Setelah pernikahan itu, kami menjadi pasangan suami istri seperti biasa.
Hubungan yang semakin dalam. Beberapa bulan setelah itu ia mengandung seorang anak kedua untukku dan untuknya. Itu akan menjadi anak pertama kami.
Dua hari kemudian, tidak kusangka ia datang lagi. Aku tidak mempercayainya.
Lia datang dan keadaannya baik baik saja. Aku sungguh tidak mengerti sama sekali. Aku meraihnya dan memeluknya, "Kenapa kau baru datang? Apakah kejadian waktu itu hanya sandiwara saja? Aku tidak mengerti sama sekali" disitu aku menahan air mata kerinduan yang datang.
Aku berpikir bahwa semua itu adalah sandiwara dan aku tertipu. Itu semua tidak masuk akal. Siapa yang kulihat dikubur saar itu. Ini sudah lima tahun kalau Lia masih hidup mengapa baru sekarang ia kembali.
Sebenarnya aku senang jika ia tidak meninggal. Kami bisa melakukan banyak hal lagi bersama. Lia akhirnya memberikan penjelasannya, "Jadi begini, sebelumnya tolong maafkan aku, saat itu aku berbohong pamit untuk membeli persediaan makanan. Temanku sudah menungguku untuk menjemputku dengan mobil itu"
"Lalu, apakah wanita yang dirumah sakit itu siapa?" kusela saja, "Coba dengarkan aku dulu, saat itu memang ia menunggu dirumah sakit. Tapi semua itu adalah kebohongan. Aku bosan denganmu, kebetulan saat kau pergi bekerja aku juga bekerja paruh baya. Sehingga aku bisa membayar dokter itu untuk menipu semua orang. Bahkan, ia membuatkan makam dan boneka yang mirip aku. Aku juga tidak mengerti saat itu kenapa kamu tidak melihat wajahku. Aku pergi mencari orang lain yang lebih baik untukku dan anak kita. Tapi aku menyesal meninggalkanmu, yang seperti kamu cuma ada satu yaitu kamu sendiri. Aku harap kamu bisa menerimaku kembali" saat itu aku takut untuk melihat wajahnya yang sudah tidak bernyawa lagi.
Aku tidak bisa menerimanya kembali tinggal dirumah yang sama lagi. Itu akan menyakiti perasaan istriku yang kedua. Itu semua salahku karena kebodohanku semua jadi kacau seperti ini. Untung saja, Wati sedang kepasar bersama anak anak.
"Kita tidak bisa bersama lagi, maaf. Aku sudah mencarikan ibu untuk putri kita dan telah menemukan nya. Sebaiknya kau pergi aku tidak ingin menyakiti perasaannya" kurasa hal itu cukup untuk membuatnya tidak kembali lagi.