Kirana dijemput dengan sebuah mobil Alphard Hitam oleh Kaviandra Group tepat nya atas perintah Raihan , wahh bukan kah itu berlebihan. ya setidaknya itu lah pikiran semua rekan kerja Kirana di kantor.
Selama dalam perjalanan Kirana bimbang apakah dia harus memberitahu Farhan atau tidak , akhirnya Kirana mengurung kan niat nya untuk menghubungi Farhan, dia akan menceritakan nya saja nanti, dia takut Farhan akan khawatir padanya dan mengganggu pekerjaan Farhan.
Tanpa sadar akhirnya mobil yang membawa Kirana sudah memasuki Kantor milik Group Kaviandra.
"kita sudah sampai mba,,," ucap supir pribadi yang membawa Kirana tadi dan kini telah berada disamping Kirana dan telah membuka kan pintu mobil untuk nya.
"terima kasih" balas Kirana dan keluar dari mobil.
Kirana pun berjalan dan memasuki gedung Kaviandra Group. dan saat memasuki lobby Kantor ternyata ada Deska sekertaris Raihan yang sudah menunggunya. "pagi mba Kirana" sapa Deska sopan. "pagi Deska" balas Kirana.
"mari mba ikut saya" sahut Deska dan mempersilahkan Kirana jalan terlebih dahulu. Saat tiba di depan lift Deska segera mengarahkan Kirana "lewat sini mba" lagi lagi mereka menggunakan Lift khusus Direksi. Kirana hanya meangguk dan mengikuti arahan Deska.
Akhirnya merekapun tiba di ruangan Raihan. "silahkan mba," ucap Deska seraya membuka ka. pintu untuk Kirana.
Begitu mereka tiba di ruangan Raihan , Raihan sedang memegang sebuah map dan melihat nya dengan tatapan serius. "Pak , mba Kirana sudah ada disini" ucap Deska dan membuat Raihan mengalihkan pandangannya ke arah Deska dan Kirana. "kamu boleh keluar, dan jangan biarkan siapa pun masuk hingga urusa saya selesai" sahut Raihan dingin ,, "baik pak" ucap Deska dan menunduk memberikan hormat ke Raihan dan bergantian ke arah Kirana. lalu keluar dari ruangan Raihan.
Saat Deska menutup pintu ruangan Raihan, Kirana menyadari atmosfer dingin dari Raihan yang begitu kuat, sejujurnya ada sedikit rasa takut dalam diri nya. Namun Kirana berusaha menyembunyikan nya.
"selamat pagi Pak Raihan" siapa Kirana profesional.
"apa tidur mu nyenyak?" ucap Raihan dingin tak membalas salam Kirana.
Kirana sedikit shock mendengar pertanyaan diluar pekerjaan dan tentu diluar pikiran nya itu. Dia sempat terdiam beberapa detik sebelum menjawab pertanyaan Raihan.
"iya pak" jawab nya singkat.
"sepertinya kamu terlihat bahagia hari ini" sahut Raihan dengan senyum sinis nya.
"saya selalu menunjukkan wajah ceria kepada semua klien saya pak" jawab Kirana dingin.
"ohhh benar kah, profesional sekali" sahut Raihan sarkastik.
"ada pekerjaan apa anda memanggil saya sepagi ini Pak?" sahut Kirana tak ingin berlama-lama untuk berbasa-basi.
"santai saja, kita tak akan membahas pekerjaan hari ini" sahut Raihan santai.
"Jika tak ada urusan pekerjaan , maka saya akan pergi dari sini" sahut Kirana dingin.
"kamu yakin akan pergi sekarang?" balas Raihan
"maaf Pak Raihan, saya tidak ingin urusan pribadi anda sangkut pautkan dengan pekerjaan saya" jawab Kirana tegas.
"saya tidak meminta mu kemari untuk urusan pekerjaan, tadi saya hanya bilang agar kamu segera kemari bukan" jelas Raihan. "saya tidak punya waktu untuk terus berbasa-basi, jadi tolong segera ke intinya" sahut Kirana.
Saat Kirana mengatakan itu suasana hening untuk beberapa saat. Kirana sempat melihat tatapan tajam dan gelap dari mata Raihan.
"jika tidak ada yang penting saya akan pergi sekarang" ucap Kirana memecah keheningan dan berniat memutar badannya untuk meninggalkan ruangan Raihan.
"Raka anak kandung ku bukan" ucap Raihan dan membuat Kirana kaget seolah dia terkena serangan listrik yang membuat dirinya merasa darah nya berhenti mengalir dan jantung nya berhenti berdetak. Dia pun diam membatu di tempat nya, pikirannya melayang ntah kemana, dia bahkan tak menyadari kini Raihan telah berdiri tepat dihadapan nya.
"kenapa diam Kirana" ucap Raihan dan membuat Kirana kembali sadar.
"aku tak mengerti ucapan anda Pak Raihan,," Jawab Kirana menutupi kegugupannya
"Raka adalah Putra ku" lanjut Kirana tegas.
"iyaa dia anak mu, dan juga anak ku kan" balas Raihan telak, dan membuat Kirana tertegun. Rasanya begitu sulit untuk mengeluarkan suaranya, "hahaha, lucu sekali" ucap Kirana dengan tawa yang absurd untuk menutupi kegelisahannya nya. "bagaiamana bisa dia anak mu" lanjut Kirana berusaha setenang mungkin.
Raihan benar benar geram dengan Kirana yang terus menghindari nya.
"apa kamu lupa apa yang sudah kita lakukan Kirana" ucap Raihan dingin.
"aku tidak melupakan nya,tapi itu adalah masa lalu buat ku sekarang" sahut Kirana tak kalah dingin.
"Raka adalah hasil dari masa lalu itu bukan" sahut Raihan tak mau mengalah.
"hentikan Raihan, jangan bawa bawa putra ku" ucap Kirana yang merasa geram karena Raka terus dibawa bawa.
"baikkk, lihat ini" ucap Raihan seraya menyerahkan sebuah map yang berisikan hasil tes DNA dia dan Raka yang dia simpan sejak lama.
Kirana kaget melihat itu , dia sekarang tak bisa menghindar lagi.
"kaa, kamuu, tau ini dari mana," tanya Kirana akhirnya.
"apakah arti nya ini benar Kirana,,, Raka adalah putra ku" ucap Raihan membalik pertanyaan Kirana.
"lalu , kalau dia putra mu, apakah ada yang akan berubah Raihan?" jawab Kirana yang tak lagi setakut tadi.
"ternyata benar di anak ku ,, dan kamu menyembunyikan ini semua dari ku Kirana,?" sahut Raihan mulai mengeluarkan emosinya.
"hahhh, menyembunyikan,!? apa tidak salah, bukan nya selama ini kamu yang menghilang," sahut Kirana
"menghilang?!" ucap Raihan
"iyaa, kamu bahkan tak ingin menjawab telpon ku tak ingin menerima penjelasan ku, dan tahu kah kamu Raihan dihari ketika aku tau kehamilan ku, saat itu aku langsung menghubungi mu tapi apa, aku harus menerima kenyataan bahwa seorang wanita yang menjawab telpon mu, kamu tahu betapa hancur nya aku, betapa dihari itu rasanya aku ingin mengakhiri hidup ku Raihan" jawab Kirana dengan emosi dan air mata yang mulai mengalir mengingat sakit nya dia di hari itu.
Raihan diam mendengar setiap kata kata Kirana, hati nya seolah teriris, perih dan sakit. Dia hanya bisa diam menatap dalam kearah Kirana
"kamu tahu Raihan, pernikahan seperti apa yang aku jalani , seperti neraka Rai, aku bahkan setiap hari harus menangis mengingat mu, dan rasa bersalah pada suami ku yang terus memperlakukan ku dengan baik sedangkan aku saat itu berharap kamu kembali , tapi apa nyatanya , kamu tak kembali, bahkan sama sekali tak mencari tahu tentang ku," ucap Kirana akhirnya mengeluarkan semua perasaan nya.
Raihan masih diam ntah apa yang dia pikir kan. Kirana tak memperdulikan nya. Ini sudah saat nya dia melepaskan semua dan menyelesaikan hubungan nya dengan Raihan, dia tak ingin Farhan berkorban lagi.
"kamu tahu Raihan, siapa saat itu yang terus mendampingi ku bahkan menerima keadaan ku dia tahu aku mencintaimu dia tahu aku mengandung anak mu, tapi dia tetap memperlakukan ku dengan baik sangat baik,, cinta nya begitu tulus untuk ku, dan Raka, Raka mendapat kan kasih sayang seorang ayah dan status terhormat dari nya Rai, sampai akhirnya nya aku menerima balasan yang begitu menyakitkan, sebuah pengkhianatan yang dia lakukan dalam keadaan tak sadarkan diri. Aku yang egois saat itu memilih untuk mengakhiri hubungan kami, aku sudah mengatakan nya pada mu bukan tentang ini semua sebelum nya." jelas Kirana dengan suara yang sudah mulai terisak.
"kalau begitu, kembali lah pada ku Kirana, kamu tahu betapa aku mencintaimu , aku ingin kita kembali seperti dulu" ucap Raihan akhirnya mengeluarkan suaranya.
"tidak Rai, aku tidak bisa kembali pada mu" jawab Kirana tegas.
"apa karena Farhan?" sembur Raihan.
"bukan karena dia, tapi karena hati ku" sahut Kirana yakin. Melihat Raihan diam Kirana kembali melanjutkan ucapannya.
"jadi ku mohon lepaskan aku Raihan aku sudah tak lagi mencintai mu, aku tak tahu sejak kapan itu terjadi, tapi asal kamu tahu hati ku sempat membeku karena menunggu mu yang tak pernah datang ,, sampai akhirnya Farhan kembali, dan kini aku mencintai nya". Jelas Kirana.
Dan kalimat terakhir Kirana ini membuat Raihan yang tadi diam dan menunduk, seakan menerima cambukan lebih keras dan lebih sakit lagi.