Karan melangkah pergi namun kembali dan berbisik ke telinga Miya.
"Oh iya, jika kamu begitu takut karena ku maka kamu salah! Orang yang harusnya kamu takuti adalah perempuan berkostum Maid tadi. Kau tau?? dia bisa saja memotong lidahmu dan lidah seluruh keluargamu jika dia mau. Dialah orang yang tidak berada pada level yang sama dengan kalian" Bisikan itu sangat dingin dan menusuk ketulang membuat tubuh Miya bergetar hebat. Baru kali itu ia merasakan aura mengintimidasi yang sangat kuat dan begitu menakutkan.
Karan berlalu pergi meninggalkan Miya yang terduduk lemas di tanah dengan pandangan kosong dan sangat ketakutan. Mata nya basah dan tubuhnya tak berhenti bergetar hebat.
"Aku kok di tinggal sih!" Karan mengejar Alisya dan Karin.
"Kakak ke Elit saja sonoh..." Tunjuk Karin kesal.
"Apa'an sih dek,, sampai cemburu gitu!" ledek Karan.
"Kakak kan tadi suka sama Miya kan? ampe matanya hampir copot mandang dada ama...." Mulut Karin langsung di bekap karan.
Alisya melipat kedua tangannya berhenti melihat tingkah kakak beradik itu.
"Cowok kok sukanya mandang cewek dari dada ama bokong sih???" Alisya risih dengan tatapan-tatapan merendahkan seperti itu.
"Itu normal kali Sya, malah bahaya kalau yang dipandang dada ama bokongnya itu cowok" Yogi datang menambahkan dengan bergidik ngilu.
Karin menggigit tangan Karan karena kesal.
"Maaf maaf deh,,, sebagai gantinya kakak akan buat tempat kalian ramai! gimana?" tatap Karan dalam.
Karin tampak berpikir dalam dan merasa itu bukanlah ide yang buruk, dengan begitu dia bisa melepas kostumnya dan berpakaian nyaman. Terlebih lagi ia tau akan kemapuan kakaknya.
"Oke, setuju" Karin segera melepas kostumnya dan melirik ke arah Alisya.
"Sepertinya sudah saatnya kita buat lebih heboh!!!" Senyum Alisya melirik ke arah karan.
"Apa yang akan mereka lakukan???" tanya Rinto penasaran.
"Lihat saja nanti, untuk sekarang buat mejanya memanjang dan kursinya di singkirkan aja dulu!" Karin bergerak cepat tak sabar melihat aksi keduanya.
Alisya melirik kearah Yogi untuk memutarkan musik hiphop yang Fungky dan mulai menggerakkan kepala seiring ketukan bas..
Dengan lincahnya karan memotong motong beberapa sayur-sayuran dan wortel dan berterbangan lalu jatuh dan berbaris rapi. Tangan Karan bergerak sangat cepat sehingga mereka tak dapat melihat gerakan tangannya. Karan kembali menggerakkan pisau menggeseknya dengan pisau yang lain menghasilkan bunyi sssiiing yang menarik perhatian orang. Karan menambah beberapa ketukan lalu melempar dan terus memainkan pisaunya dengan sangat lincah.
"Karin kak Karan tampak sangat seksi dibalut celemek putih itu!" Adora tak bisa melepaskan padangannya.
Posisi mereka semakin terhimpit kedepan karena semakin lama mereka semakin ramai dan semakin banyak pula berdatangan.
"Caranya memaikan pisau itu benar-benar sangat ahli" tambah Rinto kagum.
"Ini belum seberapa! sebentar lagi kalian akan lihat" Karin memperingatkan penonton lainnya untuk menjaga jarak.
Penonton yang bingung tetap mengikuti arahan dari Karin untuk mencegah semua kemungkinan yang terkadi terlebih jika alat yang mereka gunakan tergolong dapat membahayakan si pemakai dan juga orang-orang yang berada disekitarnya.
Setelah merasa jarak mereka sudah cukup aman, mereka tidak diberi kesempatan untuk berkedip karena tiba-tiba saja Karan telah melempar Pisau melewati Karin menuju Alisya.
Semua yang melihat berteriak karena takut kalau itu akan mencelakai Karin. Namun setelah mereka perhatikan ekspresi Karin terlihat biasa saja dan tampak bangga sambil menujuk ke arah Alisya. Mata mereka membelalak dan bertepuk tangan riuh begitu melihat pisau itu telah mendarat sempurna di tangan Alisya tanpa melukai Karin juga Alisya.
"Bagaimana bisa???" seorang penonton berteriak penasaran.
"Kamu juga melihatnya kan? pisau itu harusnya sudah menacap di leher Karin" Terang yang lainnya.
"Apa mereka hanya bermain trik?" tambah yang lain.
"Aku rasa Cowok itu hanya mengumpan lemparannya dengan menggertak dan begitu kita berteriak semuanya menutup mata takut untuk melihat kejadian selanjutnya" jelas penonton lain.
"Tidak kalian salah! Coba lihat Pisau yang di pegang Alisya, Pisau itu adalah pisauku yang aku gunakan khusus untuk memotong sayur-sayuran dan bumbu agar kualitas potongannya sangat baik dan rapi itu dapat terlihat dari gagang yang berbeda dengan gagang pisau untuk daging. Jadi pisau yang dipegang Alisya adalah benar pisau yang dilemparkan oleh cowok sebelumnya. Selain itu jika kalian tidak menutup mata, maka kalian akan melihat bagaimana pisau yang sedikit lebar itu, begitu tipis melewati samping leher Karin dan menepis rambutnya. Dan Alisya hanya berputar sedikit memgikuti arah datangnya pisau untuk menghindari tabrakan yang berarti ketika dia menangkap pisaunya!" Rinto menjelaskan dengan kekaguman yang tinggi terhadap ketiga yang juga menonton dan tak berkedip sedetikpun untuk melewati sebuah pertunjukan spektakuler seperti itu.
"Hal ini jangan ditiru di rumah yah???" Yogi muncul menambahkan sambil tersenyum. "Mereka bisa melakukannya selain karena tentu saja mereka telah banyak berlatih sebelumnya, tapi karena rasa kepercayaan yang tinggi satu sama lainnya." tambahnya lagi.
Adora, Emi dan Feby tak bisa berkomentar apa-apa. mata mereka terpaku kepada 3 orang yang begitu mempesona dengan gerakan mereka yang begitu indah dan lembut setiap kali mereka saling bertukar pandang untuk aksi beikutrnya.
Pisau yang sudah berada ditangan Alisya kemudian langsung saja menjadi begitu cepat dan tak terkendali dalam membelah-belah bawang merah dan bawang putih serta lombok yang ada dinampannya. Setelah itu nyala apo yang cukup besar membuat bunyi minyak yang sudah berada di kuali yang cukup besar memanas seketika lalu terdengarlah suara khas minyak yang terisi oleh bawang yang sudah di potong-potong dengan halus tadi.
Dengan satu ketukan, Alisya bergerak berganti dengan posisi Alisya sambil melempar pisau dan spatula yang berputar-putar di udara. Begitu jatuh kedua alat tersebut telah berada di tangan Karan dengan halusnya yang kemudian dengan gerakan seksi Karan mengoyang-goyangkan spatulanya dan kuali panas yang menyembur-nyemburkan api memperlihatkan kokohnya tangannya yang berurat.
Penonton dibuat terpaku dan terpesona oleh keseksian dan ketampanan Karan. Kali ini mereka tak memberi kesempatan mata mereka untuk berkedip.
Alisya mengubah musik menjadi lebih selow tapi memmiliki ketukan irama yang keras dan R&B, Karin yang hanya terdiam kini mulai menari dengan gerakan yang pelan namun halus dan sangat lihai. Gerakannya sangat lembut yang sangat kontras dengan pakaiannya berwarna Pink ke unguan membalut tubuhnya yang putih merona.
Ia yang semula dilihat oleh banyak orang memakai celana kaos yang tida begitu ketat dan tidak begitu menampakkan lekuk tubuhnya semakin terpaku karena dengan luwesnya Karin memutar tubuhnya yang ramping dan bajunya berubah menjadi gaun panjang menutupi celana kaos tadi. Gaun itu sangat indah dengan warna yang senada dengan bajunya dimana bagian bawahnya terdapat ukiran kupu-kupu yang menari-nari di atas kelopak bunga ungu yang sangat indah.
"Karin cantik sekali, aku tak menyangka dia bisa menari se lincah dengan gerakan sehalus dan selentur itu" Mata Adora berkaca-kaca karena gerakan indah yang mungkin hanya dapat dilihat jika mereka membayar dengan jumlah besar.
"Bajunya, Bajunya sungguh indah. warnanya, kainnya, motifnya terlihat sempurna di tubuh Karin" tambah Emi.
"Aku merasa sedang berada di festival jepang!" Jelas Yogi yang ikut terpana.
"Lihat Rambutnya yang bergelombang mengikuti setiap gerakan yang dilakukan oleh Karin, begitu ia memutar rambutnya langsung terurai cantik karena ikat rambutnya yang terputus oleh kikisan pisau yang dilempar oleh Kak Karan" Tambah Feby menangkup kedua tangannya memandang ketiganya.
Begitu ketukan irama musik telah mulai cepat dan riuh, Alisya sedikit menari santai melempar telur dengan kecepatan tinggi melewati Karin yang menari dengan lincah menghindari telur tersebut. Sedang Karan tanpa melihat dan terus memasak dan sambil mengambil beberapa bahan lain atapun memotong-motong dengan tepat menangkap semua telur yang dilemparkan oleh Alisya.
Semua penonton riuh yang dengan kompak bertepuk tangan mengikuti ketukan irama musik hingga di penghujung musik Alisya melempar nampan-nampan sekali pakai di atas meja yang dengan rapinya mereka berbaris untuk siap diberikan hidangan Yang tentu saja nampan itu melewati Karin yang menari menghundari lemparan Alisya.
Dengan satu gerakan pasti, karan mengangkat kualinya dan memutarnya di tengah meja yang mana Nasi goreng buatannya tidak terhambur keluar malah hanya menunggu sampai si tuan dengan lembut menyediakan dan menempatkan mereka di atas nampan yang sudah tersedia. Tanpa di duga porsi yang disajikan Karan cukup memenuhi 10 nampan yang ada di atas meja.