webnovel

BAB 44

Perjalanan pulang Ayisa hanya terdiam dengan lamunan nya memikirkan tentang perkataan Irwan.

Ilyas yang terus memperhatikan Ayisa merasa bingung ada apa dengan Ayisa.

"kamu bicarakan apa sama Irwan?" tanya Ilyas memulai pembicaraan.

Ayisa sedikit kaget menatap Ilyas."nggak ada yang penting!" ucapnya.

"oh ya?"

Ayisa menatap Fokus wajah Ilyas yang terlihat serius mengendarai mobilnya."Abang nggak percaya sama aku?" tanyanya.

Beberapa detik Ilyas memalingkan wajahnya melihat Ayisa."kenapa kamu berpikir begitu?!" tanyanya kembali pada Ayisa.

"nggak!" jawab Ayisa singkat.

Tak lama kemudian mereka akhirnya sampai dirumah.

Ayisa bergegas menuju kamar dan diikuti oleh Ilyas.

"Abang duluan yang ganti baju!" ucap Ilyas berlari kecil kearah kamar mandi.

"aku duluan!" ucap Ayisa.

"Abang duluan! Abang yang duluan sampai!" ucap Ilyas memasuki kamar mandi.

Wajah Ayisa menjadi kesal pada Ilyas yang sangat lama dikamar mandi.

"lama banget sih!!" teriak Ayisa.

"bentar lagi satu menit!!" teriak balik Ilyas.

Tak lama Ilyas keluar dari kamar mandi dengan menggunakan baju kaos putih dan celana panjang berwarna hitam.

"lama banget sih! aku sampai tua nunggu nya!" ucap Ayisa kesal.

Baru saja Ayisa hendak memasuki kamar mandi tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamarnya.

"bukain tuh pintunya!" titah Ilyas.

"Abang aja! kan Abang dekat!" ucap Ayisa.

"kamu aja deh! aku nggak mau!" ucap Ilyas.

"dasar pemalas!!" gerutu Ayisa.

Ayisa dengan rasa kesalnya berjalan membuka pintu kamar dan membuat Ayisa terkejut saat seorang pria berdiri diambang pintu.

"Abi!"

Dengan cepat Ayisa memeluk pria tersebut.

"Abi! Abi Ayi kangen sama Abi! kenapa Abi baru pulang sekarang? bagaimana keadaan Abi? Abi baik-baik aja kan!? Abi sehat kan?" tanya Ayisa mendesak.

Ilyas yang tadinya duduk diatas ranjang sontak berdiri menghampiri Farhan.

"Abi baik-baik saja! Abi sehat! Abi udah sembuh!" ucap Farhan.

Ilyas menjangkau tangan Farhan dan mencium punggung tangannya.

"Abi kok nggak ngabarin kalau mau pulang! dr. Safira juga tidak memberi tau kalau Abi akan kembali!" ucap Ilyas.

"Abi sengaja! karena Abi nggak mau kalau harus merepotkan kalian menjemput Abi di bandara!"ucap Farhan.

"tapi Abi seharusnya Abi itu kabarin kita!" ucap Ayisa.

Farhan menatap mata bening Ayisa yang kini mengeluarkan air mata.

Tangannya mendekap pipi Ayisa."kamu pulang kerumah ya? Abi mau bicara sesuatu dengan Ilyas!" ucap Farhan.

Ayisa menggeggam tangan Farhan yang mendekap pipinya."tapi kenapa? kenapa Ayi nggak boleh tau?". Jeda beberapa detik."aku kangen banget sama Abi! Abi jangan pergi lagi ya?" ucap Ayisa mendekap tubuh Farhan.

Ilyas menyaksikan kasih sayang dari kedua insan itu.

Entah kenapa tiba-tiba saja Ilyas merasa takut kehilangan Ayisa.

Jantungnya berdegup kencang rasa ke khawatiran mengeroyok hati dan pikirannya.

"Abi nggak akan pergi!"

Jantung Ilyas semakin berdegup kencang melihat Ayisa yang memeluk erat Farhan dan rasa tak ingin berpisah darinya.

"kamu pulang aja dulu ya? Abi mau bicara sesuatu sama Ilyas!" ucap Farhan.

Tanpa mengatakan apapun Ayisa dengan rasa kesalnya keluar dari kamar.

Farhan menutup pintu dan membuat Ayisa menjadi penasaran.

"kok pintunya ditutup sih!? aneh Abi mau bicara apa ya sama bang Ilyas!? aku nguping aja kali ya? tapi kalau ketahuan Abi gimana? tapi aku penasaran banget!"

Ayisa merasa penasaran apa yang akan di bicarakan Farhan pada Ilyas.

Rasa penasaran Ayisa lebih besar dari rasa ketakutan jika ketahuan oleh Farhan dan akhirnya dia memutuskan untuk menguping pembicaraan mereka.

Ayisa mendekati pintu kamar.

"seharusnya kamu itu mikir untuk apa saya menginginkan kamu menikah dengan Ayisa sedangkan Ayisa masih sekolah lagi pula Masih ada dua kakak Ayisa yang belum menikah!!'" ucap Farhan dengan nada tinggi.

"tapi Abi---"

"cukup!! seharusnya kamu berpikir dewasa untuk apa saya menginginkan pernikahan kalian!! Ayisa masih sekolah seharusnya disitu kamu berpikir sebelum menikahinya!!"

"jadi, maksud Abi bukan Ayisa yang seharusnya menikah dengan aku!? tapi siapa yang Abi inginkan aku nikahi!?' tanya Ilyas.

"Arisa!"

Ayisa yang kini berada diluar mendengar pembicaraan mereka, sangat terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Farhan.

Apalagi Ilyas dia sangat mencintai Ayisa. Dan dia tidak ingin kehilangan Ayisa.

"Arisa? tapi aku tidak mencintai Arisa aku hanya menganggapnya seperti adikku sendiri!" ucap Ilyas menundukkan kepalanya.

"lalu Ayisa? kau anggap dia apa?"

"dia istri ku Abi! dia sudah menjadi tanggung jawabku! aku mencintainya dia milikku!"

"saya minta jauhi Ayisa tinggalkan dia!! ceraikan dia secepatnya!". Jeda beberapa detik."jika kamu masih ingin melihat Ayisa maka jangan pernah kamu menjadi suaminya lagi! ceraikan dia!!" ucap Farhan dengan nada tinggi.

"nggak Abi!! cinta kami dari Allah akan selalu abadi bahkan maut memisahkan! saya tidak akan melakukan itu! tidak akan!" ucap Ilyas.

Untuk pertama kalinya Ilyas menangis karena seorang perempuan.

Perempuan yang sangat dicintainya.

"lihat saja bagaimana saya akan menjauh kan Ayisa dari kamu!!" ucap Farhan.

"Ayisa adalah surga ku dan Abi tidak bisa menjauhkan aku dari surgaku!" ucap Ilyas.

Farhan memegang pundak Ilyas."lihat bagaimana saya menjauhkan kami dari surgamu!" ucap Farhan.

Beberapa detik Jantung Ayisa berhenti berdetak sejenak terasa sesak seperti benda kasat mata menghantamnya.

Tiba-tiba Ayisa terkejut saat Farhan tiba-tiba membuka pintu dan mendapatinya berdiri mendengar pembicaraan mereka.

"Ayisa"

Ilyas menatap wajah Ayisa yang menatap kosong kearah bawah.

Terkejut Ayisa dengan cepat berlari meninggalkan rumah itu dengan rasa tak percaya dengan apa yang terjadi.

Melihat Ayisa yang berlari dengan berlinang air mata Yuni dan Irham mengejar Ayisa. juga diikuti oleh Ilyas. dan Farhan.

Sampai dirumah Arisa yang sedang fokus dengan handphonenya sontak heran pada tingkah Ayisa.

Ayisa menatapnya dengan tatapan tajam.

"ada apa?" tanya Arisa.

Melihat Arisa beberapa detik Ayisa kembali berlari menuju kamarnya dan mengunci diri didalam kamar.

Próximo capítulo