"Putri kecilku ..."Shelena menjadi histeris dan berteriak -teriak memanggil putrinya dengan deraian air mata.
Setelah itu, mereka berdua langsung menuju ruang ICU tersebut. Hati Shelena kembali koyak saat melihat para perawat menutup wajah Audria dengan kain putih.
"Sayang, kenapa kamu begitu cepat ninggalin Mama dan Papa? " kata Shelena sambil membuka kain putih tersebut. Dilihatnya wajah pucat Audria.
"Sudah sayang, biarkan perawat yang mengurus putri kita!" ucap Audric setelah menyeka air matanya.
Shelena mengangguk pilu mengikuti arahan suaminya, dia gak rela tapi keadaanya anak nya harus segera di perlakukan dengan baik.
Sebagai dokter, Audric sudah banyak melihat kematian, dan sekarang adalah putrinya. Dia bisa menyembuhkan orang, tapi dia tidak mampu berbuat apapun untuk putri satu-satunya.
»Back«
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com