webnovel

Tugas Pertama.

Tanpa curiga Min Ah mengajak Nana kembali ke ruangan setelah menyelesaikan makan siang mereka, namun sebelum itu Nana harus melaksanakan kewajibannya sebagai muslim meskipun harus sembunyi-sembunyi, setelah selesai dia langsung kembali bekerja.

"Nana, antarkan dokumen ini ke ruang bos, karena dia harus memeriksanya sekarang, tunggu sampai dia selesai memeriksanya! " perintah Hyiorin salah satu senior yang suka seenaknya.

Nana mengangguk dan segera mengambil dokumen dari tangan Hyorin, setelah itu dia menarik nafas dalam dan melangkah menuju ruang bosnya. Wajar dia gugup karena ini pertama kalinya dia berhadapan dengan bosnya.

"Permisi! " Nana mengetuk pintu dengan pelan.

"Masuk!" jawab Joon tanpa melihat siapa yang masuk ke ruangannya karena dia sibuk memeriksa beberapa dokumen

Saking gugupnya Nana tidak tau harus mulai dari mana karena dia melihat bosnya tampak begitu serius.

"Ada apa? " Joon mendongak melihat Nana yang sedari tadi berdiri diam di depanya. "Kamu siapa? " tanya Joon karena dia merasa tidak pernah melihat Nana sebelumnya.

"Oh, saya Nana kariyawan yang baru saja di pindahkan dari Indonesia" jawab Nana dengan tegang.

"Oh" ucap Joon dengan malas sambil melirik dokumen yang di bawa Nana. "Taruh saja dokumen itu di atas meja ! " lanjut Joon tanpa ekspresi.

Nana terkejut karena dia merasa belum memberitahu tujuanya ke ruangan bos, malah si bos langsung ke intinya.

"Ahh... iya bos" Nana langsung menaruh dokumen itu diatas meja.

"Kamu boleh keluar" kata Joon.

"Tapi, tadi katanya aku harus menunggu" sahut Nana.

Mendengar perkataan Nana, Joon kembali menatapnya dengan tajam. Bahkan lebih tajam dari sebelumnya.

Melihat tatapan itu Nana merasa ngeri dan langsung mengerti. Segera setelah itu dia bergegas keluar.

'Ya ampun, kenapa semua lelaki yang aku temui sejak pertama di Korea sampai sekarang terlihat begitu menakutkan ya?.' Batin Nana sambil menggaruk lehernya.

»Seminggu kemudian«

Berhubung bulan baru, Nana di tugaskan untuk meliput berita seputar dunia bisnis yang lagi berkembang di Korea. Agar bisa melengkapi edisi terbaru majalah Bintang.

Karena itu tugas lapangan pertamanya, Nana tampak begitu bersemangat.

Pagi-pagi sekali Nana meninggalkan rumah membawa ransel dan kamera kecil di tanganya. Saking semangatnya dia tidak mau menunggu Yuri dan memilih naik Bus saja.

Bismillah. Nana kamu bisa, semangat. Batin Nana seraya menikmati pemandangan kota seol di pagi hari lewat kaca jendela Bus.

»Kantor KI Grup«

Nana berdiri dan mendongak tepat di depan gedung pencakar langit yang megah. Di pertengahan gedung tertulis nama perusahaan itu dengan sangat jelas yaitu. "KI Grup".

Merasa belum yakin. Nana kembali mengecek alamat yang di kirimkan Joon padanya.

'Benar kok, target pertamaku adalah Ceo KI Grup, salah satu perusahaan tersukses di Korea selatan' Batin Nana.

Setelah merasa yakin. Nana kembali mendongak menatap gedung pencakar langit itu sambil berkata, "Waooo...gedung ini sangat megah dan tinggi".

Setelah puas mengagumi kemegahan gedung itu Nana langsung bergegas untuk masuk. Namun tiba-tiba handphon Nana berdering.

Ketika melihat ID pemanggil yang tidak lain dari kantornya dia segera mengangkatnya.

"Hallo? "

"Kamu di mana? "

"Ahh bos. Iya aku sudah sampai di depan gedung KI grup"

"Anak baru kamu punya nyali juga ke KI Grup? tapi jangan khawatir aku akan membantumu untuk bicara sama resepsionisnya. Namun aku tidak bisa membantumu untuk bertemu Ceo nya, akan tetapi kalau kamu bisa mewawancarai Ceo KI grup aku akan memberimu bonus bagaimana? "

"Ok bos" jawab Nana dengan semangat, meskipun terbang ke Korea adalah kemauannya, tapi dia ingin membuktikan kalau dia layak di nobatkan menjadi kariyawan terbaik dan bisa kembali bekerja di Indonesia atas rekomendasi kantor pusat.

Setelah menutup telpon, Nana mulai berfikir dan merenungi perkataan bos nya. Jika dia tau kalau Ceo KI Grup begitu sulit di temui kenapa dia harus meminta anak baru untuk melakukanya? apakah bos nya ingin memberikan waktu sulit baginya?.

Tapi bukan Nana namanya jika dia takut akan kesulitan. Jadi dengan penuh percaya diri Nana melangkah masuk ke dalam kantor.

Ceo KI Grup bukan orang yang mudah di temui dan tidak ada satupun media yang bisa mengorek informasi tentang dia bahkan tidak ada yang berani bicara denganya. Dia sangat menutup dirinya dari media meskipun dalam beberapa acara besar dia mau tampil kepublik itupun dia lakukan demi rekan bisnisnya.

"Mbak saya Nana Khalila dari majalah bintang ingin mewawancarai Ceo perusahaan ini apakah saya bisa bertemu denganya? " tanya Nana pada resepsionis itu.

"Tunggu sebentar" kata resepsionis itu dengan sopan sebab bos Nana sudah menghubunginya duluan agar melayani Nana dengan baik.

Setelah resepsionis itu selesai membuat panggilan dia berkata, "Maaf nona, Ceo kami tidak bisa di ganggu"

Nana cemberut mendengar perkataan resepsionis itu.

"Kalau begitu saya akan tunggu sampai dia tidak sibuk lagi" setelah itu Nana duduk di kursi tunggu.

Resepsionis itu hanya menatapnya tanpa bersuara, dan membiarkan Nana menunggu.

Gadis ini hanya melakukan hal sia-sia, karena Ceo tidak mungkin mau bertemu atau berbicara denganya.

Sudah empat jam Nana menunggu tapi Ceo perusahaan itu tak kunjung muncul, secara Ceo itu memiliki lift dan jalan keluar yang khusus di gunakan oleh nya jadi wajar Nana tidak melihatnya.

Nana mulai tak sabaran, karena itu sudah siang, dia keluar dari kantor untuk mencari makan siang. Kebetulan di dekat kantor hanya ada restauran, biar dia bisa memantau pergerakan Ceo itu dengan cepat, mau gak mau dia memilih restauran terdekat dari kantor.

Próximo capítulo