Maharani terdiam ketika sedang menemani Agung yang kini tengah menyantap sepiring nasi padang dengan lauk ayam bakar dan telur dadar. Sementara Agung makan dengan lahapnya, Maharani justru terlihat tidak menyentuh makanannya. Ia malah terdiam sambil memainkan sedotan yang ada di gelas es teh manis miliknya.
Ia masih memikirkan pertemuannya dengan Bara yang berlangsung sangat singkat itu. Meski singkat, Maharani hampir gugup ketika Bara menatapnya sebentar. Namun, ia berusaha untuk bersikap seperti biasa.
"Woi, bengong aja," seru Agung. "Masih kepikiran yang tadi, ya?" godanya.
Maharani segera mendelik pada Agung. Sambil menatap kesal ke arah Agung, ia menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.
Agung tertawa melihat sikap Maharani. "Jangan bilang, lu terpesona sama Bara." Ia melirik jahil pada Maharani yang duduk di hadapannya.
Maharani kembali menatapnya dengan tatapan kesal. "Ngomong sekali lagi, makanan lu ngga jadi gue bayarin."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com