"Dia yang menginginkan pergi dari rumah ini, bukan ayah yang mengusirnya," ujar Rio berikutnya. Lagi-lagi sebuah foto keluar dari dalam laci.
"Sudah menikah. Memiliki keluarga baru," santai Rio berkata seolah tak memiliki beban sama sekali, "Haha, dia melanjutkan hidup dengan baik sesuai impiannya," bahkan tertawa nyaring tanpa peduli jemari putranya bergetar.
"Kau tahu, selama pernikahan kami, ibumu berulang kali mengatakan ingin pergi dariku," lanjutnya.
Gibran sama sekali tidak mengerti apa yang menyenangkan dari narasi tentang seorang istri yang tidak sanggup tinggal bersama suaminya. Rio selalu tersenyum tiap kali kata 'ibumu' keluar dari mulut penghisap cerutu bersama asap yang membumbung di tengah-tengah ruang ber-AC tersebut.
"Jadi, percuma kamu mencurigai ayahmu sendiri dan berhasrat mencarinya," Rio selalu mendominasi percakapan, sedangkan putra sulungnya lebih banyak terdiam.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com