webnovel

Bab 06

"Akhirnya ibu mertua sudah pergi, ini saatnya." kata Nike di dalam hati.

"Hai Dinda, tunggu.." kata Nike menghentikan langkah Dinda yang akan pergi meninggalkan ruang makan.

"Iya mbak, kenapa?" tanya Dinda.

"Kamu tanya kenapa?, kamu masih tanya, iya?, kamu benar-benar gak sadar atau bagaimana ha..?" tanya Nike juga.

"Aku benar-benar tidak mengerti mbak.." jawab Dinda polos.

"Jangan sok munafik kamu ya Dinda, kemarin kamu yang bilang sendiri gak akan tertarik pada tuan Arjun Saputra, tapi apa nyatanya ha.." kata Nike.

"Ah masa sih.. Sayangnya aku lupa mbak, huaaamm.. Sudah ya Dinda mau balik lagi ke paviliun, bye.." kata Dinda yang malas berdebat.

"Ih.. Lihat saja nanti hmm.." kata Nike di dalam hati.

"Aku duluan ya Nurul." kata Nurma pamit pergi.

"Iya.." sambung Nurul.

"Enggak bisa di biarkan ini mbak, mbak harus kasih Dinda pelajaran."

"Iya kamu benar Nurul, tapi apa ya?" tanya Nike.

"Mari pikirkan bersama." jawab Nurul.

Dinda akhirnya bisa terbebas juga dari Nike istri pertama tuan Arjun Saputra (madunya). Disaat Dinda menuju ke paviliunnya Dinda melihat seorang pemuda memasuki kediaman tuan Arjun Saputra.

"Siapa dia, aku baru pertama kali melihatnya, kata Daniar kalau tidak ada laki-laki lain yang bisa masuk kedalam kediaman tuan Arjun Saputra selain tuan Arjun Saputra sendiri, tapi dia.." kata Dinda ketika melihat seorang pemuda asing yang memasuki kediaman tuan Arjun Saputra.

"Hai anda.." kata Dinda memanggil pemuda asing yang dilihatnya.

"Iya, anda berbicara pada saya?" tanya pemuda asing itu.

"Ya iyalah.. Emangnya ada manusia yang baru saja masuk di kediaman ini selain kamu, ha.." jawab Dinda ketus.

"Ya enggak ada sih adik kecil.." kata pemuda asing itu.

"Apa!! Kau katakan aku apa, adik kecil.. Enak saja kamu bilang aku adik kecil."

"Sudah ah.. Awas, minggir, aku mau lewat."

"Enak saja.. Enggak bisa."

"Enggak bisa, kenapa enggak bisa adik kecil, aku mau ngapain saja di sini bebas, mau keluar dan masuk kediaman ini juga bebas, tidak ada yang melarang, sudah awas hus, hus, hus.."

"Hus.. Emang kamu pikir aku ini ayam atau kucing apa, sudah sana, pokoknya kamu tak boleh masuk kedalam kediaman ini." kata Dinda mengusir pemuda asing yang berada di harapannya.

"Ogah.. Kamu saja sana yang pergi." tolak pemuda asing itu.

"Ih.. Ngeyel banget sih kamu ya, oh ya ya saya tau sekarang." kata Dinda curiga.

"Tau apa adik kecil?" tanya pemuda asing itu.

"Anda adalah mata-mata kan?" tanya Dinda curiga.

"Bukan.." jawab pemuda asing yang masih berdiri di harapannya.

"Oh ya, sekarang kamu rasakan ini ciat.." kata Dinda yang mencoba menyerang pemuda asing itu.

"Et.." kata pemuda asing itu menghindari serangan Dinda.

Krek..

Tangan Dinda di pelintir oleh pemuda asing yang dia temui di depan kediaman tuan Arjun Saputra, Dinda pun teriak namun para pengawal di depan kediaman tuan Arjun Saputra tidak ada yang berani padanya.

Lalu kemudian datanglah tuan Arjun Saputra melihat istrinya (Dinda) di serang oleh pemuda asing, Dinda yang melihat tuan Arjun Saputra datang langsung berteriak dan tuan Arjun Saputra menolongnya.

"Haduh.."

"Hmm rasakan, kamu ingin menyerang ku kan tadi, diam jangan ada yang memisahkan kalian lanjutkan tugas saja biar aku mengurus urusanku dengan adik kecil ini." ancam pemuda asing itu.

"Baik tuan.." kata salah satu pengawal kediaman tuan Arjun Saputra.

"Lepaskan aku, kalau tidak.." kata Dinda.

"Kalau tidak apa ha..?"

"Kalau tidak aku akan melaporkan kejahatanmu pada suamiku nanti.."

"Haha.. Suamimu aku tidak percaya padamu, kamu ini kan masih kecil mana mungkin memiliki suami, haha lucu sekali kamu adik kecil."

"Kita lihat saja nanti lepaskan aku."

"Oh ya kalau boleh aku tau siapa nama suamimu, apa pekerjaannya di kediaman ini adik kecil?"

"Suamiku adalah pemilik kediaman ini tau?"

"Haha.. Halu.. Kau pikir aku percaya kalau suamimu itu tuan Arjun Saputra, kakakku?"

"Kakak, kakak, sok kenal kamu, saya memang istri dari tuan Arjun Saputra, lebih tepatnya saya ini istri keempatnya atau istri mudanya, lepaskan aku." kata Dinda yang masih dicengkeram tangannya oleh pemuda asing itu.

"Silahkan tuan.." kata salah satu pengawal tuan Arjun Saputra.

"Oke, terimakasih." sambung tuan Arjun Saputra.

"Baik tuan, permisi."

"Ya.."

"Ha.. Itu dia om Arjun Saputra, saatnya." kata Dinda di dalam hati ketika melihat tuan Arjun Saputra.

"Baik kalau kamu tidak percaya akan aku buktikan padamu." kata Dinda.

"Ya sudah buktikan saja.." sambung pemuda asing itu.

"Sayang.." Dinda berteriak memanggil tuan Arjun Saputra.

"Sayang, siapa?" tanya tuan Arjun Saputra.

"Sayang, suamiku, tuan Arjun Saputra, tolong.. Tolong aku.." kata Dinda meminta pertolongan tuan Arjun Saputra.

"Suamiku, kenapa namaku disebut?" tanya tuan Arjun Saputra yang yang mendengar suara dengan namanya disebut.

"Ih.. Dasar om-om gak peka." keluh Dinda di dalam hati.

"Haha.. Mana, jangan ngarang ya kamu." kata pemuda asing yang masih mencengkeram tangan Dinda.

"Maaf tuan ada apa, mengapa berhenti?" tanya Rendi.

"Sepertinya aku mendengar seseorang memanggilku, tapi entahlah ayo kita masuk kedalam saja Rendi." jawab tuan Arjun Saputra.

"Tunggu tuan, sepertinya anda tidak salah dengar, memang ada yang memanggil anda." kata Rendi.

"Maksudmu?" tanya tuan Arjun Saputra.

"Itu, di sana tuan." jawab Rendi menunjuk kearah Dinda bersama dengan seseorang.

"Dinda, setan kecilku." kata tuan Arjun Saputra yang melihat Dinda bersama dengan orang yang tidak di kenal.

"Akhirnya.." kata Dinda di dalam hati.

"Lepaskan aku ih.. Lihat saja suamiku pasti akan menghajar mu nanti." kata Dinda yang masih di cengkeram tangannya oleh pemuda asing itu.

"Alah pembual." kata pemuda asing yang masih mencengkeram tangan Dinda.

"Istriku.." tuan Arjun Saputra berteriak.

"Nah itu kau dengar itu tidak?" tanya Dinda.

"Tidak, mana?, aku tidak mendengar apa-apa halu kamu ya haha.." jawab pemuda asing itu.

"Lepaskan istriku.." kata tuan Arjun Saputra yang menyerang pemuda asing itu.

"Aw.. Haduh.. Ampun mas.. Ampun.." kata pemuda asing meminta ampunan dari tuan Arjun Saputra karena serangannya mendadak.

"Rasakan.." kata Dinda.

"Sudah mas, sudah mas Arjun ini aku, sudah, ampun mas.." kata pemuda asing meminta ampunan dari tuan Arjun Saputra.

"Siapa kamu ini dan apa yang kamu lakukan pada istri saya ha?" tanya tuan Arjun Saputra.

"Aku, adikmu." jawab pemuda asing itu.

"Adikku, David?" tanya tuan Arjun Saputra memastikan.

"Iya mas Arjun ini aku adikmu, David, aw.." kata pemuda asing itu dengan kesakitan.

Ternyata pemuda asing yang ditemui Dinda adalah adik dari tuan Arjun Saputra (David), kemudian Dinda menghampiri keduanya. Tak lupa juga Dinda mengadu pada tuan Arjun Saputra apa yang sudah adiknya lakukan padanya dengan memegang tangannya.

"Ini saatnya." kata Dinda di dalam hati.

"Sayang, lihat ini apa yang dia lakukan padaku, dia kasar padaku sayang pada istrimu ini, itu lihat tanganku memerah hiks.." kata Dinda mengadu dengan manja pada suaminya (tuan Arjun Saputra).

"Ya ampun sayang ini merah sekali, kamu.." kata tuan Arjun Saputra marah pada adiknya.

"Ada satu lagi sayang." kata Dinda yang masih mengadu pada tuan Arjun Saputra.

"Apa itu?" tanya tuan Arjun Saputra.

"Masa tadi dia mengancam pengawal mu untuk tidak membantuku." jawab Dinda.

"Apa!! Baiklah kalau begitu aku akan segera bertindak, Rendi.." kata tuan Arjun Saputra.

"Iya tuan.." jawab Rendi.

"Bawa orang ini keruangan ku." pinta tuan Arjun Saputra.

"Baik tuan, mari silakan tuan David." kata Rendi patuh.

Próximo capítulo