webnovel

Melarikan Diri

"Biarkan aku pergi!" Indah yang sudah tidak tahan terkurung dalam kamar selama ini, memaksa untuk keluar.

"Maafkan kami nona, tuan telah memerintahkan untuk tidak keluar dari kamar ini!" salah seorang pengawal berusaha membujuk Indah.

"Tidak... kalian harus melepaskanku, biarkan aku pergi, aku muak dengan tuan kalian itu. Biarkan aku pergi!"

sekuat apapun Indah berusaha melawan, tapi semua itu hanya sia-sia. Kekuatannya tidak sebanding dengan para pria-pria di hadapannya.

"Aaarrrgg lepaskan, lepaskan aku!"

"Nona kumohon jangan seperti ini, jika tuan mendengar nona, maka anda akan dalam masalah besar!" kepala pelayan mencoba menenangkan Indah, namun dia tak di gubris sedikitpun.

Nadin yang juga berada di sampingnya merasa sedikit putus asa, hanya dia yang tau pasti, Indah sangat merasa tertekan dan sangat merindukan keluarganya.

gadis mana yang akan tahan bila di pisahkan dari keluarganya selama hampir satu tahun, dan menjalani keseharian hanya berada di dalam kamar, terkurung dan tak bisa bergerak.

ya.. sekarang sudah hampir setahun Indah tinggal di kediaman itu. Rasanya dia akan menjadi mumi, tidak, lebih tepatnya mayat hidup yang masih terus merasakan siksaan secara non fisik.

'Kumohon Indah, jangan gegabah seperti ini, kalau tidak tuan akan menghukummu lebih berat dari sebelumnya!" Nadin memohon dalam hati agar Indah tidak bertindak lebih jauh.

Selama hampir setahun ini, Indah sudah berusaha melarikan diri dengan bantuan Nadin, namun usahanya sudah gagal berkali-kali.

Setiap kali rencananya gagal, maka Rafael tidak segan-segan menyiksanya. Keberuntungan bagi Nadin, bahwa selama ini dia tak perna diketahui telah membantu Indah.

Terakhir kali Indah tertangkap, Indah dikurung dalam toilet, tanpa di berikan makan dan minum selama tiga hari.

semakin sering Indah berusaha untuk kabur, maka semakin berat hukuman yang akan dia terima.

"Tidak kah kalian punya hati nurani? kalian telah mengurungku selama ini, memenjarakan ku di kamar itu, dan sekarang sudah hampir setahun. Dan dalam waktu itu aku tak tau bagaimana dengan keadaan keluargaku, bahkan untuk menghubungi mereka saja aku tidak bisa."

Indah masih meronta dengan sekuat tenaga, berusaha melepaskan dirinya dari pegangan para pengawal.

"Apa yang terjadi disini!" Aldi sang bodyguard berbicara dari arah tangga, di sampingnya Rafael berdiri dengan sangat dingin.

Kepala pelayan Fir segera bejalan dan menghadap Rafael, membungkuk dengan sopan.

"Tuan, nona Indah memaksa untuk keluar dari kamar."

setelah mendengar ucapan pelayan Fir, Rafael menatap ke arah Indah dengan ekspresi yang semakin dingin. Seluruh ruangan tiba-tiba terasa sangat mencekam.

para pengawal dan pelayan mulai merasa merinding, dengan hawa dingin yang menusuk kulit mereka, sepertinya amarah tuan mereka akan segera meledak sebntar lagi.

Indah yang berhenti sejenak melakukan perlawanan karena kehadiran Rafael, berusaha membalikan kesadarannya, dia kembali memberontak.

"Lepaskan aku! biarkan aku pergi dari sini!" tapi dia tetap tak bisa melepaskan pegangan para pengawal di sampingnya.

"Rafael, sebenarnya apa yang ingin kau ketahui dariku? selama ini kamu hanya mengurungku di kamar itu, tidak kah kamu sangat keterlaluan?! kamu benar-benar orang yang aneh!" Indah berusaha bertahan menatap tatapan dingin dari Rafael.

Namun Rafael tak menggubris sepatah katapun dari Indah, dan hanya memandang Indah dengan tatapan yang semakin dingin.

Indah yang melihat tak ada tanggapan dari Rafael, membuat dirinya semakin frustasi. Dan tatapannya itu, mengapa dia menatapku seperti itu? seolah dia melihat hal yang sangat menyedihkan.

"Br*ngs*k, kamu benar-benar pria b*jing*n, lepaskan aku dari sini! b*jing*n lepaskan aku!" Indah mengumpat ke arah Rafael dengan sangat keras.

seketika seluruh orang yang berada di sana diam membatu, berani sekali perempuan menjijikan ini berkata seperti itu kepada tuan mereka, perempuan ini benar-benar mencari kematiannya.

Nadin yang mendengar ucapan Indah, membuatnya seakan terkena senjata api pada jantungnya. Tak seorang pun di dunia ini akan berani berkata seperti itu pada Tuan mereka, dan Indah mengucapkannya dengan begitu saja dan bahkan meneriakinya. Ya Tuhan selamatkanlah sahabatku yang bodoh ini!

Aldy yang berada di samping Rafael, entah mengapa merasakan tekanan yang sangat ekstrim. Sudah kesekian kali Indah membuat tuannya marah, dan setiap kesekian kali itu pula, dia akan merasakan tekanan yang lebih besar dan semakin membesar dari tuannya.

"Tu..tuan, apa yang harus kita lakukan terhadap nona?"

Rafael beralih melihat ke arah Aldy, dia seolah memberikan suatu isyarat kepada bawahan kepercayaannya itu. Namun sayang satu hal yang telah di lupakan olehnya.

Jika semua masalahnya menyangkut Indah, maka bodyguardnya yang biasa cerdas ini, akan menjadi beg* dan tak memahami yang di inginkan oleh tuannya.

Dan tepat, saat Rafael melihat ke arah Aldy, yang terlihat adalah ekspresinya yang menjadi orang bod*h.

Huh.. Sepertinya dia harus menyelesaikan masalah ini sendiri.

Rafael lalu berjalan kearah Indah, memegang tangannya dan menariknya pergi.

"A..apa yang kamu lakukan? lepaskan aku! lepaskan aku!" sekuat apa pun Indah melawan, Rafael tak melepaskan pegangan tangannya, dan menggiring Indah masuk ke kamarnya, lalu membanting pintu dengan sangat keras.

Semua orang hanya bisa menatap mereka dari belakang, terbelenggu dalam syok.

"A..ada apa ini, mengapa tuan membawa perempuan itu ke kamarnya?"

"Jangan katakan, tuan akan menghabisinya?"

"Hus.. bicara apa kalian, mengapa tuan harus mengotori tangannya sendiri jika dia ingin menghabisinya?"

"Benar juga, jadi apa yang sedang dilakukan tuan? tidak mungkin tuan tertarik dengan perempuan buruk rupa itu kan?

Seluruh pelayan wanita mulai berbisik.

"Apa yang kalian bicarakan? kalian sudah tidak mempunyai pekerjaan lain lagi kah?" Aldy segera membentak para pelayan yang suka ngegosip itu, dan secepat kilat mereka membubarkan diri.

Próximo capítulo