webnovel

Pasukan Elit

Pagi-pagi sekali, Ray terbangun dari tidurnya yg lelap. Ini hari pertama mereka di kota Barelight. Lily masih tertidur dikamarnya. Sedangkan Akira sedang berada didapur menyiapkan sarapan untuk mereka.

" Eh Ray? Kau sudah bangun?" Tanya Akira. " Apa kau memang selalu bangun sepagi ini?"

" Tidak juga. Kau sendiri, apa memang kau yg selalu mengurus hal yg berhubungan dengan rumah ini?" Tanya Ray balik.

" Tentu saja, dari kami bertiga hanya aku yg pandai memasak" jawab Akira. " Hari ini kalian ingin bertemu dengannya kan?"

" Ya, begitulah" jawab Ray " Azura mana?"

" Sepertinya masih tidur. Kakak memang selalu bangun kesiangan" jawab Akira

" Begitu ya...kalau begitu aku mau keluar dulu" ucap Ray.

" Oh, kalau kau ingin menemui kami nanti datanglah ke gedung guild 'Black Ravens'. Kami biasanya ngumpul disana"

" Baiklah, aku pergi dulu"

Setelah itu, Ray pergi keluar. Ia berencana untuk lari pagi seperti biasa. Susana Barelight dipagi hari sangat damai. Semua orang masih berada dirumah mereka. Ray berlari mengelilingi kota itu. Mulai dari daerah pasar sampai ke tengah kota.

Tak terasa matahari semakin meninggi. Ray berhenti didepan sebuah bangunan yg cukup besar. Dari tulisan yg terpampang didepannya Ray bisa tau, bangunan ini adalah kamp militer tempat Healer bernama Hinazuki itu berada. Ray pun berencana untuk masuk dan mencarinya.

Setelah masuk, ia menghadap ke seorang penjaga. Atau lebih tepatnya orang yg mengurus kantor itu.

" Apa yg kau inginkan bocah?" Tanyanya.

" Aku ingin bertemu dengan Hinazuki Kaori" jawab Ray. " Apa dia ada?"

" Ada perlu apa?"

" Ada sesuatu yg harus aku bicarakan dengannya" jawab Ray. Orang itu pun membawa Ray kesebuah ruangan berbentuk kubus. Ray duduk disalah satu kursi yg disediakan disana."

" tunggu disini" ucap orang itu sambil beranjak pergi.

Ray menunggu diruangan itu selama sepuluh menit lebih. Setelah menunggu selama itu, akhirnya orang itu kembali datang. Kali ini ia datang bersama seorang gadis berambut cokelat sepinggang. Gadis itu mengenakan seragam militer. Ia terlihat seperti seorang prajurit yg berwibawa. Gadis itu pun duduk dihadapan Ray.

" Namaku Hinazuki Kaori, salam kenal" ucapnya.

" Eh, n-namaku Ray Rayvold.." jawab Ray.

" Lalu, hal apa yg ingin kau bicarakan Ray?" Tanya Hinazuki. Ia langsung memasuki topik pembicaraan.

" Anu... kudengar kau adalah seorang Healer yg hebat...jadi aku ingin minta bantuanmu" ucap Ray. " Saat ini temanku terluka cukup parah, karena itu apa kau bisa membantuku menyembuhkannya?"

" Teman?" Tanya Hinazuki

" Ya. Dia adalah temanku yg sangat berharga. Ia terluka karena melindungiku.jadi kumohon..."

Belum lama setelah mereka berbincang, seorang prajurit muncul mengabarkan berita buruk.

" Ada monster menyerang pintu selatan! Beberapa orang terluka!" Ucapnya. " Nona Hinazuki, mohon bantuannya!"

Hinazuki membalas dengan anggukan. Ia

pun kembali menoleh ke Ray.

" Kau dengar kan? Saat ini aku tidak bisa membantumu..." Ucapnya " maafkan aku, akhir-akhir ini selalu sibuk"

" Kalau begitu biarkan aku membantu" ucap Ray. " Kalau itu bisa meringankan bebanmu, biarkan aku membantu"

" Kau yakin? Monster ini bukan sembarang monster" ucap Hinazuki. Ray mengangguk mantap.

" Serahkan saja padaku"

Mereka pun bergegas menuju ke tempat yg dikabarkan itu. Mereka menuju gerbang selatan. Disana, beberapa kamp penjaga diisi oleh beberapa penjaga yg terluka. Beberapa monster berusaha menerobos gerbang masuk. Diantaranya ada goblin, orc, gygrole ( sejenis naga kecil ), dan monster lain. Memang benar kalau itu bukan monster biasa. Gygrole yg menyerang secara bergerombol itu adalah musuh utamanya. Ditambah puluhan orc yg siap menerobos pasukan penjaga.

" Kaori, ayo cepat! Aku butuh bantuanmu!"

Seorang gadis yg kelihatannya seumuran Hinazuki memanggilnya. Gadis itu memiliki rambut hitam sebahu dengan pakaian armor penyihir. Kelihatannya dia seorang sorcerer.

" Maaf Miku, aku kesana" jawab Hinazuki.

" Hinazuki, biar aku urus monster-monster itu" ucap Ray.

" T-tunggu dulu.."

Ray tak menghiraukan ucapan Hinazuki dan menerobos maju. Ia pun memanggil wujud pedang Leonidas dan wujud roh Vixy. Mereka berdua pun maju menebas musuh satu persatu. Berkat Ray, pasukan penjaga itu sedikit terbantu. Ray terus maju menyerang.

" Hey kau! Jangan bertindak gegabah!!"

Seorang pemuda seumurannya berteriak memanggilnya. Pemuda dengan pedang besar dan tubuh penuh armor itu maju mendekati Ray dan membantunya. Saat itulah kawanan Gygrole datang menyerang. Serangan pedang mereka tak terlalu berefek melawan musuh yg terbang. Mereka sedikit terdesak. Ray pun mengganti senjatanya.

" Ethernal Gun : Donner!"

Pedang Leonidas berubah menjadi sebuah senapan kecil ditangan kanan Ray. Ia pun mulai menembak Gygrole itu satu persatu dan menjatuhkannya. Melihat senjata aneh itu, Hinazuki dan temannya yg dipanggil Miku tadi, dan juga pemuda tyg barusan muncul itu terkejut.

" Senjata itu...itu senapan kan?" Tanya Hinazuki " bagaimana ia bisa memilikinya?"

" Sebenarnya dia itu siapa, Kaori?" Tanya Miku.

" Namanya Ray Rayvold, hanya itu yg kutahu" jawab Hinazuki " tapi senjata seperti itu tak pernah ada di dunia ini..."

" Darimana dia mendapatkannya?"

Ray terus menembaki kawanan Gygrole itu sampai tak tersisa. Pemuda tadi menyerang monster-monster yg ada diatas permukaan. Akhirnya, kawanan monster itu berhasil diatasi. Walaupun begitu, jumlah korban luka dari pasukan penjaga cukup banyak.

" Oi kau! Apa-apaan itu tadi?! Kenapa kau menyerang sendirian?!" Tanya pemuda itu

" Ha? Memangnya siapa kau?" Tanya Ray.

" Namaku Amado Riko, pasukan elit kota Barelight. Kau sendiri, apa yg dilakukan petualang sepertimu di sini?!"

" Aku hanya membantu" jawab Ray " apa masalahmu?"

" Kau membuatku sedikit muak. Walaupun aku tak mengenalmu, aku sudah merasa muak" jawab pemuda bernama Riko itu. Ray merasa kalau ia tak akan bisa bicara baik-baik dengan anak ini.

" Kalau kau tak ingin melihatku kau tak perlu datangkan?" Tanya Ray" lagipula kau hanya mengganggu"

" A-apa kau bilang?! Beraninya kau menghinaku seperti itu!" Teriak Riko. Tanpa sadar, ia menggerakkan pedangnya dan hendak menebas Ray. Ray reflek mundur dan menembak dengan Donner nya.

" Sudah cukup!"

Suara dentingan pedang dan peluru terdengar nyaring didepan mereka. Seorang pria berumur 40-an muncul didepan mereka menghentikan serangan itu. Pria itu memegang sebuah pedang besar dengan tubuh yg dilapisi armor.

" D-Delta-san?!"

" Aku mengirim kalian kesini bukan untuk buat keributan" ucap pria itu

" Siapa kau?" Tanya Ray

" Hm? Apa kau petualang baru? Darimana asalmu nak?" Tanya pria itu.

" Desa philiya, di wilayah Filtyra." Jawab Ray.

" Apa yg dilakukan petualang dari desa yg jauh itu kesini? Siapa namamu?"

" Ray Rayvold.."

" Kalau begitu biar aku perkenalkan diri. Namaku Delta Von Altado, komandan pasukan elit kota Barelight"

Mendengar itu Ray sedikit terkejut. Ia pernah mendengar nama itu dari cerita Azura dan Akira tentang pasukan elit itu.

" Jadi kau pemimpin mereka ya.. setidaknya suruh bawahanmu ini untuk tidak menyerang orang yg tidak dikenal" ucap Ray. " Dia hampir membunuhku"

" Maaf atas apa yg dilakukan Riko barusan" ucap Delta.

Hinazuki dan Miku mendekat Ray dan dua orang itu. Miku memperkenalkan dirinya. Begitu juga dengan yg lainnya.

" Namaku Ayano Miku, sorcerer level 55"

" Namaku Hinazuki Kaori, Arc Priest level 56"

" Aku Amado Riko, Barista level 60"

Tiga orang itu memiliki rank S dengan kemampuan yg luar biasa. Dan juga, nama mereka tak terdengar seperti nama yg biasa ia dengar di benua ini.

Pemimpin mereka, Delta memiliki level tertinggi diantara mereka semua. Ia memiliki class Paladin, Barista, dan Berserker dengan level 125 dan rank S+. Ia terlihat sangat kuat.

" Anu Ray, aku ingin menanyakan sesuatu" ucap Hinazuki " senjata yg kau pakai itu.. senapan itu bagaimana kau bisa memilikinya?"

" Benar, itu bukan senjata yg bisa kau dapatkan di dunia ini" lanjut Miku.

Ray diam sebentar. Ia tahu kalau mereka pasti akan menanyakan itu. Ia sudah tahu kalau senjata ini bukan berasal dari dunia ini. Shiro yg bilang begitu. Tapi kalau ia mengatakan yg sebelumnya, apa mereka percaya. Apalagi kabar kalau Shiro sudah mati itu semakin menyebar. Tapi sepertinya ia harus mengatakan yg sebenarnya.

" Jangan terkejut kalau aku menjawabnya" ucap Ray. Mereka semua diam. " Aku mendapatkannya dari seorang pemuda bernama... Kurosaki Shiro"

" Shiro?!"

Próximo capítulo