webnovel

His Life

Setelah insiden kecelakaan-nya, Chanyeol bisa pulih dangan cepat.

Chanyeol memang mengalami patah pada tulang kakinya, tapi Cedera kepalanya tidak cukup serius, hanya saja dia kehilangan memori nya sebagian.

Beberapa bulan Setelah kecelakaan dia masih menjalani therapi geraknya dari mulai menggunakan kursi roda, kemudian menggunakan tongkat.

Chanyeol kembali melanjutkan pendidikanya sebagai dokter muda setelah dia bisa beraktivitas normal tanpa menggunakan alat bantu untuk berjalan.

"Sehun-ah, apa kau yakin tidak ada sesuatu yang kau sembunyikan dariku??"

Chanyeol berdiri di samping Sehun yang sedang melihat catatan perkembangan pasien yang sudah dia follow up.

"Maksudmu??" Sehun menautkan alisnya dan menoleh ke arah Chanyeol.

"Bukannya aku tidak percaya padamu dan keluargaku sendiri, hanya saja aku merasakan ada sesuatu yang menghilang begitu saja" Chanyeol mecoret-coret block note kecil yang dia bawa "...tapi aku tidak tahu itu apa"

Sehun memalingkan wajahnya dan kembali fokus dengan apa yang dia kerjakan.

"Menghilang?" Sehun sambil membolak balik halaman status yang ada di tanganya. "...ya tentu saja karena ingatanmu belum sepenuhnya kembali Yeol"

"Ya, aku paham dengan itu, hanya saja--" Chanyeol menghirup nafas sejenak "...Sebelum aku terbangun di rumah sakit, aku sempat bermimpi"

"Mimpi?" Sehun kembali melihat Chanyeol, sedangkan laki-laki itu seperti berusaha mengingat sesuatu.

"Aku bermimpi indah, bahkan sangat indah" Chanyeol tersenyum dengan sangat lebar

"... Dalam mimpi itu, aku berdiri di depan altar, kemudian seorang gadis berjalan menghampiriku, dia menggunakan gaun yang sangat cantik, aku menyematkan cincin pernikahan di jarinya, hanya saja aku tidak bisa melihatnya dengan jelas" terlihat mata Chanyeol mulai berkaca-kaca.

"Lupakan saja, itu hanya mimpi, kau tidak sadarkan diri cukup lama, itu hanya terjadi di alam bawah sadarmu Yeol" Sehun berusaha mengalihkan Chanyeol.

"Tapi saat aku terbangun, aku merasakan perasaan yang sangat aneh, aku merasa bahagia, menyesal dan mersakan sedih secara bersamaan" Chanyeol menggeleng pelan, dan menundukan kepalanya

"...dan aku masih memimpikannya sampai sekarang" Chanyeol menatap Sehun yang melihatnya dengan tatapan aneh.

.

.

.

Waktu berlalu dua tahun sejak kecelakaan yang Chanyeol alami, dan Chanyeol sudah tidak lagi memimpikan tentang gadis misterius selalu datang di mimpinya beberapa bulan setelah kecelakaan itu terjadi.

Setelah kecelakaan itu, banyak sekali hal yang berubah pada diri Chanyeol, laki-laki yang terkenal sebagai player itu seperti kehilangan minatnya pada wanita, bahkan dia sama sekali  tidak mengingat perasaanya pada Sehun. Chanyeol yang sekarang menjadi orang yang lebih serius dalam menjalani hidupnya.

"Apa aku bisa menghentikan therapiku?" Chanyeol menatap seorang dokter yang duduk di hadapanya

"Wae?, bahkan kau baru saja datang, apa kau sudah pulih sepenuhnya?" dokter itu terlihat kebingungan.

"Tidak, aku ingin menghentikan semuanya, aku merasa jika ini semua sia-sia, dan aku akan menjalani hidupku apa adanya, terlepas aku bisa mendapatkan ingatanku kembali atau tidak" Chanyeol bangkit dari tempat duduknya.

Dokter itu menatap Chanyeol dan menyandarkan punggungnya pada kursi yang dia duduki.

"Baiklah, aku tidak akan memaksa, semua keputusan ada padamu Yeol" 

Chanyeol mengangguk dan berbalik meninggalkan ruangan itu.

"Dan Jae Seok Samchoon, aku mohon jangan beri tahu keluargaku tentang keputusanku ini" Chanyeol kembali berbalik dan mengatakan hal tersebut.

"Tak masalah buat ku" Jaeseok hanya mengangguk, dia mengerti dangan keadaan Chanyeol dan dia tahu bagaimana tekanan yang keluarganya berikan pada pemuda itu.

"gomawo"

.

.

.

Lima tahun berlalu setelah kecelakaan itu, Chanyeol dan Sehun masih dekat seperti dulu, dan tentu saja keadaanya berbeda saat ini, saat ini Sehun mempunyai seorang kekasih bernama Xiao Lu, seorang gadis keturunan China.

Sedangkan Chanyeol lebih berkonsentrasi pada pekerjaan barunya menjadi seorang dokter di Rumah Sakit milik keluarganya, Chanyeol bisa saja mendapatkan posisi lebih baik ketimbang hanya menjadi seorang dokter di ruang gawat darurat, tapi Chanyeol ingin merasakan bagaimana menjadi seorang dokter sungguhan.

"Gwenchana??" Sehun bertanya pada Chanyeol saat dirinya meminta sahabatnya itu menggantikanya sementara setelah celananya kedapatan robek tersangkut brankar saat melakukan Resusitasi.

"Hmm, aku baik-baik saja" Chanyeol kembali mengganti pakaiannya dengan baju dinas yang sudah dia ganti saat hendak pulang beberapa saat lalu.

"Baiklah, aku akan kembali secepatnya" Sehun menepuk pundak Chanyeol.

"Pergilah, aku risih melihatnya" Chanyeol menepis tangan Sehun dan sedikit mendorong laki-laki berkulit pucat itu.

"Woooo, hahahaaa" Sehun menatap Chanyeol dengan tatapan jahil kemudian tertawa melihat wajah Kesal Chanyeol.

"Cepatlah, dan jangan lama-lama aku sudah lelah, kau lihat gadis itu?" Chanyeol berjalan ke ruang gawat darurat bersama Sehun yang hendak pergi, dia menunjuk ke salah satu brankar yang di atasnya terbaring seorang gadis muda korban tabrak lari.

"Gadis?, ah...gadis korban tabrak lari itu?, apa dia belum sadar juga??" Sehun melihat dari jauh.

"Pemeriksaanya baik, tapi dia tidak juga mau membuka matanya, apa yang salah denganya?" Chanyeol terlihat frustasi.

"Baiklah, aku pergi" Sehun acuh tak acuh dan pergi meninggalkan Chanyeol di pintu masuk ruang gawat darurat.

Chanyeol berjalan mendekati Brankar tempat gadis itu berbaring dan memeriksa kondisinya.

"Nyonya Bae, apa nona Byun pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya?" Chanyeol menanyakan riwayat gadis itu pada ibunya.

"Ah, ne...dia pernah mengalami kecelakaan parah dan membuatnya koma selama hampir satu bulan" Jelas wanita itu.

Chanyeol hanya mengangguk paham dengan penjelasan orang tua pasien yang dia tangani saat ini.

"Seharusnya dia bisa bangun dengan cepat kali ini karena benturan di kepalanya tidak terlalu parah dia hanya mengalami Hematom pada bagian luar tulang kepalanya saja dan itu tidak terlalu berbahaya, tapi tentu saja harus kita awasi ketat"

Jelas Chanyeol panjang lebar pada wanita bermarga Bae itu.

"Benarkah tidak apa-apa?" wanita itu terlihat sedih dan mulai meneteskan airmatanya "...aku tidak mau kejadian itu terulang lagi, keluarga kami hampir kehilangan dia"

"Kita tunggu saja beberapa saat lagi, aku akan mengawasinya, anda bisa menemaninya, dan beri tahu padaku jika ada sesuatu yang terjadi" Chanyeol meyakinkan nyonya Bae, dan meninggalkan mereka.

"Baiklah, terimakasih dokter"

Chanyeol kembali ke meja jaganya yang terletak di tengah ruang gawat darurat, tubuhnya lelah sekali, niatnya pulang dan istirahat harus dia urungkan karena Sehun memintanya menggantikan untuk sementara.

"Sial!!, kenapa aku baru sadar, pasti anak itu membohongiku" Oh Sehun sialan" 

Chanyeol menyandarkan punggungnya pasa sandaran kursi yang dia duduki.

'Oppa'

Chanyeol tersentak saat samar-samar mendengar suara seorang gadis.

Chanyeol menelisik sekitarnya, dia tidak melihat siapapun yang mengajaknya bicara, semua orang sibuk dengan pekerjaanya masing-masing.

"Haah...sepertinya aku terlalu lelah" Chanyeol kembali bersandar dan memejamkan matanya sejenak.

'Oppa'

Chanyeol kembali terperanjat, suara itu begitu nyata terdengar di telinganya

"Oppa?, siapa yang memanggilku sperti itu, tidak mungkin aku berhalusinasi kan"

Tidak ingin terganggu dengan suara suara itu, Chanyeol bangkit dari tempat duduknya dan memilih menyibukan diri dengan melihat-lihat catatan observasi pasien yang dia tangani hari ini.

"Oppa"

Suara itu kembali dia dengar, tapi kali ini Chanyeol memilih mengabaikanya.

"Oppa hiks"

Kali ini dia mendengar suara isakan, dia kembali melihat sekeliling, dan tatapanya berhenti pada seorang anak berusia sekitar 4 tahun sedang merengek pada kakaknya.

"Oppa hiks~Oppa Ecim cuceyo hiks~"

Chanyeol menyunggingkan senyumnya, saat melihat betapa lucunya anak perempuan itu, dia merengek pada kakaknya untuk di belikan es krim.

Chanyeol mendekati anak perempuan itu dan kakaknya yang kewalahan menghadapinya.

"Anyeong~"

Chanyeol menyapa gadis kecil itu yang sontak membuat gadis itu beehenti menangis saat melihat Chanyeol.

"Maafkan kami dokter, kami seharusnya tidak berada di sini, aku berjanji ini hanya sebentar, aku menunggu ayah kami yang sedang mengambil barang di rumah" Anak laki-laki itu membungkuk meminta maaf pada Chanyeol.

Itu wajar, karena memang anak kecil tidak di perbolehkan berada di lingkungan rumah sakit apalagi ruang gawat darurat.

"Ah~aniyo, tak apa aku tidak akan mengusir kalian apalagi adikmu yang lucu ini" Chanyeol berjongkok dan menghadap anak perempuan yang menengis tadi.

"Ah, tetimakasih dokter, terimakasih" anak laki-laki itu membungkuk berkali-kali pada Chanyeol.

"Ah gwenchana, duduklah"

Anak laki-laki itu menurut pada Chanyeol untuk dududk.

"Aigoo anak cantik siapa namamu, heum?" Chanyeol mengelus pipi chuby.

"Ecim cuceyo~ecim...ecim" anak itu kembali merengek dan menghentak-hentakan kakinya.

"Na yeon-ah, kita tunggu appa ya"

Chanyeol masih saja tersenyum melihat anak perempuan itu, sesaat hatinya menghangat saat melihat wajah polos anak perempuan bernama NaYeon itu, tapi entah kenapa dari dalam hatinya ada sesuatu yang mendesak hingga membuatnya sesak dan ingin sekali menangis.

Dia tidak tahan, rasanya sesak luar biasa, entah perasaan itu datang dari mana.

"Siapa namamu?" Chanyeol bertanya pada anak laki-laki itu.

"Aku?, Ah...aku Yoon gi dokter" jawabnya agak ragu.

"Yoon gi-ah aku akan menyuruh temanku membelikan es krim untuk adikmu" Chanyeol mengusap belakang kepala NaYeon.

"Ah, tidak usah dokter, tidak apa-apa...aku akan menunggu appa" Yoon gi merasa tidak enak.

"Tak apa, aku akan menyuruh mereka" Chanyeol sedikit memaksa.

"Oh-ya gamsahamnida" Yoon gi kembali membungkuk pada Chanyeol.

"Baiklah, aku pergi dulu, anyeong Na Yeon-ie" Chanyeol melambaikan tanganya pada NaYeon kecil.

"Anyeong acuci" Na Yeon membalas lambaian tangan Chanyeol dan menghentikan tangisnya sejenak.

Chanyeol pergi begitu saja, dia masih merasakan sesak di dadanya, ingin sekali dia menangis saat ini juga.

Tapi untuk alasan apa??

.

.

.

Tbc

Gue rasa, sampe sini ceritanya udah cukup jelas bukan??

Próximo capítulo