"Apa kau takut padaku?" pertanyaan yang pertama kali Mahendra lontarkan pada tunangan putra Rio.
Gadis yang duduk di ujung paling pojok pada kursi mobilnya, kini memberanikan diri melirik lelaki bermata biru, "Ge, Gesang bilang anda berbeda. Tapi, dia selalu percaya Anda baik,".
"Aku bukan pria yang menjalankan sesuatu tanpa alasan. Jadi, tak perlu takut padaku. Ikuti aturannya, dan kau akan selamat," sepanjang perputaran mobil pada porosnya, Mahendra terdiam dan lebih banyak memperhatikan jam di tangannya. Anehnya, kini gadis yang tersandera dalam satu kendaraan bersama pewaris Djoyodiningrat, nampak berdebar. Dia menemukan letupan kebahagiaan di dadanya. Dan, letupan-letupan itu kian lama kian memberinya keyakinan 'mungkin saja dia bisa bertemu dengan kekasihnya, Gesang'
Harap-harap cemas, Syakilla coba berujar, "Apakah Gesang-"
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com