Di ruang kosong itu pertanyaan Gu Lingsha menggema, akan tetapi Qi Lei tidak menjawabnya. Hanya embusan angin dingin yang berdesir dari lantai teratas tempat itu yang menyambut tanyanya.
Ketika Gu Lingsha hendak menyusul Qi Lei, dia telah terlanjur menghilang dari situ.
Tubuh Gu Lingsha gemetar karenanya, sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya dan mulai menangis.
Pasrah…
Entah kenapa janji yang pernah diucapkan Qi Lei seketika sirna tanpa bekas, membuatnya tak berdaya. Begitu bergumul dengan kegalauan itu.
Apa yang terjadi dengan janji yang akan menjaganya dengan sepenuh hati?
Apa yang terjadi dengan tekad untuk selamanya itu?
Satu-satunya orang yang sungguh-sungguh mengorbankan nyawanya untuk menjaga dirinya adalah Mu Lingtian, sedangkan yang lain cuma di bibir saja. Sungguh lidah tak bertulang.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com