fokus berlatih di depan cermin, Cleo sampai tidak bisa mengantisipasi adanya guncangan pada mobil.

Beruntung, Harry tidak terlalu mempermasalahkan masalah ini. Padahal Cleo pikir, Harry pasti akan langsung marah padanya dan memaki. Tapi jangankan memaki dan bersikap dongkol padanya, Harry justru kini bersikap sangat tenang? Seolah itu tidak pernah terjadi.

Apa suasana hatinya sedang baik.

Cleo menanggapi sikap tidak biasanya itu dengan bingung.

"Lebih fokus lain kali," seru Harry pada sang supir yang tentu menunjukkan bahwa Harry memamg benar tidak sedang marah atau kesal. Mereka pun kembali melanjutkan perjalanan mereka dengan tenang dan damai sampai mereka sampai ke tujuan.

***

Próximo capítulo