Hari ini cerah, aku bertemu dengannya lagi. Dia duduk disebelahku. Jam istirahat tiba, dia mulai mengajakku bicara.
"Kamu membosankan jika serius" ucapnya langsung. Aku tidak mengerti.
"Menurut kamu apa yang harus ku lakukan agar menjadi lebih terkenal dan dapat membantu orang dengan mudah?" Tanyaku langsung padanya.
"Mungkin kau bisa membuat channel youtube disana kau bisa membuat banyak konten konten yang baik seperti 'apa yang harys dilakukan jika gagal' kau bisa memberikan banyak solusi disana aku yakin kamu cocok. Kamu selalu saja begitu. Membosankan" ucapnya mungkin benar aku membosankan karena selalu saja memikirkan orang lain.
"Hhha, maaf. Tapi terima kasih telah mau berteman denganku. Ngomong ngomong biasanya kamu ngapain aja kalau sabtu minggu?" Ucapku lagi agar dia sedikit tidak bosan.
"Aku biasanya menyelesaikan tugas tugas kuliah. Membantu orang tua ku. Olahraga setiap paginya. Saat mulai siang aku bekerja membantu dikantor ayahku, tapi minggu aku tidak sibuk kok" ucapnya.
"Oh begitu ya, boleh minggu kita bertemu lagi untuk melakukan sesuatu mungkin. Hhha" ucapku lagi, "Boleh" ucapnya.
Bel berbunyi dan kami kembali serius menatap dosen yang menjelaskan materi. Tapi dia terus menatapku entah mengapa. Yasudah mungkin dia memang ingin mengajakku keluar. Tidak apa sekali kali.
Hari ini jum'at kuliah pulang cepat. Pukul 15.30 kami sudah boleh pulang.
"Pulanglah denganku, aku dengar rumah kita searah" ucapnya mencegatku pulang.
"Baiklah" ucapku
Beberapa waktu kami berjalan.
"Lia terima kasih, telah bersamaku. Aku lewat sini, berhati hatilah aku duluan ya sampai bertemu besok!" Ucapku berpisah.
"Oh baiklah, sama sama"
Hari minggu kebetulan aku tidak dipanggil untuk siaran radio. Aku mencoba menghubungi Lia. Namun, aku lupa kemarin aku tidak meminta kontaknya. Keterlaluan aku, dan aku mencoba mencari tahu rumah Lia. Tapi sebelum aku menemukan rumahnya tiba tiba ada sebuah telepon dari nomor tidak dikenal.
"Iya halo, siapa?" Ucapku
"Datanglah ke taman didekat rumahmu" ucap orang itu
Aku langsung mematikan ponselku. Namun, aku penasaran siapa yang meneleponku. Setelah beberapa kali memikirkannya aku menuju taman dekat rumahku. Aku tidak menyangka ternyata dia menungguku sejak pagi.
"Lia apa yang kamu lakukan, apakah kamu yang meneleponku? Ayo jangan disini, kerumahku saja" ucapku
"Iya aku yang menelponmu, baik aku ikut"
Kami pun kembali kerumahku. Aku heran hari ini ia terlihat lebih cantik dari biasanya. Aku mencoba mengabaikan penampilannya. "Lia bisakah kamu membantuku menyelesaikan tugas ini yang baru saja diberikan kemarin?" Tanyaku.
Iya membantuku seperti biasa, Lia membuatku kagum. Dia anak orang kaya, hidupnya terjamin dan ia pun cerdas. Dan syukurlah tugasku selesai semua dengan bantuannya.
"Sudah sore, hampir malam aku akan mengantarmu pulang" ucapku
Lia tidak banyak bicara daritadi. Aku bingung Lia kenapa.
Aku bertanya "Kamu kenapa?"
"Sebenarnya aku tidak mengajakmu untuk ini kamu tidak paham aku kesal padamu" ucapnya kesal.
"Baik aku akan mendengarkan apa yang ingin kau katakan" ucapku
"Tidak usah, aku ingin segera pulang" ucapnya.
Aku bingung, tapi yasudahlah. Aku tidak ingin lupa lagi, aku meminta kontaknya dan Lia memberikannya. Setelah beberapa waktu sampailah didekat rumahnya.
"Terima kasih, sampai sini saja sampai bertemu senin!" Salamnya
Aku benar benar tidak mengerti apa yang terjadi. "Iya sama sama" ucapku
Tapi aku benar benar kagum padanya. Mungkin aku menyukainya.