webnovel

Bertekad memutuskan Perjodohan

Rendi menggerakkan badannya tapi malah gadis itu malah menekannya dengan kuat. "Kamu siapa?" Kata Rendi akhirnya sambil memepetkan tubuhnya ke pilar. Wajah wanita itu semakin dekat. Nafasnya tercium sangat wangi. Mengapa hatinya jadi berdebar. Bahkan saat dekat dengan Yesi dulu hatinya tidak pernah seperti ini. Ia merasakan debaran jantungnya seakan-akan hendak melompat keluar. Ini bocah sebenarnya anak SMA apa gadis penggoda imannya. Anak dibawah umur. Usia baru sweet seventeen kelakuan melebihi Amora yang usianya 25 tahun.

Amora saja yang bertahun-tahun mengejarnya belum pernah menyentuhnya walau cuma sehelai rambut. La ini.. Gadis itu baru bertemu dengannya. Sudah menekan dadanya dengan kelima jari-jari tangannya. Mendekatkan Wajahnya ke wajah Rendi. menunjuk hidungnya. Menghembuskan nafasnya di wajahnya.

"Aku siapa?? Aku gadis yang paling malang di dunia. Gara-gara kau..Aku akan kehilangan segalanya. Aku Jasmine akan melawanmu sampai titik darah penghabisan. Aku akan membuatmu menyesal sudah terlahir ke dunia ini"

Rendi ternganga. 'Ya.. Tuhan Bocah ini yang akan jadi istrinya. Habislah sudah hidupnya'

Untungnya tiba-tiba gadis itu melepaskannya.

Rupanya Ia baru ingat kalau teman-temannya sedang mengengelilingi dia.

Jasmine gadis cantik itu berbalik ke arah teman-temannya. "Ayo semua..kita berpesta. Jangan tergoda sama artis Korea gadungan itu. Jangan tertipu wajah tampannya. Ia pasti menyebalkan" Katanya sambil berjalan tegap masuk ke ruangan. Diikuti dengan perasaan enggan teman-teman wanitanya. Kelihatannya teman-temannya lebih tertarik untuk berada di dekat Rendi. Tapi sepertinya mereka ketakutan terhadap Jasmine. Jangankan teman-temannya yang perempuan kelihatannya yang laki-lakinya juga udah seperti para kacung. Nurut banget. Disuruh masuk mereka semua masuk dengan patuh.

Rendi memegang tekuknya. Gadis itu benar-benar keterlaluan. Nama kaya Putri pasangannya Aladin. Wajah kaya Putri Salju tapi kelakuan mirip kaya Mak Lampir. Sangat mengerikan. Walaupun Ia sangat terpesona dengan kecantikannya yang bagai Putri salju tapi melihat tingkahnya Ia jadi ill feel duluan.

Apa kakeknya ga punya stock gadis yang lebih jinak apa buat dijodohin sama dirinya. Rendi meraba-raba saku celananya Ia butuh sebatang rokok untuk menenangkan otaknya yang stress. Ia harus bernegosiasi lagi dengan kakeknya untuk membatalkan pernikahannya. Daripada Ia tersiksa dengan gadis itu. Kayaknya Amora atau Andrea lebih rasional. Mungkin Ia akan mempertimbangkan mereka berdua untuk jadi istrinya. Daripada dengan gadis gila itu.

Rendi jadi morang-maring. Ia jadi kembali kesal dengan mantannya Yesi. 'Ini semua gara-gara Kamu Yesi. Coba kalau kamu tidak matre. Mungkin kita sudah hidup bahagia sekarang. Aaargh... kenapa Kamu menyebalkan harus meninggalkan Aku?' Rendi mengusap-usap wajahnya. Andai waktu bisa diulang. Ia ingin kembali lagi ke masa kuliah dan tampil apa adanya, ga usah sok-sokan jadi orang miskin. Pasti sekarang Yesi masih bersamanya.

Rendi berjalan ke arah mobilnya lalu mengambil rokoknya. Sembunyi di dekat pohon mangga yang besar lalu mulai merokok. Asap rokoknya yang membumbung tinggi seakan menerbangkan angan-angan Rendi tentang mantannya. Sulit melupakan bayangan Yesi. Dimatanya Yesi begitu manis dan anggun. Kalau berjalan bagaikan Putri Solo. Bicaranya sangat halus. Kalau tertawa hanya terlihat gigi barisan depannya. Dia juga sering membawakan Rendi makanan hasil masakannya yang rasanya membuat Rendi makin jatuh cinta.

Rendi menghembuskan nafasnya bersama asap rokoknya. Tiba-tiba Ia merasa jiwa jahat disebelah kirinya keluar dan berkata," Makanya, Kamu sih dulu sok suci. Ga ngapa-ngapain wanita itu. Coba kalau kamu tiduri terus dia hamil, kan sekarang Kamu pasti sudah jadi suaminya. Wanita kalau sudah ternoda ga akan pernah bisa kemana-mana"

Rendi menggelengkan kepalanya ketika kemudian muncul jiwa baiknya disebelah kanannya. " Malah Kamu harusnya bersyukur tidak terjerembab ke dalam dosa. Bercinta sebelum menikah adalah berzina dan hukumannya dicambuk seratus kali. Kalau tidak. Kamu akan dibakar di dalam neraka jahanam. Biarkan saja wanita itu pergi. Mungkin dia bukan jodohmu.."

Tiba-tiba jiwa Jahatnya berkata lagi. "Jodoh itu harus diusahakan. Dengan tidak menyentuhnya kamu memang sudah berbuat baik. Tapi apa balasannya Kau malah akan menikah dengan gadis yang menakutkan. Anak SMA lagi. Ga selevel banget.."

Jiwa baiknya langsung menjawab. " Usaha yang jahat tidak akan membawa kebaikan. Ingat lebih baik kepala tertusuk jarum besi daripada menyentuh wanita bukan mahramnya..."

Jiwa yang jahat langsung nyolot. "Iya..tapi lihat sekarang Si Rendi jadi merana. Ini semua gara-gara Kamu yang sok suci. Kamu memberikan pengaruh positif tapi menyengsarakannya"

Jiwa yang baik tidak terima."Kamu memberikan pengaruh negatif. Membuat Rendi teringat terus sama mantannya. Ia gagal move on gara-gara Kamu yang terus-menerus menanamkan penyesalan di hati Rendi. Ini semua salah kamu"

Jiwa yang jahat berteriak," Kamu yang salah!"

Jiwa yang baik membalas," Kamu yang salah"

Mereka berdua akhirnya berkelahi membuat Rendi semakin pusing. Ia membuang rokoknya menginjaknya dengan kaki lalu mengacak-acak rambutnya sambil berteriak pelan. "Aakh..kalian berdua gila...enyah semua dari pikiran ku!!" Katanya sambil melangkah masuk ke dalam ruangan tempat pesta. Jiwa yang baik dan yang buruk langsung lenyap dari pikiran Rendi.

Semakin dekat dengan rumah terdengar suara music yang kencang terdengar. Lagunya lagu dangdut. Wey...anak zaman sekarang emang beda mereka suka dangdutan juga. Begitu Rendi masuk Rendi melihat mereka sedang melakukan suatu permainan. Joget berdua-berdua dengan kepala saling menghimpit balon di tengah keningnya. Menjaga balon tersebut jangan sampai jatuh.

Mata Rendi mencari-cari Serena.

Rendi harus menyuruh Serena pulang kalau Ia tidak mau pulang Ia akan memaksanya bila perlu Ia akan menyeretnya. Setelah dari sini Ia juga akan langsung ke rumah kakeknya. Ia akan minta membatalkan pertunangan. Bodo amat dengan pemutusan hubungan kekeluargaan. Daripada menikah dengan gadis mengerikan itu lebih baik Ia hidup sebatang kara. Tanpa sanak saudara, famili atau kerabat. Tidak punya perusahaan juga ga masalah. Ia masih memiliki kemampuan untuk berdiri sendiri. Ia sendiri tidak terlalu gila harta.

Jadi anggapan Andika bahwa Ia bekerja siang dan malam untuk mengumpulkan harta itu salah. Ia bekerja siang dan malam bukan untuk mengumpulkan harta tapi untuk membuktikan bahwa Ia adalah orang yang mampu. Ia bukan orang yang tampangnya keren tapi otaknya kere. Dan Ia tidak mau hidup dengan menggunakan ketampanannya.

Jadi kalau nanti Ia diusir gara-gara tidak mau menikah dengan gadis itu Ia sudah siap. Ia akan mulai lagi dari nol. Bahkan bila perlu mulai dari jadi pedagang di kaki lima juga ga masalah. Yang penting Ia terbebas dari gadis mengerikan itu.

Próximo capítulo