Nana tersenyum mendengar perkataan Jeha, Sedangkan di sisi lain, ekspresi Yun Hee menjadi gelap ketika melihat Jeha menggandeng tangan Nana.
"Park Jehaaa, kamu menyebalkan, awas kamu..!" teriak Yun Hee.
Jeha dan Nana berhenti setelah melewati pintu, kemudian Jeha melirik Nana "Apa kamu mendengar suara orang berteriak?"
Lagi-lagi Nana tidak bisa menahan senyumnya, dia langsung menggelengkan kepalanya kembali.
"Mungkin perasaanku saja" ucap Jeha ketika melihat Nana menggelangkan kepalanya sambil menahan senyum.
Sesaat kemudian Nana melirik tangannya yang di pegang erat oleh Jeha, menyadari tatapan Nana, Jeha langsung melepas tangannya dari Nana. "Ah, maaf tidak sengaja" ucap Jeha dengan grogi.
"Ha ha, iya tidak apa-apa" Jawab Nana sambil tertawa kecil karena menurutnya tingkah Jeha sangat lucu.
»Ruangan Jeha«
Setelah itu Jeha membawa Nana masuk ke ruangannya.
Lagi-lagi Nana tercengang melihat ruangan yang begitu keren, semuanya terlihat canggih, mulai dari pintu yang terbuka sendiri hanya dengan bertepuk tangan, dan banyak keunikan lainnya.
Nana duduk di sofa setelah Jeha mempersilahkannya untuk duduk.
"Apakah ruangan yang keren ini adalah ruanganmu? " tanya Nana dengan heran.
"Tentu" jawab Jeha yang dibarengi dengan anggukan.
"Jadi benar kamu pegawai di sini?" tanya Nana lagi untuk lebih memastikannya.
Jeha tersenyum sambil berkata. "Aku kan sudah bilang padamu kalau aku bekerja di OneSoft"
Nana mencoba menigat-ingat , "Iya, aku lupa, jadi ini One Soft yang terkenal itu, kalau begitu kamu pasti kenal dengan Ceo perusahaan ini?.
Mendengar pertanyaan Nana, Jeha hanya tersenyum, dan tepat dia ingin menjawab Nana, tiba-tiba asistennya masuk.
"Bos, hari ini anda punya jadwal makan siang sama klayen yang dari hongkong" Kata Dae Ho asisten Jeha.
"Batalkan pertemuan itu !" perintah Jeha. Dae Ho menjadi panik.
"Tapi bos.. "
"Tidak ada kata tapi" sahut Jeha dengan ekspresi dingin yang mematikan.
Melihat tatapan bos nya yang mengerikan Dae Ho langsung menunduk, "Ba...baik bos akan saya laksanakan!"
Setelah itu Dae Ho keluar dengan wajah pucat.
Bagi semua kariyawan OneSoft, bos mereka adalah orang yang sangat misterius dan sulit di tebak, dia memimpin perusahaan dengan tegas, jika dia tidak suka maka tidak akan ada kesempatan, tapi jika dia suka maka dia harus mendapatkannya.
Dia juga terkenal dingin di luar tapi dia kocak terhadap orang-orang yang dia senangi, akan tetapi dia selalu menghargai pekerjaan kariyawannya meskipun itu tidak dapat memuaskannya, yang penting baginya asal orang itu mau bekerja keras itu sudah cukup.
Nana bingung melihat asisten itu memanggil Jeha bos. "Apakah kamu bos dari perusahaan ini? "
Jeha melirik Nana sambil tersenyum. "Menurutmu?" Nana langsung bisa menebak.
"Jadi kamu Ceo misterius itu?"
Nana benar-benar sulit mempercainya secara penampilan Jeha terlalu santai tidak seperti kebanyakan Ceo perusahaan yang Nana tau selalu tampil pormal, contoh kecilnya si bebek.
Jeha mengangguk. "Ya kamu benar, itu gelar yang diberikan orang-orang padaku hanya karena aku menutup semua informasi tentang diriku. "
Nana melihat kalau Jeha serius, jadi dia merasa lega jika Jeha memang Ceo nya.
"Syukur deh kalau kamu memang Ceo yang aku cari, akhirnya aku bisa menyelesaikan pekerjaanku kali ini heee... "
"Apa kamu ingin mewawancaraiku ? " tanya Jeha.
Nana mengangguk dengan penuh semangat, namun ketika dia akan bicara tiba-tiba suara handphonnya berbunyi dan itu dari nomer yang tidak di kenal.
"Bentar ya aku mau angkat telpon dulu" kata Nana sambil menekan tombol terima.
"Hallo ? "
"Lagi di mana? "
"Ini siapa? "
"Gadis ular kamu dimana? "
Nana merasa geram ketika mendengar suara dan panggilan itu, dia baru menyadari kalau itu Lion.
'Si bebek tau dari mana nomerku? tapi untuk apa dia menelponku? bukankah tadi sudah ketemu?', Batin Nana.
"Aku lagi sibuk, ada apa lagi? "
"Datanglah ke kantorku sekarang juga..!"
"Apa kamu gila? aku lagi bekerja jadi tidak mungkin menemuimu?"
"Kamu pelayanku, jadi kamu harus datang setiap kali aku memanggilmu, aku beri waktu 10 menit untuk sampai di kantorku"
Setelah itu Lion menutup telponya, Nana benar-benar di buat geram, ekspresinya langsung berubah gelap.
"Ada apa? " tanya Jeha ketika menyadari ekspresi gelap Nana.
Nana melirik Jeha dengan raut wajah kesal "Ada sedikit masalah, oh ya sepertinya aku tidak bisa mewawancaraimu hari ini, tapi aku masih bisa mewawancaraimu kan?"
Jeha tersenyum dan mengangguk. "Tentu, kamu bisa menelponku kapan saja, aku akan selalu siap"
Mendengar perkataan Jeha, Nana merasa lega seraya berkata, "Terimakasih atas bantuannya untuk kesekian kalinya, saya akan membalasnya jika nanti kamu butuh bantuan, kalau begitu saya permisi dulu".
Jeha hanya mengangguk dan mengantar Nana sampai di depan pintu ruangannya, setelah itu Nana pergi meninggalkan kantor Jeha.
Setelah dari kantor Jeha, Nana langsung meluncur ke kantor Lion.
Sepanjang perjalanan, Nana berfikir apakah Lion akan selalu mengganggu hidupnya sebagai pembalasan atas apa yang dia lakukan?, haruskah dia berlari setiap kali Lion memanggilnya?.
Sedang tujuannya ke Korea hanya untuk bekerja sekaligus melepaskan diri dari rasa sakit yang membelenggu hatinya bukan malah terjebak sebagai pelayan hanya untuk di siksa, apakah Tuhan sedang mempermainkannya?
»Kantor KI Grup«
Beberapa saat kemudian Nana sampai di kantor Lion. Dengan segera dia masuk ke dalam kantor namun dia terkejut ketika melihat wajah poker Hyun Ae berdiri di depan pintu masuk.
"Oh astaga, tuan Hyun Ae kenapa anda berdiri di sini?
"Menjemput nona " jawab Hyun Ae dengan datar.