webnovel

Bukan Maksudku Mengkhianatimu.

Edwin menjauhkan tubuhnya tanpa menmperdulikan Vita, ia segera pergi dari tempat itu, dan menuju ketempat parkir dimana mobilnya berada.

Vita yang masih tak mengerti dengan sikap Edwin tak tahu harus berbuat apa, kemudian ia menyusul Edwin.

Setelah sampai diparkiran ia melihat Edwin telah berpakaian rapi, ia sudah mengenakan kaus dan jaket, saat ini ia sedang berdiri didepan pintu mobil dan membukanya agar Vita segera masuk.

Setelah mereka didalam mobil Edwin menatap dingin ke arah Vita membuatnya sedikit takut.

"Win ada apa?"

"Kamu pake jaket kamu dulu, sudah malah dingin ntar kamu sakit lagi" Edwin memberi saran.

Sebenarnya bukannya ia takut Vita sakait, akan tetapi ia takut dengan kemolekan tubuh Vita ia bisa saja terjeraat kembali kedalam arus nafsu sesaat kembali.

Ia tidak mau mengkhianati Bila tapi dengan suguhan pemandangan indah yang yang Vita berikan, bisa saja ia yang tidak bertujuan untuk mengkhianati Bila bisa dengan mudah tenggelam kedalam pesona Vita yang tak terbantahkan.

Dengan patuh Vita memakai jaketnya setelah itu Edwin menghidupkan mesin mobilnya menuju rumah Vita, suasana canggung menyelimuti mereka sampai Vita memberanikan diri untuk membuka mulutnya

"Win kebanapa kamu tadi berhenti, apa ada yang salah dengan ku?"

"Ga Vit...ga ada yang salah dengan kamu, ini semua karena" Edwin diam sejenak "karena ini semua tidak benar, apa yang kita lakukan salah Vit, aku sudah memiliki seseorang".

Ucapan Edwin bagaikan petir ditengah malan ketika rembulan bersinar terang, membuat Vita tercengang dan menatap Edwin dengan penuh amarah "maksud kamu apa Win, selama ini kita baik-baik saja dengan setatus kamu yang sudah punya pacar pun aku ga keberatan, tapi mengapa sekarang?" Ucapan Vita terhenti ia menangis tak terima dengan peryataan Edwin

"Vita ini salah..., aku akui semua yang sudah kita lalui bersama memang indah, bersama kamu aku merasakan hidup yang sesungguhnya, tapi aku tidak pernah bermaksut untuk mengkhianati kekasihku, ini tidak adil untuk dia dan kamu" Edwin memberi penjelasan pada Vita.

" Kamu kasihan sama pacar kamu, terus aku gimana Win, kamu ga mikir gimana perasaanku" nada suara Vita mengeras "aku cinta sama kamu, aku ga masalah walaupun ga ada setatus pasti diantara kita, asal kamu jangan ninggalin aku, biarkan semua berjalan seperti semula Win, aku janji aku ga akan mengganggu hubungan kalian selama kamu ada disampingku" Vita memohon dengan tatapan memelas.

"Ga Vit ini salah, kamu berhak mendapatkan laki-laki yang lebih baik dari aku"

"Ga Win....aku ga mau kehilangan kamu untuk yang ke dua kali, aku ga mau"

Edwin masih diam dengan ocehan Vita, ia melanjutkan melajukan mobilnya hingga sampailah mereka didepan rumah Vita, Vita menatap kecewa pada Edwin sebelum ia keluar dari mobil Edwin terlebih dulu ia mencium bibir Edwin, semula Edwin berusaha menolaknya tapi melihat sikap keras Vita akhirnya ia menerima ciuman Vita dan mbalasnya.

"Jangan tinggalin aku ya Win plis" ucap Vita setelah melepas ciumannya.

Edwin hanya tersenyum kecut tak tahu lagi harus berkata apa.

Setelah Vita menghilang dari pandangannya ia segera melajukan mobilnya, namun niatnya terhenti ketika tanpa ia ketahui papa Vita sudah berdiri disebrang jalan dan melambaikan tangannya memberi tanda untuknya agar segera turun dari mobilnya.

Dengan gentle Edwin menemui pria paruh baya itu.

"Oh...ternyata kamu" Nada sinis keluar dari bibir ayah Vita "belum puas kamu menyakiti anak saya dulu, sampai sekarang kamu kembali, apa tujuanmu?"

"Maaf tapi saya tidak mengerti maksut om."

Dengan berat ia menceritakan keadaan Vita ketika mereka pindah, dan juga tentang kehadiran Dimas, Edwin kaget mendengar bahwa sesungguhnya Vita telah bertunangan ia tidak mengerti mengapa Vita menyembunyikan itu dan menjalani hubungan mesra dengannya, ia mulai berfikir mengapa Vita tak keberatan dengan statusnya yang sudah punya kekasih, karena ternyata ia juga melakukan hal yang sama dengannya, mereka sedang bersama bermain api.

Setelah mendengar kenyataan yang sesungguhnya Edwin meminta maaf pada ayaj Vita, dan ia berjanji akan menjauhi gadis itu, pelan-pelan agar tak menyakitinya lagi.

Ia pun meminta nomor telfon Dimas dan bermaksut menjelaskan semua pada Dimas sebelum semuanya terlambat.

Ayah Vita yang merasa percaya dengan sikap tulus Edwin serya niat baiknyapun memberikan kontak Dimas dan memintanya untuk menepati janjinya.

Edwin mengangguk dengan mantap kemudian pergi setelah sebelumnya meminta ijin pada ayah Vita.

Didalam kamar kostnya Edwin merebahkan diri sembari mengingat semua yang ia alami hari ini, tentang Kenyataan yang Vita sembunyikan, tentang prilakunya yang telah mengkhianati Bila "maaf bukan maksudku mengkhianati kamu sayang, aku hanya terbawa suasana, aku janji akan mulai menjauhi Vita aku ga mau kehilangan kamu Bila" ia berkata lirih penuh dengan penyesalan.

Sekarang ia telah sadar dengar perbuatan buruknya, ia ingin menghngkapkan pada Bila tapi ia begitu takut dengan murka Bila yang terluhat tenang, mungkin Bila tidak akan mengamuk atau mengatakan hal buruk, justru ia takut dengan diamnya Bila, bahkan mungkin ia akan ditinggalkan olehnya dan tak akan menoleh lagi padanya.

📩"Bila sayang aku kangen banget sama kamu, sayang besok aku pulang ya kita ketemu kamu dandan yang cantik ya, Love you" Edwin mengirim pesan pada Bila.

📨"Ga usah pulang besok, kan aku mau UAS besok Senin, kalau kakak besok pulang gimana aku belajarnya?"

📩"Oh ya....aku lupa, ya udah tunggu aku Sabtu besok ya, kamu belajar yang semangat semoga sukses ya my anggel"

📨"Apaan sih, ngegombal mulu kerjaannya"

Disaat gelap menerpa jiwa ini

Kau datang bak Cahaya rembulan

Yang lembut namun begitu mengesankan.

Kamu adalah hal terindah.

Yang Allah kirimkan.

Sebagai pengingat.

Dikalaku berada ditempat yang salah.

Hanya dengan mengingat senyummu

kesadaranku akan segera kembali.

Tetaplah jadi bagian hidupku.

Tetaplah jadi pembimbing jalanku.

Teruslah berada disisiku

Lengkapi hidupku yang tak sempurna.

Edwin mengirim sebuah foto yang berisi puisi dan diakhir puisi tersebut ia beri gambar hati yang bertuliskan Kekasihmu Edwin

Bila tersipu malu melihat puisi yang Edwin kirimkan "Ish...gombal banget sih kaka Edwin, pake ngirim puisi segala" ia berkata lirih

Cukup lama Edwin menunghu balasan dari Bila namun tak kunjunh datang, ia sudah tidak sabar lalu memutiskan untuk menelfonnya.

Beberapa saat setelah panghilannya terhubung suara manis seorang gadis menyapanya dengan lembut.

📞"Masih belum puas ngegombalnya?"

📞"Siapa yang gombal, itu beneran kok"

📞"Bener apa?"

📞"Beneran serius aku sayang sama kamu, karena kamu hidupku lebih baik, Salsabila boleh ga aku minta sesuatu dari kamu?"

📞'Apa?"

📞" Boleh ga aku minta untuk selamanya kamu berada disampingku, dan jangan meninggalkan aku, boleh ga aku minta kamu jadi pengingat disaat khilafku?"

📞"So sweet bgt sih kak, ya aku mau"

📞"Sungguh"

📞"Sungguh"

📞"Janji"

📞"Ya aku janji, udah dulu ya kak. udah malem ngantuk"

📞"Ok malam sayang bobok yang nyeyak....muach" Edwin memberikan ciuman besar ditelfon.

📞" Ish kakak...udah ah" Bila menutup telfonya lalu bersegera tidur, wajahnya memerah serada ia baru mendapatkan kecupan sesungguhnya dari Edwin.

Hari yang ditunggu tiba, mulai hari ini sampai lima hari mendatang Bila menghadapi UAS, setelah belajar siang malam tanpa henti, akhirnya lima haripun berlalu.

Dengan perasaan lega ia keluar dari sekolah, bersama Fani, Khairina dan Monika mereka menuju sebuah kafe untuk merayakan hari terakhir mereka berkutat dengan buku pelajarannya.

Ketika mereka sampai digerbang sekolah mata Empat gadis itu terbelalak melihat sesosok pria kekar yang mereka kenal, yah kejutan yang indah Edwin sudah ada disana menanti Bila.

Melihat kedatangan Bila, ia segera mendekatinya dan dari balik saku jaketnya ia mengambil bunga mawar merah untuk Bila.

"Selamat ya sayang, ujiannya udah selesai, soga hasilnya nanti sesuai harapan kamu"

"So sweet kak Edwin manis bangeg sih"Ledek tiga teman Bila " Ih Bila pake malu-malu segala"

Wajah Bila memerah mendengar ledekan teman-temannya, juga karena kejutan manis dari Edwin, dengan perasaan berdebar ia mengambil bunga yang Edwin berikan.

"Kalian mau kemana, aku anter ya" Edwin menawarkan.

"Ga usah kak, nanti kita malah mengganggu" sindir Fani.

"Ga kok, sekali-kali kan kita makan bareng" Jawab Edwin

"Serius nih?" Tanya Monika dengan nada meledek

"Serius" Edwin menjawab dengan mantap.

Mereka masuk ke mobil Edwin, tiga sahabatnya duduk dibelakang sedang Bila mereka doronh sehingga mau tidak mau ia fuduk disebelah Edwin.

Edwin gemas melihat wajah Bila yang malu-malu dan tingkah Bila yang imut, mereka sudah menjadi sepasang kekasih selama dua tahun, tapi Bila masih malu-malu ketika berada didekat Edwin, itulah salah satu yang justru membuat Edwin sdmakin tak bisa menjauh dari Bila.

" Bila kamu kan jadian sama kak Edwin sudah dua tahun, kok masih kayak baru PDKT aja, ngegemesih deh" Sahut Khairina diikuti tawa teman yang lain.

Bila semakin menunduk malu, membuat Edwin tak tahan lagi untuk mencubit pipi Bila dengan gemasnya, melihat pemandangan manis itu tiga teman Bila semakin meledeknya sedang Bila hanya bisa menunduk tak berani berbuat apapun.

Mereka menuju sebuah kafe yang penuh kenangan bagi Bila dan Edwin, setelah makan dan berjalan-jalan sebentar akhirnya mereka pulang, Edwin mengantar mereka satu persatu, hari ini Edwin seperti sopir yang patuh pada empat putri terutama putri yang telah merebut hatinya siapa lagi selain Salsanbila.

" Kakak kok tiba-tiba pulang, katanya besok" Bila bertanya ketika mereka telah sampai dirumah Bila dan sedang dudum di teras.

"Aku mau ngasih kamu kejutan"

Bila tersipu malu, mereka berbincang-bincang dengan santai sampai pukul 15.00, setelah puas melepas rindu pad Bila, Edwin berpamitan.

Udah ya Win jangan ulangi lagi kesalahan kamu, baik-baik jaga hati Bila.

Bintang and votenya ya readingers.

Love you all ???

Bubu_Zaza11creators' thoughts
Próximo capítulo