"Suara kamu tambah bagus." ujarku sungguh-sungguh.
"Aku kan ga mau kalah dari kamu."
Aku tertawa. Aku bahkan sudah kesulitan mengalahkannya sejak dulu. Sepertinya mulai saat ini akan sangat sulit mengalahkannya dalam hal apapun.
"Ayo keluar. Aku ga mau lama-lama di sini." ujarku setelah tawaku terhenti.
Astro mengangguk dan menaruh gitar semi-akustiknya di dekat tumpukan buku yang akan dia bawa. Sepertinya dia akan membawa gitarnya ke Surabaya.
Dia menggenggam tanganku dan mengajakku keluar. Kami keluar kamar bersamaan dengan kedua orang tuanya dari kamar mereka. Mereka sudah berganti pakaian formal untuk menghadiri rapat.
"Suara kamu bagus." ujar Ayah.
"Iya dong. Astro kan mau sering nyanyi buat calon istri." ujar Astro tanpa malu-malu, lalu mengajakku menghampiri sofa dan duduk.
"Jadiin istri beneran baru bangga nyebutnya." ujar Ayah sambil mengambil sepotong brownies dan mengunyahnya. "Ini enak. Faza yang bikin?"
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com