Saat Evan masuk ke kamar perawatan Diandra,gadis itu sedang tak sadarkan diri,entah tertidur,entah pingsan Evan tidak mengerti.Matanya meredup melihat gadis itu lemah tak berdaya terbaring diatas ranjang.
Evan memberanikan diri untuk melangkah lebih dekat,meski dia tidak mengerti apa reaksi gadis itu jika melihatnya.
Evan meraih tangan Diandra,namun gadis itu terlelap,mengelus pipinya dan menatapnya dengan penuh kepedihan.Tubuh Diandra sangat dingin,kulit putihnya yang pucat semaki pucat seolah tidak memiliki darah,Evan mendekatkan wajahnya menyentuh bibir gadis itu dengan jari jarinya,kemudian mengecup lembut kening Diandra.
Diandra tetap tak bergeming,Evan semakin emosional dan akhirnya meneteskan air mata.Evan sendiri tidak mengerti mengapa dia begitu pilu,awalnya dia tertarik tentang Diandra hanya karena gadis itu memiliki kemiripan dengan wanita yang ada di foto milik papanya,namun kenapa sekarang semuanya jadi berubah,dia merasa sangat pilu setiap kali melihat mata gadis itu.
Air mata Evan terus menetes,jatuh membasahi pipinya dan pipi Diandra,Diandra merasakan wajahnya basah dan tersadar dari lelapnya,perlahan dia membuka matanya dan mendapati wajah Evan berada sangat dekat dengan wajahnya.Diandra menatap kosong dan kemudia bertanya "kenapa.....kenapa menangis?"
Melihat gadis itu sadar Evan spontan meraih kepala gadis itu dan membenamkan didadanya dan berkata "jangan membuatku cemas lagi"
Diandra hanya diam,dia tidak mengerti bagaimana harus bersikap,karena dia dan Evan sesungguhnya tidak memiliki hubungan apapun,namun Diandra sendiri tidak mengerti mengapa hatinya terasa hangat saat berada dipelukan Evan.