"Kamu yakin ga mau siapin keperluan buat ke Aussie? Kamu bisa pulang duluan." aku bertanya pada Kyle saat kami memasuki area parkiran sebuah penyewaan lapangan olahraga.
Astro sudah menyewa dan membayar satu lapangan basket indoor untuk sparing bersama Zen. Dia melakukannya untuk memastikan aku menciumnya di depan Zen dan Mamanya tanpa membuatku merasa gugup jika ada orang asing.
Di rumah Denada tadi, aku dan Mayang membantu Denada mengepak semua keperluannya selama lima hari ke dalam satu koper. Aku tahu Mayang merasa ada sesuatu yang terjadi yang sedang kusembunyikan karena menatapku berkali-kali tanpa mengatakan apapun. Aku hanya berpura-pura tidak menyadarinya.
Astro dan Kyle berbincang dengan Mama Denada selama aku dan Mayang membantu Denada. Entah mereka membahas apa.
"Kyle bisa siapin itu nanti setelah nemenin kalian pulang ke Surabaya. Nona ga perlu khawatir." ujar Kyle dengan senyum menawan di bibirnya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com