Pipi A Li tampak memerah. Rubah itu kemudian menjulurkan lidahnya dan cakar kecilnya mengusap-usap wajahnya seolah sedang berkata, "Tidak tahu malu. Aku bukan mau merayumu!"
"A Li, beraninya kamu menertawakanku! Mau aku pukul pantatmu?" Tanya Ye Chen yang merasa kesal. Pemuda itu lalu mengangkat A Li dan memukul pantatnya.
A Li meronta-ronta hingga seluruh tubuhnya memerah. Dari sorot matanya dapat diketahui kalau rubah itu sedang merasa malu.
A Li yang terlihat menawan membuat jantung Ye Chen agak berdebar. Gawat! Aku benar-benar dibuat terpikat oleh rubah kecil ini. Batin Ye Chen.
"A Li, kamu dan singa betina itu sama-sama hewan spiritual tingkat sepuluh, tetapi kenapa singa betina itu bisa berbicara sedangkan kamu tidak bisa?" Ye Chen bertanya pada A Li. Bulu kuduk Ye Chen langsung berdiri kalau teringat tawaran singa betina itu sebelumnya.
Cakar gemuk A Li bergerak dan mengisyaratkan sesuatu dengan wajahnya yang menyiratkan sedikit rasa angkuh.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com