webnovel

chapter 15

dengan senyum sumringah aku pergi menuju kantor william dengan taksi untuk memberinya kejutan. tiket liburan ke bora bora pemberian mama tersimpan rapi di tas tanganku. mama tadi datang berkunjung untuk memberikan tiket liburan beserta akomidasinya untuk kami, kata mama sebagai hadia pernikahan dan kehamilanku. karena kami belum bulan madu, mama sengaja memesan tiket beserta akomidasinya untuk ku.

sekertaris william bangkit dari mejanya ketika melihatku."ssst.." bisikku. " aku ingin mberinya kejutan ".

" tapi bapak masih keluar makan siang bu". ujar sekertarisnya. " oh.. tapi nanti kembali kan?" tanyaku sedikit kecewa.

" iya bu, tapi mungkin setengah jam lagi, karena habis makan siang bapak ada meeting di sini"jawabnya. " baiklah, aku akan mrnunggunya. nanti waktu dia kembali jangan beritahu kalau aku di dalam" pesanku. " baik bu"

aku langsung masuk meninggalkan sekertaris william kedalam ruangan. aku duduk di kursi william sambil merapikan meja william yang sebenarnya sudah rapi.senyumku kembali mengembang mengingat tiket pemberian mama. setelah mengeluarkan tiket tersebut dari tasku aku kembali membaca namaku dan william untuk reserpasi."nyonya katia sami" gumamku meletakkan tiket kami di meja william.

dering telpon kantor william membuatku terjejut.aku melirik jam kantor william, baru 5 menit. gumamku.setelah 5 kali berdering telepon kantor william berhenti berdering sebelum kembali berdering lagi.aku bingung harus mengabaikan atau menerimanya.saat ku putuskan untuk menerimanya nada voicemail terdengar menjawab telpon kantor william." halo, ini telepon kantor william sami, silahkan tinggalkan pesan".

" ehem.." dahiku berkerut mengenali suara deheman penelpon."william ayah sudah berhasil mendapatkan tender baru jadi ayah sudah bisa mengembalikan uang yang ayah pinjam dari keluargamu. seperti janji kita, jika ayah berhasil mengembalikan pinjaman ayah, kau boleh membatalkan pernikahanmu dengan katia. soal kehamilan katia, ayah akan bicara pada katia agar dia mau membagi hak asuh anak kalian.ayah tahu kau dan katia menderita karena pernikahan ini, untuk itu ayah minta maaf. sekarang kau sudah bisa menceraikan katia. telpon ayah jika kau mendengar pesan ini". tut..tut..tut.

tanpa sadar aku menekan ulang suara voice mail ayahku. aku tak percaya apa yang baru ku dengar. ternyata dugaanku benar, william terpaksa menikahiku karena perjanjian dengan ayahku. aku cuma sebagai jaminan, dan ayah , kenapa tega melakukan ini padaku. aku putri satu satunya.entah berapa kali aku mendengar ulang suara voice mail ayah dengan air mata bercucuran.hingga pintu ruangan william terbuka memunculkan william yang terkejut melihatku. dia tersenyum melihatku hingga dia mulai menyadari air mataku.senyumnya langsung hilang dan segerah mendekatiku. melihat william mendekatiku dengan cepat aku bangkit dari dudukku menjauhinya, menyebabkan kursi william terlempar .suara voice mail ayah masih terus berputar.

" katia" panggil william bingung melihat reaksiku." jangan mendekat" teriak ku histeris membuat william terhenyak."katia ada apa?" tanyanya bingung.

" teganya kau?" pekikk."ternyata selama ini kau hanya berpura pura. aku cuma jaminan agar ayahku bisa meminjam uang keluargamu". membuat william menyadari suara voice mail ayah. wajahnya langsung pucat setelah mendengar pesan suara ayah."sayang" panggilnya mencoba mendekatiku lagi.

" jangan mendekat! jeritku.dia terlihat ragu ragu antara menghampiriku atau membiarkanku. " kalau kau berani mendekat aku bersumpah akan menjerit sekuat tenaga hingga seluruh orang di ruangan ini dengar" ancamku melihatnya hendak melangkah.

" kau tidak perlu membatalkan pernikahan kita." kataku sambil menghapus air mataku."aku akan mengurus perceraian kita".kataku meraih tas tanganku." kau bisa bebas mulai sekarang".

entah bagaimana aku meninggalkan kantor william, semua terasa seperti mimpi.pikiranku terasa kosong. aku mulai tersadar saat seorang anak kecil menabrakku. dia jatuh terduduk akibat menabrakku.

" maaf tante" ucapnya dengan wajah bersalah sambil mencoba bangkit."sayang kamu tidak apa apa? " tanta seorang wanita menghampiri anak kecil tersebut." maaf ya" ujar wanita tersebut yang merupakan ibu anak kecil itu padaku sebelum menarik anaknya pergi.

aku tidak mengenali lingkungan disekitarku, entah sejauh apa aku berjalan.saat melihat halte aku berjalan mendekatinya.setelah beberapa menit menunggu bis akhirnya muncul. seperti robot aku mengikuti para penumpang di halte menaiki bus tersebut." bu,,. telpon ibu bunyi" tegur seorang remaja membuatku menyadari dering telponku berbunyi. nama ayah muncul di layar ponselku. tanpa menjawab telpon ayah aku mematikan ponselku.

hari mulai gelap ketika supir bus menanyakan tujuanku. "bu, ibu mau turun dimana? ini uda tujuan terakhir".

" terakhir?" tanyaku sambil melihat keluar jendela."ini dimana?" tanyaku lagi tidak mengenali daerah tersebut." kota B"jawab supir." ibu nyasar ya? ibu mau kemana?"

" tidak. aku turun disini saja" kataku masih dengan pikiran kosong .

Próximo capítulo