"Saya ke kelas dulu !". Ucap Ana sambil mengembalikan handphon Naya.
"Gak nyangka ternyata kamu memang penyebab gagalnya pertunangan Putri, sepertinya aku harus hati-hati mulai sekarang menjaga suamiku agar tidak tergoda olehmu.". Kata Violin dengan sinis.
Ana benar-benar muak dengan Violin, di depan orang banyak dia mendekati Violin sambil menatapnya tajam dan berkata,
"Bukankah julukan itu lebih cocok untukmu?". Mendengar perkataan Ana semua orang di ruangan itu menatap Violin dengan ekspresi penuh arti. Terang saja Violin mulai hilang ketenangan.
"Apa maksudmu? kamu kira aku sepertimu? ". Tanya Violin.
"Sayangnya kamu tidak akan pernah bisa sepertiku karena aku tidak pernah merebut tunangan orang dengan memberikan tubuhku". Lanjut Ana seraya tersenyum licik.
Violin mulai geram karena dia mulai merasa tersindir. Sedang Ana menyeringai ke arah Violin dan pergi meninggalkanya.
Di Kantor Pusat MH Grup.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com