webnovel

Terlalu Berat untuk Mencinta (1)

Editor: EndlessFantasy Translation

"Tuan, apa mau saya panggilkan Nona Wang ke sini?" Ah Mo bertanya dengan pelan setelah meletakkan dokumen di ruang kerja dan melihat Mu Yuchen keluar dari kamar tidurnya.

Mu Yuchen melirik ke arah gadis yang tertidur dan mengangguk. "Ambilkan juga pakaian bersih untuknya."

Kemudian dia berjalan ke arah ruang kerjanya.

Ah Mo mengangguk dan tidak berkata apapun lagi. Tidak biasa bagi Tuan Yuchen untuk kerja hingga larut, dan dia tidak suka diganggu saat sedang bekerja.

Jadi, Nona Xi juga adalah karyawan di Glory World Corporation dan seorang manajer yang cakap juga. Dia kelihatannya begitu muda dan cantik. Tidak heran jika Direktur Utama sebelumnya meminta Tuan Yuchen untuk bertemu dengannya.

Ah Mo tak mampu menahan rasa geli, saat mengingat apa yang Nyonya Besar minta padanya.

Sebenarnya keadaan Tuannya sama seperti gosip yang beredar di luar sana. Dia telah berubah menjadi orang yang dingin sejak empat tahun lalu. Saat ini, selain sifat acuh tak acuhnya, dia juga membatasi dirinya dengan orang lain. Dia menjadi lebih pendiam dari sebelumnya dan banyak orang yang merasa kesulitan dalam mendekatinya.

Ah Mo membatin, sepertinya akan sulit buat seseorang bisa membuat Tuannya ini menjadi orang yang ramah lagi.

Namun, akhir-akhir ini ada yang berbeda.. Tuannya cenderung lebih berbaik hati pada Nona Xi. Apakah dia itu pengecualiannya?

Nona Wang segera datang setelah menerima panggilan.

Nona Wang adalah kepala pelayan di vila Tuan Yuchen. Dia adalah penjaga rumah di Maple Residence. Usianya sudah lebih dari 40 tahun, tapi dia wanita yang sangat multitalenta dan bisa diandalkan.

Dalam tidurnya, Xi Xiaye tiba-tiba merasa hangat dan dingin sekaligus. Seseorang tampaknya memberinya obat yang membuatnya jatuh dalam tidur yang bahkan dia tak bisa menyadarkan dirinya. Dia juga merasakan seseorang membasuh keringatnya dan terkadang memberikannya minum air…

Ah Mo telah pulang seiring malam yang semakin larut, namun lampu masih menyala di dua ruangan lantai kedua Maple Residence.

Nona Wang mengetuk pelan pintu ruang kerja, hanya membukanya setelah didengarnya jawaban yang mengizinkannya masuk. Dia melihat Tuannya bekerja dengan giat di balik meja.

"Tuan, aku baru saja memberikan obat pada Nona Xi. Demamnya sudah turun dan sudah kuganti pakaiannya juga. Seprainya juga basah karena keringat, jadi kuganti juga," ujar Nona Wang pelan.

Mu Yuchen mengangguk saja tanpa menengadah untuk menatapnya. "Mmm, terima kasih atas kerja kerasmu. Sudah larut. Kau bisa pulang duluan."

Nona Wang membungkuk dan menjawab,"Baik, Tuan. Sudah kubuat bubur. Nona Xi banyak muntah, jadi aku khawatir dia lapar saat nanti terbangun…"

Mu Yuchen tidak membalas. Nona Wang kemudian bertanya, "Tuan, mau disajikan makan malam? Saya bisa membuatkan bubur juga."

"Tidak apa-apa. Tidak usah," Mu Yuchen membalas datar sembari membalik halaman dokumennya.

"Tuan, sebaiknya beristirahat juga. Saya akan segera pulang" nada suara Nona Wang terdengar khawatir. Dia khawatir bahwa dia akan mengganggu pekerjaan tuannya, jadi dengan sigap dia pun keluar.

Mu Yuchen mengangkat kepalanya saat mendengar suara pintu ditutup. Dia memijat ujung alisnya sebagai bentuk kelelahan padanya dan memejamkan matanya sejenak untuk beristirahat.

Pagi ini terasa lebih segar, setelah hujan semalaman. Udara pagi dan tanah basah yang mulai mengering, memberikan aroma kesegaran yang semerbak untuk siapapun yang menghirupnya.

Hembusan angin yang sejuk memasuki ruangan melalui celah balkon, meniupkan tirai yang berwarna cera. Sakit kepala tak tertahankan membangunkan Xi Xiaye dari tidurnya.

Dibukanya matanya dan dengan sekejap dia terbangun, kaget dengan keadaan sekitarnya.

Ini bukan apartemennya, bukan kamarnya!

Dia memperhatikan keadaan di sekelilingnya, ruangan itu sangat besar berwarna kuning jingga seperti warna langit sore. Lucunya, bentuk dan warna interior di ruangan itu hampir mirip dengan miliknya hanya saja ini lebih mewah! Sehingga dia yakin ini bukanlah kamarnya.

Dia pun dengan cepat bangkit. Karena gerakan tiba-tibanya itu, sakit kepalanya makin terasa. Diusapnya kepalanya dan mencoba mengingat apa yang terjadi semalam.

Dia ingat pergi ke Plaza New Era untuk melakukan inspeksi bersama Xiao Mei. Lalu dia bertemu dengan Han Yifeng di sana, kemudian kembali ke kantor. Setelah mengutus Xiao Mei kembali, dia pergi ke klub malam berkelas di bawah Emperor Entertainment City dan minum banyak, kemudian…

Minumannya hanya sedikit lebih banyak, kemudian dia tidak mampu mengingat apapun…

"Akhirnya kau bangun."

Suara rendah dan santai datang dari arah depannya. Dia melihat Mu Yuchen dengan pakaian santai abu-abu, wajahnya tampan, matanya menatap dengan ekspresi yang datar.

"Kau rupanya!"

Xi Xiaye terkejut, matanya terbelalak. Rambutnya terurai menutupi wajah pucatnya dan suaranya terdengar serak. "Kenapa aku bisa di sini?"

Kemudian dilihatnya dirinya dan sadar bahwa telah berganti baju. Dengan tidak sadar, dia menutupi dirinya dengan selimut.

Mu Yuchen melihat reaksinya itu. Dengan suaranya yang luar biasa tenang, dia bercerita,"Kau mabuk parah, kebetulan aku lewat dan melihatmu hampir tidak sadarkan diri tergeletak di pinggir jalan. Kau agak demam tadi malam dan Nona Wang yang merawatmu sepanjang malam."

Penjelasan sederhana itu menjelaskan semuanya.

Xi Xiaye lega, mengangguk dan berkata,"Terima kasih. Terima kasih banyak!"

Dia begitu berterimakasih pada pria ini, dia telah menolongnya lagi dan lagi.

Yu Chen mengangguk sebagaimana raut wajahnya melunak. Ditunjuknya pakaian di atas kursi di samping tempat tidur. "Pakaianmu di kursi. Nona Wang juga telah menyiapkan alat mandi. Kalau sudah selesai, kau bisa turun untuk sarapan."

Xi Xiaye melihat arah dia menunjuk dan melihat pakaian yang terlipat rapi. Begitu dia hendak mengatakan sesuatu, si pria telah beranjak.

Dia berusaha melawan rasa pusingnya itu dan beranjak dari tempat tidur. Diambilnya pakaian itu dan menuju ke kamar mandi.

Dua puluh menit kemudian, dia menuruni tangga dan melihat Mu Yuchen yang sedang membaca koran di sofa.

Sarapan pun telah tersaji, asap makanan masih mengepul menandakan makanan yang hangat.

Próximo capítulo