webnovel

16. Ben: My desires

"Will, kapan kamu bisa pertemukan mama dengan May?", sabar dong mah! jangan sampai kak Ben curiga.

Oke... mama tunggu loh!

Dian, kamu sudah di kantor ku? Oke babe, sabar bentar yah. Aku masih di rumah... iya telat bangun babe. Masalahnya tadi malam yang minta video call sampai subuh itu siapa hah? Wilson menutup percakapannya dengan Diana, sambil tersenyuman".

"Hai babe, sorry yah nunggu lama!"

gak apa - apa lagi dibalas dengan senyuman terindah di pagi hari. Wilson mengecup bibir Dian, yang sudah melengkapi hari - harinya selama enam bulan ini bulan ini.

Dian, kasih ide dong. Mama pengen ketemu dengan May!

Wow... Dian seakan - akan merasakan cubitan di ulu hatinya. Yang menjalin hubungan lebih dulu kan Saya dan Wilson kenapa sampai sekarang mamanya gak penasaran dengan aku yah pikirnya.

Hmmm... mungkin karena Ben anak sulung Sedangkan Wilson anak kedua. Sehingga harapan mamanya bertemu calon si sulung lebih menggebu - gebu. Be positif Diana, batinnya.

Gimana kalau minggu ini, May sedang menggarap iklan terbaru dari perusahaan kalian kan? Oh, iya. Thank you dear, idemu brillian kata Wilson sambil memeluk dan menghadiahi Diana ciuman dilehernya. Hmm... Will please ntar ada kiss mark, malu dengan orang - orang.

Ahhha sorry babe habisnya aroma tubuhmu memabukkanku. Terlihat wajah Wilson memerah dan desah nafasnya mengalami ketegangan.

Babe gw balik ke kantor yah! takut deadline tidak terkejar, gw bisa diumpankan May ke kandang singa... Hahhaha... Diana tertawa...

********

Sorry Ben ngerepotin kamu pakai jemput ke rumah, itu mobil kenapa tiba - tiba bermasalah yah!? It's oke love tugasku sebagai pasangan memastikanmu selalu nyaman dalam segala hal.

Sejak May masuk ke dalam mobil ia memeluk pinggang Ben dengan erat, sebagai pria normal pastinya menggugah hasrat Ben yang terpedam.

May!

May!

Love!!!

tegur, Ben.

Apa sih Ben?, lagi posisi enak nich candanya sambil mencubit dan mengelus pinggang kekasihnya.

Love aku gak tanggung jawab kalau tiba - tiba jiwa macanku yang tertidur bangun dan meminta sarapan istimewa.

Hehehhe, May pun menggeleng - gelengkan kepalanya karena istilah usil dari Ben.

Memang kamu punya jiwa macan? tantang May!!!

Merasa di tantang wanitanya pria itu menggigit bibir bawahnya sejenak sambil berpikir kemudian tiba - tiba mobilnya di hentikannya di tempat yang sepi, lalu dia meraih pinggang May mengangkat tubuh wanita mungil itu menuju pangkuannya.

Entah mengapa setiap dia memandang wajah kekasihnya jantungnya selalu berdegup dengan cepat sedangkan darahnya berdesir - desir di bawah permukaan kulitnya. Tanggannya mengelus pinggang May dan tatapannya ditujukan secara intens ke bola mata May.

Kerinduannya membara ingin mengecup bibir May yang tipis dan menikmati aroma kulit lehernya.

Argkhh, seru Ben. Sambil memukulkan tangan ke dashboard mobil sportnya.

Hei Love, what happen? Masalah kantor kah atau apa yang mengganggu pria tampan ku ini bisik May, sambil mengelus tulang rahang Ben yang terlihat tegang.

Hehehe, balas Ben masalahnya adalah kamu love! Aku tidak puas kalau tidak mencium, menyentuh, menjilat tubuhmu. Tubuhmu membuat aku adictif seru Ben sambil meremas rambutnya dari sisi kanan dan kiri.

Shutt,,, love. Please gak ada yang menghalangi kamu untuk memiliki aku.

May mendekatkan bibirnya yang ranum dan segera dikulum oleh Ben, cumbuan itu sampai membuat May kehabisan nafas. Tapi rasa cinta yang membuncah membiarkan kekasihnya memuaskan hasratnya. Sementara karena gairah yang melanda May, secara tidak sadar dia menggoyangkan pantatnya di atas pangkuan Ben.

Oh.. no... no, love calm down.

Kamu semakin membuat tubuhku nyeri dimana - mana ujar Ben.

Tangan Ben, yang bebas membuka kancing kemeja May, dan mengelus gundukan payudara wanitanya yang sangat menggiurkan. Tangannya yang lain mengelus paha bagian dalam dari kekasihnya serta menikmati cumbuan panas yang disajikan May.

Bibir Ben semakin bergerak liar menjilat gundukan payudara May yang sudah lolos dari Branya yang berwarna hitam. Saat lidah Ben mencucup putingnya yang kemerah - merahan, May merasakan pusing dan spontan erangan manja terdengar di telinga Ben membuat hasrat pria itu semakin berkobar.

Loveeeeee, rintih May menikmati perlakuan manja lidah dan mulut kekasihnya di gunung kembarnya. Matanya seakan berkunang - kunang, erangan nikmat yang dihasilkan oleh Ben, membuat inisiatif May semakin berkobar. Tangan mungilnya mulai mengelus dada dan Junior pria itu membuat nafas Ben sampai tersendat - sendat.

Jari - jari Ben mulai melakukan pekerjaan meraba, mengelus, bahkan jari itu mencubit klitoris kemudian maju dan mudur dalam panty May yang senada dengan warnanya Branya.

Huffftsss.... jeritan lirih terdengar dari mulut May, Love apa yang kamu lakukan di bawah sanaaa??? Hushttt enjoy my love I'm your slave!!!

May tidak habis pikir betapa hebatnya koordinasi antara bibir, lidah, jari dan tangan Ben yang menjelajah tubuhnya layanan dari pria tersebut membawa tubuhnya terbang ke awan - awan serta terhempas kembali dengan jeritan argkhhhhh... yang membuat kepalanya seolah - olah berputar. Ben, memeluk May dengan penuh kasih, merapikan semua pakaian wanita yang sudah kusut. Merasa bersalah Karena dia mengambil kesempatan dari ketidak tegasan May untuk menolak setiap percumbuan mereka dimanapun baik di kantor May, di kantornya, restoran, di ruang keluarga kediaman Sharon, tetapi ia tidak pernah menyesalinya, kecuali pagi ini ia malu dengan dirinya sendiri.

Próximo capítulo