webnovel

Kau Tahu Cara Bermain Player Unknown's Battle Grounds?

Editor: EndlessFantasy Translation

Robekan!

Erangan!

Pertarungan sengit!

Topeng Liu Zilang akhirnya terlepas...

"Kamu!" Suara bingung Pikachu terdengar.

Hmm?

Terbaring di tanah, Liu Zilang yang tidak berdaya kebingungan dengan apa yang dikatakannya.

Apa dia mengenalku?

Lalu, Pikachu itu melepaskan kostumnya sebagian sebelum ia menatap tajam Liu Zilang.

Tunggu sebentar, bukankah ia...kakak senior wanita baik hati yang membantunya memindahkan barang-barangnya di tahun pertama kuliah?

Liu Zilang bahkan ingat bertukar nomor ponsel dengannya pada saat itu.

Siapa namanya?

Ya!

Qin Xuanxuan!

Ketika Liu Zilang teringat namanya, dia tersenyum masam.

Sebenarnya, bukan sebuah kebetulan bagi Liu Zilang untuk bertemu dua orang dari sekolahnya secara berturut-turut di konvensi anime ini.

Pameran anime ini memang berlokasi sangat dekat dengan area kampus dimana Liu Zilang bersekolah. Bahkan, karena hari ini juga hari terakhir libur nasional, mereka yang pergi berlibur juga telah kembali. Karenanya, bertemu beberapa kenalan dari sekolah benar-benar bukanlah hal yang aneh.

Namun, bertemu dengan kakak senior wanita baik hati yang membantunya di tahun pertama di tempat dan waktu seperti sekarang, dengan keadaan seperti ini...

Liu Zilang tidak dapat berkata-kata.

Berbaring di tanah, Liu Zilang menyunggingkan senyum yang tampak lebih jelek dari menangis.

Dia bertanya kepada Qin Xuanxuan dengan kikuk, "Ehm...kak, bisa bantu saya berdiri?"

Qin Xuanxuan terpaku dan karena dia terlihat enggan, dia mendengus. Walaupun demikian, dia bergeser agar Liu Zilang dapat bangun dari tanah.

Liu Zilang bangun dengan cepat dan menepuk-nepuk bajunya sementara dia tanpa sadar mengangkat tangan lainnya untuk mencoba membantu Qin Xuanxuan membersihkan debu di kostumnya.

Disaat mengulurkan tangannya, Liu Zilang dengan cepat mundur dan berkata malu-malu, "Kak, kostum Pikachu mu...sangat lucu…"

Lucu matamu!

'Teknik Tabrakan Hebat' barusan hampir saja menendang Liu Zilang sampai mati.

Mendengar perkataan Liu Zilang, Qin Xuanxuan memelototinya. Dengan tatapan seolah dia paham tabiatnya, dia mencibir dan berkata, "Aku tidak menyangka kau orang seperti ini."

"Eh?" Liu Zilang termangu. Dia segera merespon dengan berkata, "Aku rasa kau salah paham. Ini hanyalah kesalahpahaman!"

"Salah paham matamu!"

Qin Xuanxuan berserapah saat mendengar apa yang Liu Zilang ucapkan. Citra 'kakak senior perempuan lemah lembut' di awal tahun ajaran baru telah sirna.

Terbakar amarah, dia mendelik ke arah Liu Zilang dan menambahkan, "Oke, bahkan jika itu adalah kesalahpahaman, bagaimana kau menjelaskan dirimu tentang membuntuti gadis-gadis muda?"

"Ehm..itu, juga, sebuah kesalahpahaman." Liu Zilang menggaruk kepalanya. "Sebenarnya, salah satu dari mereka adalah adikku."

Qin Xuanxuan jelas sekali tidak percaya itu bahkan wajahnya sampai menunjukkan rasa jijik.

Liu Zilang tidak punya pilihan selain mengeluarkan ponselnya untuk membuktikan. Pada akhirnya, setelah mengacak-acak albumnya, dia gagal menemukan foto yang menunjukan mereka berdua.

Dia sebenarnya memiliki foto-foto Zhang Xiaotong sendirian, tapi itu tidak akan pernah dapat dijadikan sebagai bukti. Hal itu hanya akan menunjukan bahwa penguntitannya sudah 'direncanakan sejak lama'.

Melihat Liu Zilang yang cemas, Qin Xuanxuan tidak bisa menahan tawanya. Dia lalu melambaikan tangannya dan berkata, "Oke oke, aku akan membiarkanmu kali ini karena kau adik kelasku."

"Jika kau orang lain...Hemm! Akan aku sunat dia!"

Mendengar kata-kata Qin Xuanxuan, dia teringat 'tendangan terbang' yang diterimanya tadi!

Liu Zilang merasa hatinya ciut karena merasa takut.

Setelah melihat yang terjadi barusan, dia punya semua alasan untuk percaya bahwa lawan bicaranya ini akan melakukan apa ia katakan.

Tiba-tiba, setelah Qin Xuanxuan selesai berbicara, dia mengamati Liu Zilang sebelum sontak berbicara dengan sungguh-sungguh, "Dik, kau masih muda, jadi dengarkan nasihat kakak kelasmu. Kau harus ubah perilaku ini. Jika tidak, akan jadi sulit di masa depan. Kau akan benar-benar menyedihkan jika kau menjadi salah satu dari Kimo-Ota!"

Apakah Kimo-Ota memakan semua beras dirumahmu?

Pikiran Liu Zilang saat itu masih dipenuhi sanggahan-sanggahan. Namun mendengar apa yang diucapkan Qin Xuanxuan, tanpa sadar ia mengangguk.

Ketika Qin Xuanxuan melihat Liu Zilang tampak 'berperilaku baik', dia tersenyum puas.

Dia mengeluarkan ponsel dari kantongnya dan melihatnya. Tiba-tiba, dia berseru, "Oh tidak, ini buruk! Orang-orang mencariku!"

Saat dia usai berbicara, dia memeluk kostum Pikachunya dan berbalik ke arah ia datang. Setelah beberapa langkah, dia melirik Liu Zilang. Dengan tatapan dingin, dia memberitahu Liu Zilang, "Aku pergi duluan, kau juga segeralah. Jangan sampai aku melihatmu melakukan hal buruk lagi!"

"Jika tidak, lain kali…"

"Eh?" Kebingungan, Liu Zilang menengadah namun orang itu telah berlalu.

Sialan, apa yang baru saja terjadi?

Memandangi Qin Xuanxuan dari belakang, Liu Zilang lalu menggaruk kepalanya yang kesakitan.

Dia hanya bisa berdoa bahwa kakak senior ini bukan 'penebar gosip'.

Jika ia salah satunya, maka 'hidup indah' yang ia dambakan di universitas ini akan kandas sebelum mulai.

Perempuan manapun yang mendengar bahwa dia adalah orang mesum yang suka menguntit akan secara alami menjauh.

Kembali ke rumah, Liu Zilang menerima panggilan dari Ran Maotong.

Di telepon, anak itu bersemangat sekali berbicara tentang bertemu Li Muqiu di konvensi anime hari ini. Dia juga meminta beberapa tanda tangan. Dia bahkan bertanya jika Liu Zilang mau satu juga.

Namun, Liu Zilang dengan santai mengucapkan dua kalimat sebelum dengan cepat menutup panggilan.

Dia sangat amat kesal sekarang. Walaupun dia telah berhasil menyingkirkan si bajingan Li Mufan, dia juga telah menempatkan dirinya pada masalah yang lain.

Meskipun begitu, dia telah merasakan sensasi yang berbeda dari tangan si kakak senior...

Sepertinya baik, kan?

Tidak!

Dasar hina!

Segera ketika pikiran itu mencuat, dia segera mengingatkan dirinya karena hal itu akan membuat dirinya benar-benar menjadi orang mesum seperti yang Qin Xuanxuan sebutkan.

Liu Zilang merasa perlu untuk introspeksi diri.

Apakah aku orang yang seperti itu?

Di sore hari, sekitar pukul tiga atau empat sore.

Liu Zilang sedang berada di kamarnya saat ia mendengar bunyi pintu dibuka. Dia menebak bahwa itu mungkin Zhang Xiaotong, dan dia merasa malu.

Dia lantas bangun dan menempelkan telinga kanannya di pintu ketika dia mencoba untuk menguping beberapa saat. Karena tidak terdengar apapun yang berarti, dia merasa lebih tenang.

Saat dia mengingat lamunannya di sore itu ketika dia berbaring di tempat tidur, Liu Zilang sedikit ragu. Di lalu memutuskan untuk memastikannya — untuk mencari tahu alasan sebenarnya mengapa ada jarak diantara mereka berdua.

Tadi malam, saat dia mengganti data untuk akun keduannya, dia menemukan akun QQ milik Zhang Xiaotong.

Ganbar profil Zhang Xiaotinf adalah karakter anime berambut putih dan sebuah kuas diantara giginya. Karakter dengan tampilan mungil dan lucu mirip dengan dirinya.

Namun ketika dia ingin menambahkan sebagai teman, dia perlu menyediakan pesan untuk persetujuan.

Liu Zilang berpikir beberapa saat dan mengetik, "Hai, ayo berteman."

Setelah mengirimkannya, Liu Zilang merasa gugup namun dia tidak dapat menjelaskan gugup karena apa.

Tidak butuh waktu lama untuk mendapat balasan.

Disetujui!

Liu Zilang seketika bangun, meraih ponselnya, dan menatapnya lagi untuk mengonfirmasi. Benarnya adanya permintaan pertemanan itu telah disetujui dan diam-diam dia merasa lega.

Jika dia ditolak dari permintaan pertemanan itu, dia tidak perlu ambil pusing soal rencana selanjutnya.

Liu Zilang lalu berbaring di tempat tidur dan menatap langit-langit. Dia hanyut dalam lamunannya sembari menggigiti kukunya.

Keduanya telah berteman, namun mereka tak saling mengirim pesan.

Meskipun semua orang mengatakan 'kesan pertama itu penting', Liu Zilang masih mempertimbangkan bagaimana dia dapat memulai percakapan.

Setelah merenungkannya sejenak, dia meraih ponselnya dan mengetik kata demi kata. "Begitu cepatnya, apa kau bermain internet juga?"

Perlu dikatakan, selain dari Liu Zilang, tidak ada satu orang pun yang akan menggunakan kalimat tersebut sebagai pembuka.

Dia tidak segera membalas. Butuh sekitar lima menit sebelum sebuah pesan muncul.

"Ya."

Apa?

Liu Zilang kaget. Apa anak ini selalu secuek ini di internet?

Jika semuanya berjalan seperti sekarang, siapa yang tahu berapa lama yang dibutuhkan sebelum mereka bicara tentang segala hal terkait kehidupan nyata.

Memiliki pikiran itu, Liu Zilang merasa kecil hati. Di benaknya, dia sudah berkeinginan kuat untuk menyerah.

Namun, pada malam hari, semuanya berubah seketika.

Sebuah pesan darinya.

"Boleh tahu apakah kau tahu cara bermain PlayerUnknown's Battleground?"

Membaca jelas pesan itu, Liu Zilang merasa sangat terkejut!

Ya!

Tentu saja dia tahu!

Próximo capítulo