"Aku tidak punya alasan. Aku, cuma tidak mau bertemu mereka, itu saja." Jawab Alvin tanpa menoleh kearah Faeza dengan nada yang dingin.
"Kenapa aku merasa kalau kakak adalah orang yang berbeda dari kakak yang aku kenal dulu. Apakah hidup di luar negeri membuat hati mu keras?" Kata Faeza dengan kesal. Karena dia tau betul bagaimana watak Zian. Tapi, kali ini dia seperti melihat sosok orang lain dari diri Zian.
"Fikirkan urusanmu sendiri! Jangan ikut campur dengan urusanku. Sekarang pergilah dari sini! Karena aku harus istirahat." Sahut Zian dengan acuh-tak acuh.
"Kenapa aku merasa kamu memang berbeda kakak. Aku sangat kecewa!" Setelah mengatakan itu, Faeza berdiri dengan wajah murung. Dia fikir akan menemukan Zian yang selalu menjadi idolanya, tapi tau nya dia hanya bertemu manusia yang tidak punya hati.
"Tunggu!" Faeza yang hendak berjalan menuju pintu keluar itu berhenti lalu menoleh kearah Zian.
"Ada apa?" Tanya Faeza dengan ketus.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com