webnovel

Sebuah Peringatan (5)

Ditya terdiam mendengar perkataan Rama.

"Kok, kamu diam, Dit?" tanya Rama bingung.

"Lalu aku harus jawab apa?" Ditya balik bertanya kepadanya.

"Ya, apa kek. Duh, bener-bener dah kamu mah, ya. Biasanya, perempuan itu akan senang kalau dikasih tau ada laki-laki yang suka sama dia. Tapi kamu mah lempeng aja udah kek jalan tol." ujar Rama gemas. "Kenapa selera si Putra jadi begini, sih?"

Ditya tertawa mendengar komentar terakhir dari Rama.

"Kok, kamu ketawa?"

"Nggak kenapa-kenapa," jawab Ditya sambil berusaha meredakan tawanya, "aku hanya merasa mungkin Kak Putra ingin sesuatu yang berbeda."

"Hey, nggak usah mengalihkan pembicaraan!" omel Rama, "Cepat jawab pertanyaan aku!"

"Hmm.. Sebenarnya sih, nggak ada yang harus aku jelasin juga ke kakak. Karena aku udah jelasin semuanya ke Kak Putra. Mengenai perasaan dia ke aku, itu adalah hak dia, aku nggak berhak melarang dia."

"Kalau begitu . . . " kata Rama.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com

Próximo capítulo