webnovel

Pertarungan Mutlak

Salah satu lizardman berucap sesaat.

"Hey hey, tidak diduga dia adalah orang yang baik.."

Zaryusu mengangguk setuju ketika mendengar komentar Zenberu.

Dia lalu melangkah ke depan. Zenberu, Shasuryu dan dua orang kepala suku lain mengikuti.

Shasuryu melihat ke belakang dan berkata kepada para warrior yang mengikuti mereka:

"Kalian semua tetap disini.... tidak, kembalilah ke desa. Jika tidak... kalian semua bisa mati karena kami."

"Apa!? Kami juga ingin bertarung! Memang menakutkan..tapi meskipun begitu, kami ingin bertarung!"

"Tidak ada pengecut dalam hal mndur, semuanya membutuhkan keberanian."

"Tapi-"

"Tidak semua lizardmen bisa kembali, begitulah. Sebagai pemimpin suku, kami tak bisa membiarkan orang lain menguasai kami tanpa melawan, ya kan?"

"Tapi pak kepala, kami juga ingin bertarung."

"Tahan anak muda! Mundurlah, pergi dari sini, serahkan sisanya kepada kami yang sudah tua-tua ini!"

Lizardmen yang mencoba menerobos di depan adalah yang tua, tapi bukan yang terlalu tua sehingga bisa disebut kakek-kakek. Mereka sekitar 57 orang, dan lizardmen lain tidak bisa berkata apapun setelah melihat wajah mereka.

Jika mereka telah menunjukkan tekad atau pasrah, lainnya yang bersikeras ikut dengan mereka. Tapi ekspresi mereka ada memohon, meminta yang muda untuk terus hidup.

Warrior yang tak bisa berkata apapun dengan berat hati mundur.

Shasuryu menoleh ke Cocytus sekali lagi.

"...Maaf sudah menunggu, Cocytus."

Cocytus mengulurkan lengannya, menekuk jarinya yang kecil, mengisyaratkan kepada mereka untuk mendekat kepadanya. Menghadapi pancingan lawan, Shasuryu berteriak sekeras-kerasnya:

"Serang--!"

"Warrghhhh!

Lizardmen yang menguatkan diri mereka secara mental meraung-raung dari lubuk hatinya berlari ke arah Cocytus.

Cocytus memandang dingin para warrior yang maju menyerang dia.

"...Maafkan aku akan melakukan ini padamu, para warrior, tapi biar kupotong jumlah kalian."

Cocytus tidak akan kalah meskipun jika seluruh warrior sampai kepadanya, tapi dia masih harus memilih musuhnya.

Secara pribadi, Cocytus ingin menunjukkan rasa hormatnya kepada para warrior dan bertarung pada jarak yang agak jauh dimana musuh bisa menyerangnya. Tapi dia berutang besar kepada tuannya jadi tidak sopan menunjukkan pertarungan memalukan kepada Ainz antara Guardian Nazarick dan gerombolan yang tidak teratur.

Cocytus mengeluarkan spiritnya yang tersegel.

Kemampuan dari kelas 'Knight of Niflheim' - 'Frost Aura'. Kemampuan spesial ini menggunakan hawa dingin luar biasa untuk memberikan damage dan sedikit melunturkan kecepatan lawan. Dalam kekuatan penuh, bahakn bisa berakibat kepada lizardmen yang sedang menontong di pinggiran. Cocytus tidak ingin seperti itu.

Menekan kekuatannya.

Mengurangi jaraknya, merendahkan damagenya.

"Sekitar segini..."

Dengan Cocytus sebagai pusatnya, hawa dingin luar biasa menyelimuti radius 25 meter.

Terkena akibat dari hawa dingin yang luar biasa, suhu langsung turun dengan drastis, membuat udara menjerit.

"...Hmmm, seharusnya itu sudah cukup."

Cocytus menyegel spiritnya.

Itu terjadi dalam sekejap, dingin yang luar biasa sudah hilang seakan itu adalah ilusi. Tapi itu pasti bukan mimpi ataupun ilusi. Tubuh dari 57 lizardmen di wetland adalah bukti yang terbaik.

Hanya lima lizardmen yang masih bisa bergerak, dan mereka adalah lima orang terkuat diantara lizardmen. Mereka tidak terintimidasi oleh kematian rekan-rekan mereka atau kemampuan Cocytus, bergerak bersama-sama.

Sebuah batu terbang menembus udara. Seorang lizardmen dengan armor full body memimpin serangan dengan dua orang lizardmen di belakangnya. Fairy wetland bergerak perlahan di belakang dua lizardmen dengan tubuh mereka yang telah retak karena dingin. lizardmen terakhir di belakang terus merapal mantra.

Serangan pertama adalah batu yang diarahkan ke tenggorokan Cocytus. Namun, serangan itu percuma karena--

"--Equipment dari seluruh guardian bisa bertahan terhadap benda-benda proyektil."

--Sebuah penghalang tidak terlihat kelihatannya telah mementalkan batu tersebut.

Lizardmen yang memimpin selanjutnya mengikuti, mengenakan salah satu empat harta yang diserahkan secara turun temurun dari generasi ke generasi - White Dragon Bone. Cukup keras untuk menghadang Frost Pain yang juga merupakan salah satu dari empat harta, Armor terkeras yang dikenal oleh lizardmen.

Cocytus yang sedang menghadapinya menghunuskan pedang yang keluar dari udara tipis - seakan pedang tersebut sudah ada disana.

Taichi yang Cocytus keluarkan - memiliki panjang lebih dari 180 cm, dikenal sebagai Royal Blade God Slayer (Pedang Kerajaan Pembantai Dewa). Itu adalah senjata tertajam di antara dua puluh satu senjata yang dimiliki Cocytus.

Dia lalu menebas lizardmen di depannya.

Pedang yang menebas udara membuat deru angin - sebuah suara lirih. Di situasi yang berbeda, seseorang mungkin ingin mendengar dengan jelas suara yang bening ini.

Setelah suara tersebut, tubuh kepala suku terbelah dua bersama dengan armor miliknya, jatuh ke kiri dan ke kanan di wetland.

Royal Blade God Slayer tidak rusak setelah membelah armor terkeras milik lizardmen.

Dua lizardmen di belakang tidak terpana oleh kematian mengerikan dari rekan mereka, menyerang dari masing-masing sisi dengan senjata yang diangkat.

"Shyaa!"

Di sebelah kanan adalah ayunan Zenberu, diperkuat oleh 'Iron Natural Weapon' dan 'Iron Skin'. Diarahkan dengan kekuatan penuh ke wajah Cocytus.

"Warrrgghh!"

Di sisi kiri adalah Frost Pain, diarahkan ke abdomen bagian kiri.

Serangan melee mengambil keuntungan dari logika senjata panjang yang sulit untuk digunakan pada pertarungan jarak dekat.

Dan tentu saja, itu hanya diperuntukkan oleh orang biasa.

Cocytus sedikit berputar dan menggunakan pedangnya untuk menghadang lengan Zenberu dari kanan. Gerakannya sangat lembut dan elegan, seakan senjata di tangannya adalah bagian dari tubuhnya.

Dengan kemampuan 'Iron Skin', Zenberu setara dengan baja dalam istilah kekerasan. Tapi tebasan armor sebelumnya menunjukkan seberapa tajam Royal Blade God Slayer itu.

Pedang tersebut meluncur tanpa hambatan membelah lengan seakan membelah air.

"Ugghhhh!"

Saat darah mengucur dari lengan Zenberu yang puntung, tangan lain Cocytus sudah menjepit Frost Pain yang diarahkan ke abdomennya.

"-Oh, aku tahu. Ini adalah pedang yang bagus..."

"Tch!"

Zaryusu menyerah terhadap Frost Pain yang tidak bisa digerakkan dan menendang Cocytus di penutup lututnya. Cocytus tidak menghindar dan mengambil tendangan itu. Pada akhirnya, Zaryusu yang mendaratkan tendangan itulah yang menderita luka yang sangat perih.

Sensasinya sama seperti menendang dinding besi dengan seluruh tenaga.

"[Over Magic : Mass Cure Light Wounds!]!"

Setelah menghabiskan mana dalam jumlah besar, yang bisa bisa digunakan untuk magic tingkat lebih tinggi yang biasanya tidak bisa digunakan - Shasuryu merapalkan mantra healing massal dikuatkan dengan penguatan magic.

"Fumu..."

Cocytus terlihat tertarik saat dia menatap Shasuryu yang menggunakan sebuah mantra yang dimodifikasi yang tidak dia ketahui, tapi dua fairy wetland menghalangi tatapannya. Fairy wetland bergerak di depan Zenberu, yang lengannya menyembuhkan diri dengan magic, dan menyerang Cocytus dengan tentakel mereka. Sebelum serangan fairy-fairy itu mengenai, Cocytus menebas mereka tidak sabaran.

Saat fairy wetland hancur menjadi debu, Tinju Zaryusu mendarat di ulu hati, abdomen (perut) dan dada Cocytus. Dan tentu saja, yang terluka ada Zaryusu. Kulit di tangannya terkelupas dan berdarah.

"Menjengkelkan."

Cocytus mengayunkan dengan keras ekornya yang berduri ke dada Zaryusu.

"Guuuaahhh!"

Zaryusu terbang seperti bola yang dipukul oleh pemukul kasti dengan suara retak, terbang tinggi dan jauh sebelum bergulung di wetland. Dia akhirnya berhenti setelah bergulug di wetland, tapi luka di dadanya dan darah yang tumpah dari tenggorokannya membuatnya sulit untuk bernafas.

Tulang yang hancur mungkin menembus paru-parunya, dia tidak bisa bernafas meskipun dia menginginkannya, merasa seperti di bawah air. Cairan hangat tumpah dari tenggorokan membuat dia ingin muntah. Zaryusu melihat dadanya dan melihat darah yang keluar dari lukanya yang tergores duri-duri tajam.

- Hanya satu pukulan membuat Zaryusu dalam keadaan menyedihkan seperti ini.

Zaryusu mencoba bernafas dengan seluruh tenaga dan menatap dengan mata semangat kepada Cocytus yang mungkin bergerak untuk pukulan penghabisan.

"Karena kamu masih memiliki semangat bertarung, aku akan mengembalikan ini padamu."

Cocytus melemparkan Frost Pain ke samping Zaryusu dan mengabaikannya, berputar menghadap lizardmen yang tersisa.

Shasuryu merapal magic penyembuh pada Zenberu yang telah tumbuh lengannya tapi kehilangan banyak stamina.

Tepat sebelum Cocytus sampai di depannya, sebuah batu lain datang melayang kepadanya untuk mengalihkan perhatiannya- Tapi itu percuma karena dipentalkan dengan mudah.

"-- Mengganggu."

Cocytus bergumam dan mengulurkan lengannya ke arah kepala suku Small Fang.

"[Piercing Icicle]"

(Tetesan Air beku yang menusuk)

Puluhan tetesan air yang beku setebal lengan manusia menghujani serangan area yang luas.

Lizardmen yang berada dalam jangkauannya tertusuk oleh tetesan-tetesan air beku tersebut dalam sekejap.

Satu terkena dada, dua terkena abdomen, satu terkena paha kanan, seluruh tetesan air beku tersebut menembus tubuh lizardmen dengan mudah.

Kepala suku Small Fang - lizardmen dengan kemampuan gerilya terbaik jatuh tewas di wetland seperti boneka tanpa benang.

"Waarrghhhhh!"

"[Over Magic : Mass Cure Light Wounds]!"

(Over Magic : Penyembuhan luka ringan secara massal)

Zenberu yang maju menyerang saat Shasuryu sekali lagi merapalkan magic healing. Zenberu mengulur waktu untuk Zaryusu agar menyembuhkan diri.

Dia tahu ini adalah tindakan gegabah dan tidak ada apa-apanya dia didepan kekuatan dari Cocytus. Meskipun begitu, Zenberu tidak ragu untuk merangsek maju.

Ketika Zenberu berada dalam jangkauan, Cocytus menebaskan Royal Blade God Slayer dengan enteng.

Tebasan itu lebih cepat daripada dynamic vision Zenberu-

Kecepatannya jauh terlalu cepat daripada kegesitan Zenberu --

Pedang tersebut dengan mudah memotong tubuh Zenberu --

Darah mengucur deras dari tubuh yang Zenberu yang terpotong dan dia roboh ke wetland. Beberapa saat kemudian, kepalanya jatuh ke tanah.

"...Kalau begitu, sisa dua lagi... Aku dengar tentang kekuatanmu dari Ainz-sama, jadi kalian berdua benar-benar yang berhasil hingga akhir."

Cocytus yang tidak bergerak selangkahpun sejak awal pertarungan, melihat ke arah dua orang tersisa dan mengayunkan pedangnya. Kabut putih terlihat seakan keluar dari pedangnya dan darah yang terciprat disana hilang tanpa jejak. Gerakannya sangat inda sehingga terlihat seperti mampu membersihkan dunia dari apapun.

Zaryusu yang telah cukup sembuh berdiri dan Shasuryu menghunus pedang besar di punggungnya. Dua orang itu menghadapi Cocytus dengan formasi mengepung. Zaryusu mengambil darah yang mengucur dari lukanya dan mengusapkan ke wajahnya.

Terlihat seperti cat untuk perang yang digunakan untuk memanggil leluhur untuk turun kepada mereka.

"--Adik, bagaimana lukamu?"

"Tidak baik, lukaku berdenyut keras. Namun aku masih bisa mengayunkan pedangku beberapa kali."

"Begitukah.. Seharusnya itu tidak apa ya kan? Sebenarnya mana milikku sudah habis, aku akan roboh jika aku tidak hati-hati."

Shasuryu menggeretakkan gigi-giginya, dia mungkin sedang tertawa. Ekspresi Zaryusu berubah ketika mendengar itu.

"...Begitukah. Kamu terlalu memaksa diri juga, kakak."

Zaryusu menghembuskan nafas dengan lirih dan tersenyum mengistirahatkan bahunya. Pedang di tangannya diturunkan.

Sebuah luka yang perih terasa di dadanya, tapi Zaryusu mencoba sebisa mungkin untuk mengabaikannya.

Jangan pernah menyerah hingga terakhir - Zaryusu akan terus menggenggam pedangnya.

Dari awal, dia tahu tidak ada peluang menang.

Kekalahan memang tak terelakkan, tapi dia tidak bisa menyerah begitu saja.

Menyerah artinya dia menipu nyawa lizardmen yang tak terhitung, berbohong kepada mereka bahwa mereka akan menang. Karena ada lizardmen yang mempercayai kebohongan ini, dia tidak akan menerima kekalahan.

Mengerahkan seluruhnya hingga saat terakhir--

"Aku masih bisa mengayunkan pedangku!"

Raungan Zaryusu menggema keras.

Suara gigi Cocytus yang menonjol keluar dari mulutnya tertutup rapat bisa terdengar.

"Raungan yang bagus--"

Cocytus mungkin sedang tertawa. Itu bukanlah suara yang kuat meremehkan yang lemah, tapi itu adalah seorang warrior yang mengakui lawannya yang seimbang.

"Baiklah, adik. Mari kita bertarung hingga akhir."

Shasuryu juga tertawa.

"Okay.. Maafkan aku sudah membuatmu menunggu, Tn. Cocytus."

Cocytus hanya mengangkat bahu merespon ucapan Shasuryu.

"Jangan khawatir. Menyela ucapan perpisahan dua orang bersaudara sangat tidak sopan. Bersiaplah untuk mati...Ah, kelihatanya kalian sudah melakukannya, ya kan?"

Di hadapan Zaryusu dan Shasuryu yang mengambil langkah maju, Cocytus mengayunkan pedangnya dan berkata:

"Katakan namamu."

"Shasuryu Shasha."

"Zaryusu Shasha."

"..Aku akan mengingatnya, mengingat dua orang warrior. Aku juga minta maaf, aku biasanya bertarung tanpa senjata pada masing-masing tangan... aku bukan meremehkanmu, tapi kalian tidak cukup kuat bagiku untuk melakukannya."

"Sayang sekali."

"Benar sekali - ayo!"

Dua orang itu berlari keras ke arah Cocytus, memercik air di wetland.

Sedikit perbedaan timing dari duo itu membuat Cocytus bingung.

Mereka tidak akan masuk ke dalam jangkauan serangannya di waktu yang sama, Shasuryu lebih cepat. Mencurigai lawan merencanakan sesuatu di pikirannya, Cocytus menunggu dengan tidak sabar serangan mereka.

Pertama yang masuk ke dalam jangkauan serangan adalah Shasuryu dan Cocytus menatapnya rapat-rapat, bertanya-tanya apa yang akan dia lakukan.

Shasuryu berhenti tepat di luar jangkauan serang pedang Cocytus --

"[Earth Bind]!"

- Dia merapalkan mantra.

Puluhan rantai terbuat dari lumpur terbang ke arah Cocytus dan Zaryusu menggunakan peluang ini untuk menyerang. Untuk membuatnya sulit bagi musuh untuk mengukur jangkauan serangannya, Zaryusu menyembunyikan Frost Pain di balik punggungnya.

Shasuryu mengatakan dia sudah kehabisan mana adalah sebuah tipuan untuk mengelabui Cocytus. Jika dia terkena tipuan itu, Cocytus mungkin akan terikat oleh rantai magic dan terkena pukulan dari Zaryusu yang menyerang dari belakang.

Tak perduli seberapa keras rangka luar Cocytus, Zaryusu seharusnya mampu menembusnya dengan mengerahkan segalanya dalam serangan tusukan. Zaryusu yang mengabaikan seluruh pertahanan untuk menyerang pasti menghasilkan serangan yang kuat.

Dia terlihat percaya diri dengan pedangnya.

Cocytus berempati kepadanya. Seperti dirinya, Cocytus melahirkan perasaan kuat terhadap senjatanya, terutama pedang di tangan kanannya sekarang ini - Dia merasakan perasaan yang sangat kuat terhadap senjata yang dulu digunakan oleh penciptanya. Itulah kenapa Cocytus menggunakan Royal Blade God Slayer meskipun perbedaan kekuatan tempur berbeda jauh untuk menunjukkan rasa hormat terbesar.

Namun, mereka salah menilai satu hal. Lawan mereka sekarang ini adalah Guardian Floor Nazarick lantai limat.

"...Mantra yang dirapalkan oleh mereka yang memiliki level yang lebih rendah dariku tidak akan bisa menembus pertahananku."

Rantai lumpur terpental sebelum bisa menyentuh Cocytus, terpental ke wetland seperti percikan lumpur. Magic tingkat rendah tidak bisa menembus pertahanan magic Cocytus.

" [Icy Burst] "

Dengan sebuah teriakan yang datang dari belakang, Cocytus diselimuti oleh kabut putih di sekitarnya.

Usaha yang sia-sia.

Cocytus yang benar-benar kebal dengan serangan dingin, hanya menerima hawa dingin lembut saat dia menunggu Zaryusu dan Shasuryu masuk ke dalam jangkauan.

Satu nafas berikutnya, saat waktu dia menunggu telah datang. Tapi Cocytus sedikit ragu-ragu, penasaran jika memotong kepala mereka cukup untuk menghentikannya.

Ketika menghadapi Zaryusu yang telah mengabaikan pertahanannya, memenggalnya mungkin tidak akan menghentikan serangannya. Gambaran tubuh tanpa kepala menyerang maju muncul di pikiran Cocytus. Jika itu adalah masalahnya, dia akan mengambil lengannya, baru kemudian kepala.

Tidak, itu tidak cukup untuk membunuhnya, Aku akan menghabisinya dengan sekali serangan.

Serangan ceroboh dari Zaryusu terlalu pelan untuk Cocytus.

Figur hitam yang tampak samar - Pedang yang diayunkan oleh Zaryusu, dijepit oleh jari Cocytus seperti sebelumnya.

Cocytus tidak merasakan hawa dingin apapun dari jarinya, Zaryusu mungkin tahu percuma melawan Cocytus dan tidak mengaktifkan kemampuan ini.

Serangan cepat yang tak terduga ditahan dengan mudah oleh Cocytus, membuat Cocytus meragukannya. Tapi keraguan ini hanya muncul sesaat, dia bisa menghabisi musuhnya dengan sekali ayunan pedangnya, tidak perlu berpikir lebih jauh lagi.

Dan kemudian, hanya ada satu yang tersisa.

Jadi ini hanyalah serangan ceroboh...

Cocytus yang merasa kecewa akan mengayunkan pedangnya ketiak dia berubah pikiran.

Ternyata begitu.

"Warrghhhh!"

Dengan sebuah raungan sebuah pedang raksasa membelah kabut es. Shasuryu membelah kabut dengan kabur sehingga cukup untuk mengusirnya.

Baik [Earth Bind], serangan Zaryusu atau [Icy Burst], semua ini hanyalah umpan.

Cocytus harus waspada dengan serangan menusuk dari Frost Pain, tapi ancaman pedang Shasuryu yang menebasnya lebih besar. Ini pasti tujuan sebenarnya dari musuh, tapi --

"Jika kamu ingin melakuakn serangan tiba-tiba - kamu harus melakukannya dengan diam-diam tanpa suara."

Jika mereka bisa menutupi langkah kaki mereka sambil berlari di air, itu bukan serangan tiba-tiba yang sebenarnya. Cocytus bingung, apakah ini semua layak dengan damag yang mereka terima dari [Icy Burst]? Ataukah mereka hanya berusaha dengan sia-sia?

Senjata satu-satunya Zaryusu tidak bisa bergerak, membuatnya tidak berdaya. ini hanya merubah urutan siapa yang akan Cocytus bunuh. Setelah memutuskan ini, Cocytus menggenggam pedang di tangannya.

Satu tebasan.

Pedang Shasuryu patah jadi dua. Sebelum tubuh Shasuryu jatuh ke tanah, Cocytus menarik pedangnya, berencana untuk melanjutkan serangan ke Zaryusu-

Sat itu, jari Cocytus yang menjepit pedang Zaryusu menjadi licin.

Cocytus yang kaget memeriksa jarinya, penasaran mengapa pedang yang dia jepit bisa tergelincir.

Di dalam kabut yang samar, Cocytus bisa melihat jari dan pedangnya tertutup oleh cairan merah.

Dalam sekejap, Cocytus memahami mengapa jarinya tergelincir.

--Darah?

Bingung.

Cocytus mencoba untuk mengingat kembali dimana pedang Zaryusu bisa terkena noda, dan mengerti setelah melihat wajah Zaryusu menembus kabut.

Darah yang diusapkan Zaryusu di wajahnya bukanlah cat perang. Itu digunakan untuk mengusap pedangnya.

'Icy Burst' bukan ditujukan untuk melukai Cocytus atau menyembunyikan keberadaan Shasuryu, itu untuk menyembunyikan darah di pedangnya. Itu juga adalah alasan mengapa dia menyembunyikan pedang dibalik punggungnya.

Ketika Cocytus menghentikan serangan Zaryusu pertama kalinya, dia menggunakan jarinya untuk menjepit pedang Zaryusu. Zaryusu teringat itu dan mempertaruhkan pada peluang tipis itu akan terjadi lagi, memasang skenario ini dengan seluruh kecerdasannya. Sebuah gelombang kejut listrik kelihatannya melompat menembus otak Cocytus.

Waktu itu! Tidak heran mengapa serangannya terasa lemah! Itu alasannya! Rencana untuk menggunakan darah untuk membuatnya tergelincir tidak bekerja setiap saat. Jadi dia menipuku, membuat merasa mudah untuk menjepitnya, jadi dia mundur!

Pedang itu tergelincir dengan pelan, semakin mendekat ke tubuh biru pucat Cocytus. Bahkan Cocytus tidak bisa menghentikan pedang dengan berat badan dan kekuatan Zaryusu di baliknya dengan hanya dua jari yang basah.

Próximo capítulo